Foto: FIA/Kompas
Gelaran Formula E di Jakarta terus dibayangi masalah. Ada dua hal utama yang masih menjadi ganjalan bagi acara ini, yaitu lokasi balapan dan commitment fee yang dinilai terlalu mahal.
Sampai saat ini lokasi balapan masih belum jelas setelah Sekretariat Negara menolak kawasan Monumen Nasional (Monas) dijadikan lokasi balapan karena dikhawatirkan akan merusak struktur bangunan bersejarah. Kandidat terkuat saat ini adalah Ancol yang akan menjadi lokasi balapan.
Sedangkan beberapa politisi Kebon Sirih mempersoalkan commitment fee yang harus dibayar oleh Jakarta sebagai penyelenggara, yang dinilai jauh lebih mahal dibandingkan yang dibayarkan oleh kota-kota penyelenggara lainnya.
Namun kegaduhan ini juga tidak lepas dari sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebagai salah satu kandidat kuat calon presiden yang berasal dari luar koalisi partai penguasa, tentu portofolio politik Anies di Jakarta banyak mendapat serangan. Setidaknya bom waktu telah ditanam, yang siap dibuka kembali pada 2024 jika dibutuhkan.
Untuk meredam kegaduhan ini Anies menunjuk petinggi Ikatan Motor Indonesia (IMI) sebagai panitia penyelenggara balapan. Hal ini karena beberapa anggota IMI juga merupakan politisi yang memiliki pengaruh, seperti Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni yang ditunjuk sebagai ketua penyelenggara dan Ketua MPR Bambang Soesatyo sebagai ketua dewan pengarah.
Ditunjuknya dua politisi penggila otomotif dari kubu koalisi partai penguasa ini merupakan langkah cerdas untuk memuluskan gelaran Formula E Jakarta 2022.