Setiap ada hari libur, selalu dijadikan kesempatan untuk jalan-jakan, eksplorasi daerah yang belum pernah dikunjungi atau mendatangi sahabat, teman dan saudara di suatu tempat sudah biasa kami lakukan. Mumpung sehat, mumpung bisa...
Siapa kira ketika sedang liburan hari besar di sebuah pantai ada kisah horor yang kami alami.
Kami berangkat rombongan bersama pemuda pemudi dari kampung. Touring ala-ala menggunakan sepeda motor masing-masing yang apa adanya. Sekian jam perjalanan akhirnya sampai juga. Lelah, kami beristirahat berserakan. Ada yang di warung ada yang di pasir pantai sedangkan saya karena bawa anak langsung pasang tenda. Sekadar melindungi anak dari angin dan debu.
Beberapa teman langsung eksplorasi tempat yang unik, indah dan ramai dibicarakan orang. Saya sendiri bukan gak mau sana sini lihat lokasi, tapi sudah jadi emak dengan balita yang gak bisa jauh dari ibunya ya sudah ngurus anak dulu yang pertama. Resiko ngebolang bawa anak.
Setelah anak nyaman, beberapa teman sudah kembali dari keluyurannya, bersama suami saya baru bisa jalan-jalan. Sambil gendong anak saya bawa kamera lumix. Saat itu hanya saya yang bawa kamera. Yang lain pakai kamera ponsel semua.
Kami terus menelusuri sisi pantai. Hingga sampai di gugusan karang dan melihat cekungan mirip goa gitu lah. Kami masuk. Sementara anak digendong ayahnya, seperti biasa kesempatan ini saya gunakan buat photo-photo.
Motoin anak dan suami, motoin tempat yang bagus dan hal-hal yang menurut saya menarik. Tiba-tiba anak nangis. Keras tidak seperti biasa. Bukan karena lapar atau sakit, entah kenapa.
Saya dan suami pikir mungkin digigit serangga yang kami gak ketahui. Akhirnya puas gak puas kami lanjut jalan lagi. Kasihan anak.
Sampai tenda anak masih nangis. Saya gendong dan apa-apain nangisnya gak mau berhenti. Saran yang lain termasuk pemilik warung di situ yang kami sewa salah satu lapaknya untuk beristirahat kami, saya dan anak masuk tenda. Sambil tidak lupa membaca doa sebisa-bisa. Kebetulan hari pun menjelang sore.
Saat yang lain makan-makan dan bikin acara seru-seruan saya masih berusaha nenangin anak. Sholat gantian dengan suami. Jelang magrib anak baru berhenti nangisnya. Kasihan, langsung tidur. Pasti sangat lelah.
Semakin malam suasana semakin ramai. Bukan rombongan kami saja yang bikin acara di tempat itu tapi banyak juga pengujung lainnya. Saya tetap di tenda saja. Suara dan acara teman-teman masih jelas terdengar karena memang masih di situ juga.
Iseng saya lihat kamera dan buka buka photo hasil jepretan sebelum nya. Terkejut ketika melihat photo-photo di dekat karang yang menyerupai gua ada yang ikut diphoto selain anak dan suami. Sepertinya (jelas) perempuan dengan pakaian putih panjang. Entah siapa karena tadi kan hanya saya, anak dan suami saja.
Kalau itu pantulan cahaya jelas bukan karena dalam karang mirip goa ga ada cahaya masuk. Kalau itu asap rokok jelas bukan. Suami tidak merokok. Dan dalam photo kami melihat jelas kok "perempuan" itu.
Setelah diskusi sama suami, tanpa bilang apa-apa ke teman lainnya saya dan suami sepakat menghapus semua photo itu.
Ingat anak tadi nangis gak wajar pikiran langsung mengarah ke sana. Saya memeluk anak begitu erat sambil terus berdoa sebisa mungkin.
Salah satu teman di rombongan kami yang orangnya cukup alim dan taat tanpa kami beritahu malah mengajak semua rombongan salat berjamaah di sekitar tempat kami istirahat itu. Iya, meskipun sedang happy yang namanya kewajiban tetap harus dilakukan. Apapun kondisi nya.
Setelah larut malam, tinggal beberapa orang yang terjaga baru suami ngobrol ke temannya terkait pengalaman kami dan soal photo itu.
Semua sepakat dan setuju photo itu dihapus. Teman-teman lain juga pada melihat hasil pepotoan mereka, takut ada yang ikut diphoto juga. Kalau ada akan dihapus, biar tidak ikut, biar tidak sakit. Konon katanya kalau disave, bisa diikuti. Wallahualam.
Esok harinya kami masih melanjutkan acara. Anak saya sudah senyum lagi seperti biasa. Sampai kami pulang kembali ke rumah alhamdulillah baik-baik saja.
Kami tidak jera main ke sana. Justru kami masih penasaran karena anak nangis saat itu kami belum eksplorasi semuanya. Suatu saat ingin ke sana lagi. Dengan lebih berhati-hati pastinya.
Ihh takut😨😨
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga bisa diambil hikmahnya ya :) trims sudah voted
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wah pengalaman yang seram ya, alhamdulilah Fahmi nya ngga kenapa Napa teh Okti.... Baca doa di mana mana tempat itu wajib dan masuk ke mana pun wajib baca salam
Semoga lain kali ngga kejadian lagi
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Andai ada fotonya 😁
Salam,
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit