Rugi Samsul Bahri Kerena DebusteemCreated with Sketch.

in indonesia •  7 years ago 

image

Warung sederhana milik Samsul Bahri di jalan lintas Nasional Meulaboh-Tapak Tuan bernasib malang. Usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga kini sudah tutup sejak dua perusahaan besar melakukan aktivitas di Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatam Meureubo, Kabupaten Aceh Barat dan Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya.

Letak warung Samsul Bahri memang dikepung oleh aktivitas PT. Mifa Bersaudara dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dua perusahaan itu bergelut dengan batu bara.

image

Jika angin bertiup dari Barat, debu batu bara PT. Mifa Bersaudara menyerang warung Samsul Bahri. Saat angin selatan warung Samsul Bahri kembali dilanda musibah dengan paparan debu dari PLTU. " Iya. Sejak dua perusahaan ada di sini, warung saya terpaksa tutup," kata istri Samsul Bahri, Risna Niati- hari Selasa 23- 01-2018.

Sebelum dua perusahaan itu meniup "virus", di kawasan itu, istri Samsul Bahri mengaku, usaha warungnya mampu menjual nasi rata-rata sebanyak tiga bambu beras atau enam liter per hari.

Sebagai pelanggan utama, mobil-mobil angkutan umum yang melintasi jalan depan warungnya serta tamu-tamu dari luar Aceh, seperti dari Padang, Sumatera Barat.

image

Tetapi, bisnis Samsul Bahri itu kini hanya tinggal kenangan- warungnya sudah sejak 2012 sampai 2018 tutup. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Samsul Bahri pun terpaksa beralih pekerjaan.

Bermodalkan becak, Samsul Bahri sehari-sehari bekerja mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar. "sayang saya lihat suami, badan sudah kurus sejak kerja cari kayu bakar, ini terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari" kata istri Samsul Bahri, sedih.

Sembilan menceritakan keluhannya soal debu batu bara, Risna Niati sekali-sekali menunjukan lemari bekas usahanya itu, ditimbun debu batu bara.

Ironisnya, abu kecil berwarna hitam itu, bukan saja merayap ke lemari usaha Samsul Bahri, namun hingga ke kamar mandi. " Bagaimana kita buka warung debu banyak, orang tidak mau singgah lagi karena debu," protes Risna Niati.

Dampak debu tidak hanya dirasakan oleh keluarga Samsul Bahri. Menurut pengakuan Muklis, kepala dusun Gelanggang Merak, Desa Suak Puntong yang terkena musibah di wilayah itu sebanyak 56 kepala keluarga.

Jika terus dibiarkan, maka dikhawatirkan berimbas bagi kesehatan warga.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Saya sudah upvote dan follow, mohon follback ya. Terima kasih :)

Terimakasih kembali @venture.ninja 😁

Semoga ada penyelesaiannya ya!

Iya bg, semoga demikian,

Informasi yg bagus. Kebetulan saya mau bikin penelitian ttg MIFA ini. Lebih-lebih masalah respons dari masyarakatnya terhadap wacana yg berkembang. Sebagian yg ditampilkan di media agaknya sepakat dgn adanya pencemaran dari MIFA, kalau yg lainnya gimana ya kira-kira?

Iya Kaka. Semoga pemerintah komit menyelesaikan permasalahan warga disana. Bagus x kalau kk ingin meneliti masalah ini. Kami siap membantu jika dibutuhkan.

Mantap bro @sudirman
Terus semangat
Salam stemit dan salam KSI