Foto: Antara/Kumparan
Salah satu hal yang paling mahal di kota besar adalah tanah. Jutaan orang berebut ruang hidup di tanah kota yang terbatas, akhirnya kenaikan harga tidak terhindarkan.
Sudah sejak lama hunian di kota-kota besar beralih ke hunian vertikal, membeli hunian horizontal adalah kemewahan yang tidak semua orang mampu. Rumah tapak menjadi impian yang tidak akan bisa didapatkan sebagian besar orang di kota besar seumur hidupnya.
Akhirnya, hunian vertikal sewa pun menjadi pilihan, layaknya di kota-kota besar lain di dunia. Pemerintah kota membangun apartemen-apartemen bersubsidi untuk warganya. Akhirnya rumah bukan lagi soal kepemilikan properti, tapi akses kepada hunian yang layak. Yang penting bisa menempati, walau sewa.
Di kota dengan transportasi publik yang kurang memadai, kendaraan pribadi adalah pilihan paling rasional. Begitu pula dengan di Jakarta, kendaraan pribadi adalah moda transportasi paling efisien bagi sebagian besar warganya. Dan masalah yang mengikutinya selain kemacetan lalulintas adalah ketersediaan lahan parkir.
Sepeda motor adalah moda transportasi paling populer di Jakarta, karena murah, cepat, dan mampu menembus kemacetan ibu kota. Jutaan sepeda motor lalu lalang di Jakarta setiap harinya, dan terus bertambah. Untuk mengatasi terbatasnya lahan parkir, akhirnya parkir sepeda motor pun tumbuh ke atas.
Foto di atas memperlihatkan sebuah area parkir sepeda motor di Jakarta yang mengusung konsep baru. Dengan elevator, sepeda motor mampu dibawa naik-turun tempat parkir dengan mudah. Hal ini tentu menghemat tempat dan biaya. Mungkin dalam beberapa tahun ke depan area parkir bertingkat seperti ini akan semakin banyak di kota-kota besar.