KERIS SIWAH GARUDA :PUSAKA SULTAN ACEH

in indonesia •  7 years ago 

Banda Aceh / SUA - Aceh is the most westernmost province of Indonesia, located on the northernmost part of Sumatra Island. The province that has undergone many name changes, starting from the Special Region of Aceh, Nangroe Aceh Darussalam Province and currently has been defined as the Government of Aceh, has a million mysteries and long history, also known as the land of rencong.

Rencong land, taken from the word rencong which is a kind of weapon that became the symbol of the strength of Aceh in the face of various enemy attacks. Rencong also became one of the customary symbols used during the day of custom and culture such as marriage, welcoming guests and other traditional ceremonies.

Initially, rencong and siwah were the great weapons of the kings of Aceh, as the heirs of the throne of the Acehnese kingdom Tuanku Sulaiman told the Acehnese General's crew some time ago, "The sultan had two weapons, one rencong and the other siwah, but the sultan did not once wearing siwah like Hulubalang, worn by the Sultan is Siwah Garuda.


Many Acehnese people themselves do not know about this Aceh Sultan's Pusaka "story.


Siwah Garuda that we rarely hear so far and very little reference about the historic objects that were made of special materials and made with special treatment as well. Still according to Tuanku Sulaiman, Siwah Garuda made of 18 types of metal colonies of Aceh first, dikalamkan with makrifat. It was named Siwah Garuda because its top depicted the head of a garuda bird encrusted with gems.

Same with other heirloom objects such as Crown King, Keris and rencong, this Siwah also has a magical and mystical story accompanying it. Siwah Garuda this khabarnya can not be revoked from the sheath unless the revoked are the heirs consisting of the lineage of King / Sultan of Aceh.

It is said that khabarnya, Siwah Garuda is also able to find prey by itself according to the command of his master and this object is still well stored. "Currently siwah Garuda still exist and stored well" explained Tuanku Sulaiman.

The majestic equipment of the King of Aceh that is still intact today, such as Siwah Garuda, is the magnificent garment of the King of Aceh pinned by earlier Acehnese Kings. Siwah Garuda was held during the reign of Sultan Johansyah and subsequently given to the Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam and used by generations by the Kings of Aceh.

Siwah Garuda whose eyes are like siwah while the upper part is garuda shaped, inlaid with gems with the upper garuda shaped is symbol of the greatness of the sultanate of Aceh first, first used by Sultan Johansyah / Sultan Aceh Pertama (1100 AD) who then reigned in the kingdom of Lamuri.

Lamuri Kingdom is the embryo of the kingdom of Aceh Darussalam. Many historians have discussed Lamuri, some of them claiming that Lamuri comes from the words Rami (Ramni) in the Arabian term (400 AD). These words by the Chinese call Lan-Li.Yang Lan-Li referred this is Lamuri in our community dialect which supposedly the location of the center is pande village now.

Siwah Garuda is used for generations up to the time of Sultan Sulaiman Ali Iskandarsyah and last used by Sultan Alidin Mahmudsyah II "Every sultan who ascended the throne will hold this siwah, until the hands of Ali Mugayatsyah" said Tuanku Sulaiman.

"After the Aceh kingdom was forced to fight with the Dutch and then the Dutch had succeeded in mastering Kotaraja and entering the Inner Palace, Siwah Garuda and some other heritage objects were rushed to be rescued by the royal family at that time" said my lord Sulayman continued.

Tuanku Sulaiman also stated that all the inheritance of the Kings of Aceh which are currently still well preserved, will be issued at the right time later. "In time comes the equipment of the king of Aceh will be issued for the evidences of the past history that now many do not know it" he concluded.

In addition to Siwah Garuda, Rencong Aceh named Rencong Pancasila is one of the heirlooms of Aceh King who always with the King of Aceh from generation to generation. Rencong is said to still be stored in a very secret place.

*************************** INDONESIA *******************************

 Banda-Aceh/SUA – Aceh merupakan provinsi paling ujung Barat Indonesia, terletak dibagian paling Utara Pulau Sumatera.  Propinsi yang telah mengalami banyak perubahan nama, mulai dari Daerah Istimewa Aceh, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan saat ini telah ditetapkan dengan sebutan Pemerintah Aceh, memiliki sejuta misteri dan sejarah yang panjang ini, dikenal juga dengan sebutan tanah rencong.

Tanah rencong, diambil dari kata rencong yang merupakan sejenis senjata yang menjadi lambang keperkasaan Aceh dalam menghadapi berbagai serangan musuh. Rencong juga menjadi salah satu perlambang adat yang dipakai disaat hari besar adat dan budaya seperti perkawinan, penyambutan tamu dan upacara adat lainnya.

Pada awalnya, rencong dan siwah adalah senjata kebesaran raja-raja Aceh, sebagaimana yang disampaikan oleh pewaris tahta kerajaan Aceh Tuanku Sulaiman kepada awak Suara Umum Aceh beberapa waktu yang lalu,  “Sultan memiliki dua senjata, satu rencong dan satunya lagi siwah, tetapi sultan tidak pernah memakai siwah seperti Hulubalang, yang dipakai oleh Sultan adalah Siwah Garuda.Banyak masyarakat Aceh sendiri yang tak tau tentang Pusaka  Sultan Aceh ini”kisahnya.Siwah Garuda yang jarang kita dengar selama ini dan sangat sedikit referensi tentang benda bersejarah itu ternyata terbuat dari bahan khusus dan dibuat dengan perlakuan khusus pula. Masih menurut Tuanku Sulaiman, Siwah Garuda terbuat dari 18 jenis logam jajahan Aceh dahulu, dikalamkan dengan makrifat. 

Diberi nama Siwah Garuda karena hulunya bergambarkan kepala burung garuda bertatahkan permata.Sama dengan benda-benda pusaka lainnya seperti Mahkota Raja, Keris dan rencong, Siwah ini juga memiliki cerita magis dan mistis menyertainya. 

Siwah Garuda ini khabarnya tidak bisa dicabut dari sarungnya kecuali yang mencabut adalah para ahli waris yang terdiri dari garis keturunan Raja/ Sultan Aceh.Konon khabarnya, Siwah Garuda ini juga bisa mencari mangsa dengan sendirinya sesuai perintah dari tuannya dan benda ini masih tersimpan dengan baik. 

“Saat ini siwah garuda masih ada dan tersimpan dengan baik” jelas Tuanku Sulaiman.Peralatan kebesaran Raja Aceh yang masih utuh sampai sekarang, seperti Siwah Garuda ini merupakan pakaian kebesaran Raja Aceh yang disematkan oleh Raja-Raja Aceh terdahulu. Siwah Garuda pernah dipegang pada masa Pimpinan Sultan Johansyah dan selanjutnya diberikan kepada Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam dan dipakai secara turun temurun oleh Raja-Raja Aceh.

Siwah Garuda yang mata seperti siwah sedangkan hulunya berbentuk garuda, bertatahkan permata dengan hulunya berbentuk garuda ini merupakan lambang kebesaran kesultanan Aceh dahulu, pertama dipakai oleh Sultan Johansyah/Sultan Aceh Pertama (1100 M) yang waktu itu beliau memerintah di kerajaan Lamuri.Kerajaan Lamuri merupakan cikal bakal kerajaan Aceh Darussalam. Banyak ahli sejarah yang mengupas tentang Lamuri, diantaranya ada yang menyatakan bahwa Lamuri berasal dari kata-kata Rami (Ramni) dalam sebutan orang Arab tempo dulu (400 M). Kata-kata ini oleh orang Tionghoa menyebut Lan-Li.Yang dimaksud Lan-Li ini adalah Lamuri dalam dialek masyarakat kita yang konon pusat lokasinya adalah kampung pande sekarang.Siwah Garuda ini dipakai turun temurun sampai dengan masa Sultan Sulaiman Ali  Iskandarsyah dan terakhir dipakai oleh Sultan Alidin Mahmudsyah II.

“Setiap sultan yang naik tahta, akan memegang siwah ini, sampai ketangan  Ali Mugayatsyah” tutur Tuanku Sulaiman.“Setelah kerajaan Aceh terdesak perang dengan Belanda dan waktu itu Belanda telah berhasil menguasai Kotaraja dan masuk ke Istana Dalam, maka Siwah Garuda dan beberapa benda pusaka lainnya dilarikan untuk diselamatkan oleh keluarga kerajaan waktu itu” kata tuanku Sulaiman melanjutkan.

Tuanku Sulaiman juga menyatakan bahwa seluruh pusaka Raja-Raja Aceh yang saat ini masih tersimpan dengan baik, akan dikeluarkan pada saat yang tepat nantinya. “pada saatnya tiba peralatan kebesaran Raja Aceh tersebut akan dikeluarkan untuk pembuktian sejarah masa lalu yang kini banyak tidak mengetahuinya” pungkasnya.Selain Siwah Garuda,  Rencong Aceh bernama Rencong Pancasila merupakan salah satu pusaka Raja Aceh yang selalu bersama Raja Aceh secara turun temurun. Rencong ini konon masih tersimpan ditempat yang sangat rahasia 

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!