Tadi sore, karena tidak ada kegiatan, saya jalan-jalan di DuMay. Ku buka google dan ku ketik keyword, "كتب الحبيب السعد". Google pun menampilkan beberapa website yang berisi kitab karangan Habib Sa'ad. Ku telusuri lebih lanjut, kutemukan kitab berjudul "السواك". Kuunduh hingga selesai dan ku buka dengan EbookDroid yang sudah terinstall di gadget ku. Kuhubungkan kabel dan kuhidupkan printer ku. Buku tentang siwak pun siap dilahap semalaman ini.
Ternyata ini termasuk buku tipis. Hanya 80 halaman. Membahas tuntas tentang siwak, atau kita sebut "bersugi". Dalam kesempatan ini, saya hanya akan berbagi sekitar 10 halaman yang sempat kubaca hingga waktu magrib tiba. Isinya sangat menarik, serta menggugah semangat kita untuk terus menggunakan siwak. Dan bagi yang belum memilikinya, pasti akan termotivasi untuk segera memiliki dan menggunakan siwak.
Dalam bukunya ini, beliau menjelaskan tentang siwak secara rinci dari dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang syar'i. Kedua, dari sudut pandang kesehatan.
Di mukaddimahnya, ada kisah penulis kenapa beliau hingga menuliskan tentang siwak ini. Berikut lebih kurang terjemahan bebas yang saya ringkaskan:
Sebab kutuliskan buku kecil ini adalah karena satu alasan. Suatu hari, saat aku sedang duduk, tiba-tiba satu gigiku rontok dan jatuh ke lantai. Kala itu aku berusia 70 tahun. Aku tak tega membuangnya karena mengingat selama 70 tahun gigi ini bersamaku. Dengannya aku memakan makanan enak dan mengunyah daging. Ya, 70 tahun persis ia selalu bersamaku. Tak pernah walau sedetik meninggalkanku. Padahal sahabat, keluarga dan kekasih sekalipun, mereka pernah meninggalkan kita walau sebentar.
Aku terus merenungi, mengingat jasa baiknya. Setiap hari, tiga jamuan makan selalu ku kunyah bersamanya. Sebulan aku telah mengunyah hidangan makanan sebanyak 90. Dalam kurun masa setahun, aku menyantap hidangan sebanyak 1080 kali. Dan, selama 70 tahun aku mengunyah 75.600 hidangan. Ini belum lagi untuk makanan ringan. Bagaimana mungkin pada hari ini aku setega ini melemparkannya dari kehidupanku.
Sebatas kemampuanku, kubersihkan gigiku ini, kuberikan ia wewangian, kubalut dengan kain, kutanam ia di samping rumahku. Sambil kukatakan, duhai gigiku, maafkan aku yang selama ini terkadang mengunyah makanan syubhat bersamamu. Kadang pula aku meminum minuman yang tidak jelas kehalalannya bersama mu.
Ini kulakukan karena aku tau bahwa menanam suatu bagian dari insan yang terpotong adalah sunat. Apakah itu kuku, rambut ataupun gigi. Ya, kulakukan ini karena mengamalkan perintah sunat itu. Tidak berlebihan, in syaa Allah.
Ini pula kulakukan karena menghormati sebuah nikmat besar yang diberikan Allah kepadaku. Ya, gigi adalah sebagian dari nikmat besar yang dianugrahkan Tuhan kepada hamba. Tuhan juga telah menyeru untuk tidak menyepelekannya. Ini semua dapat kita pahami melalui anjuran Nabi-Nya untuk bersiwak. Bahkan, jika bukan kasih sayang dan pengertian Nabi, sungguh siwak ini wajib bagi ummat Muhammad. Hingga beliau bersabda: Seandainya tidak memberatkan ummatku, sungguh kuwajibkan menggunakan siwak di setiap waktu solat.
Sekarang, aku ingin membahas tentang siwak dalam buku kecilku ini. Buku ini kubagi dalam dua bagian. Jika Anda, duhai para pembaca, ingin melihat dan mengetahui lebih lanjut, silakan rujuk dalam kitab yang lebih panjang dan lebih besar. Semoga buku kecil ini bermanfaat"
Begitulah lebih kurang maksud yang ingin disampaikan dalam pengantar buku siwak ini. Untuk sahabat yang ingin memilikinya secara gratis, bisa mencopot di link berikut ini:
http://archive.org/download/alsewak/%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%88%D8%A7%D9%83.pdf
Sebagai penghormatan dan ucapan terimakasih untuk penulis yang telah menggratiskan bukunya yang sarat ilmu pengetahuan ini, luangkan sejenak masamu untuk membacakan ummul quran kepada beliau, As-Sayyid Muhammad bin Alwi Alaydrus.
Lahu Al-Fatihah.........
Alhamdulillah makasih banyak @rta jadi pengen pakai siwak lagi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama-sama.
ALBK, Amalan Lama Bersemi Kembali.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
begitu mulianya para ulama memuliankan angota tubuhnya walaupun giri dan kuku
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kita juga bisa. Ikutlah mereka.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bagus postingannya, aku suka caramu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aku juga suka akunmu. Hehehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit