Jatuh Cinta Berkali-kali dengan Mie Aceh

in indonesia •  6 years ago  (edited)

image

Berada jauh dari kampung halaman barangkali membuat kita mendadak menjadi orang paling melankolis di dunia. Semua kejadian di rumah dan tanah kelahiran tanpa ampun datang menggerutu. Bayangkan saja, segala kenangan yang terjadi puluhan tahun lalu dengan mudah teringat saat kita berada di tanah orang.

Ini bukan kelainan. Sama sekali bukan. Itu adalah fitrah manusia yang memiliki naluri rindu dan kepekaan hati. Bahwa rindu adalah berat hanya diucapkan oleh pengecut bernama Dilan. Adapun bagi orang-orang yang terbentuk oleh masa lalu yang tak mulus-mulus amat macam saya dan mungkin juga Anda, rindu adalah sesuatu yang indah dan patut dirayakan.

Setelah hampir setahun berada di Pematangsiantar karena tugas penelitian, saya mendadak menjadi orang yang paling sering merawat rindu. Bukan karena jago kandang. Tapi bagi saya, rindu tetap rindu. Ia harus dimunculkan sesekali agar ingatan terus terawat dan menjadi cambuk saat malas. Di sini, di Pematangsiantar, tak banyak yang dapat merangsang kerinduan itu. Barangkali hanya mie aceh.


image

Mie Aceh Dek Chima. Itulah nama sebuah warung sederhana yang ada di Pematangsiantar. Warung tersebut dimiliki oleh orang Aceh. Seorang pemuda dengan satu anak yang berasal dari Sigli. Ia sudah 4 tahun berjualan mie aceh di warung itu. Dan, setiap merindukan Aceh, saya selalu melakukan ritual makan mie aceh di warungnya.

Belakangan saya cukup sering mampir ke warungnya. Karena selain mienya yang enak, singgah di sini juga tentang merasa-rasa suasana kampung halaman. Meski pengunjungnya hampir 80% orang Siantar, Bang Azis, itulah namanya, tak sungkan memutar segala jenis lagu Aceh. Pertama makan mie di sini dia memutar lagu Bergek. Perfecto!

Beberapa kali ia juga pernah memutar ceramah-ceramah ustad kondang Aceh semisal Tgk Mulyadi, Tgk Yusri Puteh hingga Tgk Wahid. Hal-hal semacam ini membuat saya dan beberapa pengunjung yang merupakan orang Aceh cukup betah berlama-lama di sini. Dan yang lebih penting dari itu semua, mie aceh racikannya memang ajib. Saya jatuh cinta berkali-kali karenanya.


image

Atas nama rindu, semalam saya datang lagi ke warungnya. Dan tentu saja mie aceh plus daging sapi dan udang menu yang saya pesan. Ini adalah mie dengan tambahan menu yang paling sering saya santap di sini. Dan, jika tiba-tiba kita lapar, nasi putih siap diantar agar mie tadi memiliki kawan sepadan untuk disantap.

Saya tak ingat lagi entah sudah berapa kali singgah dan menyantap mie aceh di sini. Barangkali sudah puluhan kali. Ya, sepertinya memang puluhan kali dan saya belum menemukan bosan dengannya. Yang ada hanyalah sebuah kisah absurd. Semakin sering makan mie aceh di sini, semakin besar pula cinta yang jatuh padanya.

Nah, bagi teman-teman yang pernah dan akan bermain ke Pematangsiantar, barangkali bisa hubungi saya. Kita akan makan mie aceh dan ngobrol ringan di sini. Siapa tahu mie aceh ini akan masuk daftar makanan favorit teman-teman semua. Ini bukan promosi, lho! Hahaha. Salam literasi.


image

Regards

@samymubarraq

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Kalau melihat mie seperti ini pasti tidak tahan mie aceh memang hana dua

Hahaha.. Auto lapar teuh.. Wkwkwkwk

Bertahun tahun saya mengonsumsi mie aceh, yang paling saya suka tetap mie instan pakai bumbu mie aceh, haha. Tapi bukan yg di iklan yaaaa, oupsss... 😅

Hahaha.. Belum rasa mie Aceh buatan saya karena.. 🤣🤣🤣

Ooohhh, bisa jadi bisa jadii!! Haha

bener .. cuma sebentar di luar aceh aja udah rindu mie acehnya

Hehehe.. Yang di luar pasti tahu betul rasanya rindu Aceh.. :)

Mie aceh itu nikmat yang membawa sengsara, apalagi kalau dimakan malam hari. Lezat di lidah, tapi bikin perut buncit bagi lelaki di atas 45 tahun. Buat @samymubarraq sih, belum ngaruh.

Oh ya, yang benar itu "mie aceh" dan bukannya "mie Aceh" sebab aceh di sini sudah menjadi bagian dari jenis makanan dan bukannya nama daerah. Sama seperti "sate padang", "nasi padang", atau yang lainnya.

Hahaha.. Asli, Bang @ayijufridar.. Rasanya memang maknyuss.. Tapi seperti Bang Ayi bilang tadi, untuk mengonsumsi lewat tengah malam agak-agak gimana gitu ya.. 😂😂
Terima kasih perbaikan redaksi katanya, Bang Ayi.. Sudah saya ganti.. :)