Assalamualaikum sahabat steemit, Berbeda dengan cerita lain nya kali ini saya akan membahas tentang tempat pajak tetapi kami sering menyebut dengan pekan atau dengan kata lain pasar ungkapan hari pekan yang dikenal di beberapa daerah yang berarti hari saat pasar diadakan dalam selang tujuh hari (seminggu).
Singkil gampong siompin kecamatan suro, setiap hari senin mengalami kemacetan kerna kondisi tempat tersebut berdekatan dengan jalan melintas aatau jalan raya, kendaraan yang melintas terpaksa eksra baerahati hati bahkan, kendaraan sering kali harus berhenti beberapa menit menunggu kendaraan yang lain bergerak untuk melintas jalan tersebut.
Meskipun lapangan pasar tersebut tidak luas tapi kebutuhan yang hendak kita belli lengkap selengkapnya kerna apa yang kita ingin kan semua sudah ada tersedia walaupun tidak seberapa dengan pajak pajak gampong lain nya dan pedagang yang berjualan sebagian nya hanya terbuat dari tenda seadanya. Tapi itu tidak menjadi malu bagi mereka kerna memang itu sudah menjadi kebiasaan bagi orang yang berjualan.
Meskipun tempat berjualan tidak layak puluhan pedagang dari berbagai daerah itu, tetap berjualan di bawah tenda darurat seadanya para pedagang menjual berbagai dagangan seperti,sayur mayur, ikan, sembako, dan pakaian jdai sehinngga banyak warga yang datang untuk membeli.
Terkadang kasian melihat warga yang berjualan karena mereka mengatakan apabila hujan tiba semua dagangan basah karena keadaan lapak yanghanya ditutupi tenda darurat saja tidak bisa berbuat banyak, jika basah sayuran akan busuk sudah pasti rugi.
Tetapi sebagian tempat sudah layak karena sudah di bangun nya tempat orang yang berjualanan tapi sebagianya masih sama seperti dengan yang kemaren. Dan ketika berjualan nanti ada orang yang mengutip uang untuk pembayaran pajak, atau sering juga disebut uang untuk sapu dan yang mengutip tersebut meminta uang kepada penjual sebanyak RP 2000.
Setiap orang yang berjualan dikenakan sanksi dua ribu tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih kerna itu semua menjadi kesempakatan bagi gampong tersebut. Dan setiap kali pajak para pemuda di gampong menyempatkan mencari uang rokok atau pun uang jajan dengan menjaga parkiran yang di kenakan juga sebesar dua ribu hanya memasang tenda supaya kereta tesebut tidak kepanasan atau pun tidak kena hujan.
Penjual yang berbagi daerah seperti dari sedikalang berastagi menjuall berbagai sayuran dan buah, yang tertariknya penjual tersebut misalnya dari sedikalang dan baerastagi mayoritas agamanya ialah non muslim, tetapi warga sekitar tidak pernah membedakan mau membeli dengan siapa pun tidak membedakan Kristen atau islam, bagi gampong siompin tersebut sama. Karena mereka mengganggap hal yang di beli bukan sejenis makanan yang sudah siap saji di makan jadi menurut saya tidak ada salahnya.