Assalamuaallaikum..
Sebelumnya kita sudah banyak melewati tradisi atau adat istiadat sebelum hari H acara pernikahan suku Alas dilaksanakan. Tradisi – tradisi tersebut memang selalu dilakukan sejak dulu secara turun menurun.
Dan masih banyak tradisi lagi yang akan dilewati di hari H acara pernikahan suku Alas. Nah mau tau apa saja tradisi - tradisi tersebut? langsung saja kalian baca ke bawah ya..
Sebelum dilangsungkannya akad nikah maka dirumah calon pengantin wanita akan diadakan terlebih dahulu tradisiTangis Dilo. Tangis Dilo artinya adalah Ratapan/Menangis di waktu Subuh. Tangis Dilo sebenarnya hampir sama dengan Melagam, tetapi yang menjadi perbedaannya ialah Tangis Dilo ini dilakukan oleh calon pengantin wanita kepada ibunya. Calon pengantin wanita akan menangis sambil mensyairkan kata – kata yang berupa penyesalan atas kesalahan semasa hidupnya apabila ada menyusahkan kedua orangtuanya. Tangis Dilo ini juga sebagai bentuk permintaan izin kepada sang ibu agar kiranya si ibu tulus memberi restu kepada akad yang akan terlaksanakan beberapa jam kedepan. Tangis Dilo juga hanya dilakukan oleh calon pengantin wanita dengan ibunya saja didalam kamar.
#picturebygoogle
Setelah beberapa jam tradisi Tangis Dilo terlewati maka akad akan dilaksanakan, calon pengantin laki – laki datang bersama keluarganya ketempat kediaman calon pengantin wanita untuk melakukan proses akad nikah.
#picturebyme
Biasanya setelah akad nikah selesai, maka pengantin laki –laki dan pengantin wanita akan di Pangekhi lagi oleh orangtua pengantin wanita.
#picturebyme
Dan sehabisnya pengantin laki - laki akan tetap tinggal di kediaman pengantin wanita untuk mengikuti acara pernikahan di rumah pengantin wanita. Dalam acara pernikahan, maka tamu undangan akan datang dengan membawa beras satu bambu yang diletakkan pada sumpit, uang, kado, dan bebek. Tamu undangan akan pulang dengan membawa kembali sumpit yang diisikan nasi, daging dan sayur.
Pada umumnya masyarakat suku Alas mengadakan Pemamanan dalam acara pesta pernikahan itu. Pemamanan dilakukan oleh paman wanita dimana sang paman mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memenuhi segala keperluan pesta dirumah keponakannya. Pemamanan juga tidak lepas dari kuda, dimana pengantin wanita dan pengantin laki – laki serta keluarganya akan di arak dengan menaiki kuda dari ujung jalan yang sudah ditentukan ke tempat kediaman pengantin wanita dengan diiringi musik syair – syair Melagam.
#picturebyinstagramAzmipagan
Apabila tradisi Pemamanan telah selesai, maka tradisi Naruhi dilanjutkan. Naruhi adalah proses mengantar pengantin wanita dan pengantin laki – laki ke tempat kediaman laki – laki. Mereka akan diikuti dengan sejumlah keluarga pengantin wanita beserta sebagian anak gadis kampung. Pada saat tiba dirumah pengantin laki – laki maka keluarga pengantin wanita langsung dihidangi makanan. Setelah itu keluarga pengantin wanita akan pulang, dan yang hanya tertinggal adalah anak gadis kampung dan dua orang tua yang mengetuai anak – anak gadis tersebut atau sebagai kepala rombongan. Anak – anak gadis ini tujuannya untuk menemani pengantin wanita tidur di rumah pengantin laki – laki pada malam pertama dan juga untuk mengikuti tradisi Mepahukh.
Mepakhur dilakukan oleh anak gadis kampung pihak pengantin wanita dan anak lajang kampung pihak pengantin laki – laki. Mepahukh dilakukan setelah pukul 23.00 sampai pukul 04.00, dimana anak gadis yang berada didalam rumah pengantin laki – laki tersebut akan berkenalan dengan anak lajang kampung. Tetapi anak lajang kampung hanya boleh berkenalan dan berbicara lewat jendela. Dulu, anak lajang memberi sarung kepada anak gadis sebagai simbol suka. Dan apabila anak gadis menerima sarung tersebut maka tandanya anak gadis itu juga memiliki perasaan yang sama. Tidak lama kemudian setelah itu, maka anak lajang akan datang bersama keluarganya untuk melamar sang gadis. Berbeda dengan sekarang, dimana anak lajang tidak lagi menggunakan sarung sebagai simbol suka. Mereka langsung bertukar nomor telepon saja. Hal inilah yang membuat citra tradisi Mepakhur hilang.
#picturebyme
Sebenarnya tujuan dari tradisi Mepahukh ini adalah sebagai wadah pendekatan atau pencarian jodoh, dimana agar anak gadis suku Alas menikah dengan anak lanjang bersuku Alas juga tetapi dengan Marga yang berbeda. Akibat pernikahan tersebut maka akan lahir anak yang menjadi cikal bakal penerus orang bersuku Alas.
Setelah membaca postingan ini, pasti kalian akan berpikir begitu banyaknya tradisi yang dilakukan di hari H acara pernikahan suku Alas, bukan? tradisi diatas memang dilakukan semua di hari H acara pernikahan. Berbeda dengan postingan sebelumnya, tradisi tersebut hanya dilaksanakan sebelum hari H acara pernikahan.
Akhirnya selesai sudah pembahasan saya mengenai tradisi - tradisi sebelum dan sesudah acara pesta pernikahan suku Alas.
Semoga kita semua masyarakat Alas selalu menjaga tradisi - tradisi ini, agar tradisi ini selalu hidup di Tanoh Alas kita tercinta.
Dan semoga juga postingan saya bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi setiap pembacanya.
Sekian dari saya mengenai Tradisi Pernikahan Suku Alas. Terimakasih, Wassalamuallaikum..