Tentang Rasa Pada Buku

in indonesia •  7 years ago  (edited)

image

Jika kaka mu menghilang dari rumah, aku tidak khawatir, tapi satu buku hilang, aku tak bisa tidur.


Syukur adalah rasa yang mudah diucapkan dilidah, akan tetapi berat dihati bagi beberapa insan yang lupa mengucapkan atas karunia tuhan yang setiap tarik dan hembusan napas keluar dari dirinya perantara indera pencium atau mulut mungil masing-masing dari setiap kita itu nikmat yang dia beri.

Berkenalan dengan rekan yang baik idenya, sehat pikirannya merupakan karunia yang besar untuk ku, Di limpahkan oleh sang pencipta rasa cinta dan pencipta dari segala cipta bagi setiap mahluk di dunia yang fana.

Aku panggil dia Bang Dani, begitulah sosok berkulit putih, mata cipit mungkin faktor keseringan begadang karena aku sangat yakin bukan bawaan lahir, beliau ini juga mudah dikenali dengan wajah yang berjenggotan, tas kecil teman setianya itu juga menjadi ciri unik dari bentuk luar pria yang berdasarkan pengakuannya, "Aku tak pernah mengikuti pelatihan menulis dinda", tentu saja aku kaget mendengar ungkapan jujur dari lelaki penikmat kopi ini.

Kalau aku boleh jujur, suka sekali dengan gaya tulisan beliau ini dengan gaya sastra daerah, bak seni Didong Gayo yang tersusun baik kata-katanya, lembut kalimatnya, jangan kamu kira isinya tak tajam, bahkan setajam silet.

Menjadi pendengar yang baik, saat berdiskusi dengan dirinya, membuat aku semakin tau dan paham betul bagaimana potongan kata penuh isi, tak ubah puisi Ws. Rendra yang membuat aku terdiam ketika dibacakan, ah bang Dani, andai saja kita punya waktu lama untuk saling bertukar ide, tentu aku akan sangat bahagia.

Ditengah diskusi yang sedang berjalan tercetus dari mulut penuh seninya itu kata yang menggelitik hati dan mengerut dahi bagi istri saat mendengar ini, "Jika kaka mu menghilang dari rumah, aku tidak khawatir, tapi satu buku hilang, aku tak bisa tidur", katanya, aku tak tahan ketawa terbahak di depannya, aku melirik mata ke sekeliling, beberapa orang menoleh kearah kami.

Sebelum aku lanjut cerita, jangan kamu kira beliau tidak cinta dengan istrinya, bahkan dia telah menanamkan rasa percaya setelah beliau berkata "Kuterima Nikahnya".

"Jika buku di rumah satu lagi abang kumpulkan, Insya Allah akan ada perpustakaan di daerah kita, mulai dari buku zaman belanda, bahkan ada buku yang di tulis tangan" katanya menjelaskan dengan begitu apik, hingga membuat aku mangguk-mangguk tanda paham.

Tentu pesan dari cerita unik sosok wartawan salah satu media online ini begitu menarik untuk kita renungkan, bagaiman dia menimbulkan rasa cinta kepada buku yang sudah usang, tua, bahkan renta.

Bagaimana dengan kita??

image
Bang Hamdani


22 Maret 2018
Sadra Munawar

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Luar biasa bang @sandramunawar
Saya senang berkunjung ke post anda
Salam sukses bang @sandramunawar

Salam 👍👍

Mantap bg tulisan nya jadi termotivasi dan ingin terus belajar nulis setelah baca post bg

Alhamdulillah kalau termotivasi.
itu adalah kembanggan yang langka sekali dalam hidupku 😊

Tulisan yang sangat menginspirasi.. terimakasih telah berbagi
Salam
@iskandarawe

Terima kasih bang.
Salam literasi

Mantap sekali.. Postingan yang baik adalah ketika sipembaca seperti ''memutar film" dikepala ketika membacanya.. saya dapatkan di postingan ini. Nice

Waww, terima kasih sudah membaca dan berkomentar yang membuat saya naik telinga ni 😊

Haha.. Saya masih dalam belajar soalnya @sadramunawar

Saya juga bagian dari insan yang suka belajar sodara ku.
Maka akan sangat senang rasanya berjumpa dengan dirimu.

Salam literasi 😊

Bagiku dek, @sadramunawar buku tua yang baru kubaca, adalah buku baru. Teruslah menimba ilmu. Karena menimba ilmu, tidak harus lewat buku, wawancara mendengar dan melihat penomena alam.

Ini konsep baru lagi 😊😊
Berizin bang