Burni Telong adalah Harapan ( Part V )

in indonesia •  7 years ago 

Sangat kesusahan masak, jangankan cuci tangan sebelum makan untuk minum aja kami sangat di perhitungkan.

image

Setelah kami mengisi air di Selter I ahirnya kami mencari-cari alat penerang, walau hari belum begitu gelap kami sudah bersiap-siap untuk melawan, ya meski cuma ada dua senter kami bawa, caranya satu senter di paling belakang di bawa sama bang Rizki dan satu lagi di tengah yang kami membawanya secara bergantian.

Baca : Burni Telong adalah Harapan Part IV

Kesulitan ya itu aku anggap sebagai bumbu dan yang paling berkesan untuk meraih puncak tinggi saat mendaki, tak ubah bagai mengapai bintang yang bersinar yang siap memunculkan keindahan pada malas yang dingin nan sepi.

"Kaca mata ku dimana"?? kata bang Naufal , setelah kami sudah melewati Selter II dan sedikit lagi sampai di selter III.

Jangan kamu bayangkan jarak yang dekat di pendakian sama rasanya kamu berjalan di jalan rata yang di penuhi taman semerbak wewangian bunga taman.

"Tadi saya lihat di letakan di tas" kata bang Azmi, aku perhatikan dia mencoba menenangkan bang Naufal.

"Waduh, diaman ya"katanya bagai berbicara pada diri sendiri.

Tak banyak bertanya kemudian saya berteriak kepada pendaki lain yang tidak jauh dari kami.

"Dek ike ara engon kaca mata mai pe" Aku berteriak dengan bahasa daerah Gayo, artinya kalau ada lihat kaca mata bawa kemari.

"Hana bang" Dia bertanya dengan bahasa Gayo karena di awal tidak mendengar apa yang saya teriakan artinya Apa bang.

Aku mengulang lagi dan salah satu dari mereka mengatakan.

"Bohmi bang" mereka mengatakan Iya.

Berasa bang naufal tidak puas dengan jawaban itu dia memutuskan untuk mencari kaca itu kembali kebawah.

"Aku cari aja kebawah" katanya sembari meletakan tas yang dia bawanya

"Kami tunggu di sini" jawab bang Irwan yang tak jauh dari aku saat itu.

Tak lama dari bang Naufal pergi kami melihat cahaya kembali muncul dari bawah pertanda bang Naufal sudah kembali.

Sebelum dia sampai aku sempat berpikir, gimana nanti kalau kaca itu tak di temukan kalau pendaki lain lewat pasti terinjak oleh mereka dan patah.

"Rupanya di tempat yang ada akar tadi" Kata bang Naufal dengan wajah yang tampak bahagia di tambah dengan rasa lelah pada wajahnya.

Akar yang di maksud bang Naufal, di perjalanan ada akar yang mengantung, tidak tau pasti itu kayu apa, yang jelas akar ini membantu memudahkan kami untuk berjalan karena dia bagai tali yang siap kami tarik dan menahan berat badan kami, karena ke elastisannya membuat aku dan yang lain terbantu untuk melangkah.

Istirahat sejenak mengembalikan napas yang sudah sulit untuk di atur, kemudian perjalanan dilanjutkan, aku bang Azmi, bang Hatta dan Bang Irwan duluan sampai ke Selter III, bang Naufal dan bang Rizki muncul setelah beberapa saat.

Tenda tempat peristirahatan kemudian segera kami siapkan, Basa-basi terlalu panjang memang saat kami menempatkan posisi yang cocok untuk istirahat. apalagi tim medaki ini semua anak Komunikasi kecuali aku hanya mahasiswa Antropologi.

Ahirnya tepatlah posisi dimana kami berbaring mencari kata lega, tempat yang rata, dan bagai di rencanakan ada kayu dan plastik untuk siap dibakar dekat tenda kami dirikan.

"Rejeki ini" ungkap ku

Sebelum aku menemukan kayu itu, kami juga mencari-cari kayu, meski hanya sedikit yang jumpa dan kecil tapi membantu untuk menghidupkan penerang dan penghangat bagi kami.

Ahirnya, Huhh

Bersambung...

24 Februari 2018

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Postingan yang sangat bagus...

Sep bereh hinan

Bereh that lage

Sebuah inspirasi postingan nya bang @sandramunawar

Sungguh luar biasa bang...
Kunjungi juga blog saya bang...

As a follower of @followforupvotes this post has been randomly selected and upvoted! Enjoy your upvote and have a great day!

Luar biasa pak,

Postingan yang sangat menarik bang...
Salam kenal bang..

Ike sempat gere demu kaca mata oyane, a ke turah ku jema pane aku kelemni ha..ha..ha..

Semoga lang mayo episode ke VI

Haha, tereh kite ke mai empu tempat a bang, oya pusing kite hahahha

Nume lang episode VI bang, Suwi kadang 😀😀

  ·  7 years ago (edited)

haha, sebuah pengalaman yang berharga, yang tak bisa dilupakan , ternyata story nya amasih terus berlanjut hehe,

Masih dong hahahy