Suatu hari minggu, saya bersama isteri, anak dan dua ponakan, memilih untuk mengikuti misa di sebuah stasi pedesaan yang cukup udik. Gereja stasi sementara dipugar. Oleh karenanya, kami misa di dalam Katakombe Santa Maria dari Gunung Carmel Weepaneru, yang ada di Stasi Santo Markus Weepaneru. Katakombe dan stasi tersebut merupakan wilayah Quasi Paroki Kererobbo, Keuskupan Weetebula, di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Setelah misa di Katakombe yang nyaris dekat dengan pesisir pantai utara itu, saya mengajak isteri, anak dan keponakan saya untuk mampir di sebuah danau yang belum pernah kami kunjungi. Danau itu cukup terkenal dan kebetulan posisinya tidak jauh dari jalan yang kami lewati.
Nama danau itu adalah Wee Robaka. Terjemahan harfiahnya, air debu dapur. Wee Robaka terletak di sisi barat Desa Kalaki Kambe, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Dengan bantuan warga masyarakat sekitar, meskipun sempat tersesat sebentar, kami tiba juga di danau Wee Robaka. Ketika sampai di bibir danau ini, setelah menuruni jalan yang landai, kami terpana. Lebih-lebih putri saya, namanya Inya, langsung berteriak gembira, “Wow keren bapa. Kenapa tidak dari dulu bapa ajak kami.” Kemudian lanjutnya, “Tapi tidak apa-apalah, sekarang sudah sampai juga. Terima kasih bapa.”
Sambil senyum-senyum, kami segera bergegas merapat dan menginjakkan kaki di pinggir Wee Robaka. Saya mengamati profil dan performance-nya, danau ini cukup luas, sekitar satu hektar lebih. Panjang dan lebarnya seimbang. Airnya bening dan bersih, karena memang cukup dalam. Permukaan airnya tenang, namun sesekali tampak gulungan arus gelombang kecil karena terusik tiupan angin darat.
Lingkungan sekitarnya tampak hijau. Karena hampir seluruh kelilingnya ditutupi oleh pohon-pohon yang rimbun. Sehingga udara di siang yang cukup panas itu masih terasa segar dan membuat kami nyaman-nyaman saja serta cukup betah di Wee Robaka.
Dari profil dan performance-nya, tidak salah jika anak saya, Inya, menyebut danau Wee Robaka keren. Memang senyatanya danau ini sangat indah dan mempesona. Cocok sebagai destinasi alam alternatif, disamping pantai-pantai di daerah itu yang juga indah dan keren-keren. Apalagi lokasinya sangat strategis, daratan rata dan tidak jauh dari Tambolaka, ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Jaraknya tidak sampai sepuluh kilometer.
Hemat kami saat itu, seandainya Wee Robaka dapat dikelola oleh pemerintah atau swasta di daerah itu, alangkah bermanfaatnya. Daripada seperti sekarang ini, hanya dimanfaatkan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga setempat.
Wee Robaka dengan wajah yang masih tampak keren di siang hari minggu itu, kami tinggalkan setelah anak saya tuntas selfi ria. Maklum, Inya pernah menjadi Juara Pertama dalam ajang Pemilihan Duta Wisata Kabupaten Sumba Barat Daya 2016 dan Duta Wisata Berbakat Provinsi Nusa Tenggara Timur 2016.
Selamat datang di danau Wee Robaka, bila ingin menikmati sisi lain Sumba. ***
Rofinus D Kaleka *)
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!