Foto: ABC/Suara
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa Prabowo Subianto akan kembali maju dalam Pemilihan Presiden 2024. Prabowo sendiri belum memberikan pernyataan apa pun soal ini, namun jika ada peluang menang bisa diprediksi Prabowo akan ikut bertanding.
Hasrat Prabowo Subianto untuk merebut kursi RI-1 merentang panjang hingga puluhan tahun lalu. Sebagai menantu Presiden Soeharto dengan karier militer yang moncer, bukan hal aneh jika Prabowo bermimpi untuk menggantikan sang mertua. Bahkan, Prabowo diberhentikan dari jabatan Panglima Kostrad pada 1998 oleh Presiden Habibie karena diduga menggerakkan pasukannya ke sekitar Istana Negara dan mengancam kedudukan presiden. Jika dugaan Habibie ini benar maka ini adalah upaya pertama Prabowo merebut kekuasaan.
Upaya Prabowo berikutnya adalah melalui konvensi penjaringan calon presiden yang diadakan oleh Partai Golkar pada pemilihan presiden langsung pertama tahun 2004. Kembali gagal, Prabowo kemudian keluar dari Partai Golkar dan mendirikan Partai Gerindra sebagai kendaraan politiknya. Pada Pemilihan Presiden 2009 Prabowo secara resmi berkontestasi sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Peluang menang melawan petahana memang kecil saat itu, popularitas Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sangat tinggi dan kembali terpilih dengan meyakinkan.
Namun, 2009 memang hanya batu loncatan bagi Prabowo. Tujuannya adalah membangun koalisi jangka panjang dengan PDIP untuk menyongsong Pemilihan Presiden 2014 ketika Presiden SBY tidak dapat lagi berkompetisi. Ternyata muncul calon tak terduga, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga didukung oleh Partai Gerindra muncul sebagai kekuatan baru. Popularitasnya dari Pemilihan Gubernur Jakarta 2012 terus bergulir kencang hingga 2014. PDIP pun mengabaikan janji mendukung Prabowo pada 2014 dan memajukan Joko Widodo.
Setelah itu, Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 menjadi saksi kerasnya pertarungan Jokowi dan Prabowo. Publik terbelah hingga bertahun-tahun setelah pilpres usai. Bahkan bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi tidak sanggup menyatukan publik yang telanjur terbelah.
Hingga saat ini, sudah tiga kali Prabowo berpartisipasi dalam pemilihan presiden. Sekali sebagai calon wakil presiden, dan dua kali sebagai calon presiden. Jika Prabowo kembali maju dalam Pemilihan Presiden 2024, maka itu akan menjadi partisipasinya yang keempat kali. Jadi, setidaknya sudah 20 tahun Prabowo mengincar kursi presiden sejak konvensi Partai Golkar tahun 2004.
Karena itu, tidak mengherankan jika popularitas Prabowo sudah nyaris 100 persen. Hampi seluruh orang di Indonesia mengenal Prabowo Subianto. Masalahnya, elektabilitas Prabowo saat ini masih berada di level yang kurang lebih setara dengan dua kandidat lain, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Padahal, popularitas keduanya masih di bawah Prabowo. Artinya, jika Ganjar dan Anis mulai berkampanye dan memperkenalkan diri mereka, besar kemungkinan elektabilitas mereka masih bisa naik lagi.
Di sinilah Prabowo harus berhitung peluang menang dan biaya yang harus dikeluarkan untuk maju dalam pilpres. Juga, menjaga suara Partai Gerindra dalam Pemilihan Umum 2024.