Di bawah ini aslinya tulisan status rekan saya di FB, Hasanudin Abdurakhman. Karena menarik dan penting, saya upload di sini. Namun karena terlalu panjang, tulisan ini saya ringkas. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada Bung Hasanudin. Begini tulisan hasil ringkasan itu:
Banyak lulusan sarjana dari PTN ternama belum kunjung dapat kerja. Beberapa di antaranya bahkan sudah lulus S2. Apa masalahnya? Tidak ada keahlian (skill) yang cocok dengan pasar kerja.
Jangankan lulusan S1 atau S2. Saya yang lulusan S3 pernah berhadapan dengan situasi itu. 11 tahun yang lalu, saat saya pulang dari Jepang, dengan gelar doktor, dan 4 tahun pengalaman kerja riset di Jepang. Saya mengirim begitu banyak CV ke berbagai perusahaan. Tapi tak ada yang berminat menerima saya. Kenapa? Bukan karena saya tak punya keahlian. Tapi keahlian saya tak cocok bagi bisnis mereka.
Akhirnya saya diterima masuk di sebuah perusahaan kecil yang baru berdiri. Keahlian yang saya jual di situ adalah kemampuan saya berbahasa Jepang.
Ilmu fisika memang bukan ilmu yang dibutuhkan oleh industri kita, yang umumnya hanya industri perakitan. Apa boleh buat. Mahasiswa fisika harus melengkapi diri mereka dengan keahlian lain, seperti komputer, elektronika, atau keahlian lain di luar bidang fisika, seperti pemasaran dan penjualan. Atau, kemampuan berbisnis.
Tidak sedikit yang salah kaprah, melanjutkan hingga S2. Secara tegas harus saya katakan, melanjutkan ke S2 tidak akan ada manfaat tambahan, kecuali kalau ia ingin jadi dosen atau peneliti. Di dunia industri, kualifikasi itu tidak diperlukan.
Setiap kali saya memberi kuliah ke kampus, ini yang saya sampaikan. Sebenarnya ini tidak spesifik masalah mahasiswa jurusan fisika. Ini untuk semua mahasiswa.
Rencanakan kuliah! Pastikan Anda punya sesuatu yang bisa Anda jual saat lulus. Anda akan masuk ke pasar kerja. Apa yang bisa Anda tawarkan ke pasar? Anda harus punya sesuatu yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Sebuah keahlian yang berguna untuk menyelesaikan masalah bisnis.
Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak tahu bagaimana kondisi pasar. Mereka tidak tahu peta pasar, apa yang dibutuhkan pasar, dan tidak punya target, bagian mana yang hendak mereka masuki. Mereka kuliah tanpa panduan, sibuk mengumpulkan kredit dan nilai, tapi tidak mengumpulkan keahlian. Setelah lulus mereka bingung, karena tidak kunjung dapat kerja.
Stay in touch with your future! Itu pesan yang sering saya sampaikan. Tetapkan dunia mana yang akan Anda masuki. Identifikasi, apa keahlian yang diperlukan untuk masuk ke situ. Rencanakan kuliah yang memastikan Anda mendapat keahlian itu. Kalau tidak tersedia dalam kurikulum kuliah, cara jalan lain untuk mendapatkannya. Kursus, seminar, magang, atau belajar mandiri.
Intinya, siapkan diri untuk masuk ke pasar kerja. Tanpa keahlian, Anda hanya akan dinilai sebagai kumpulan daging dan tulang. Maka bersiaplah untuk jadi buruh yang bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisik, dengan daging dan tulang. ***