Sumber: Panji Masyarakat, 1982/ Koleksi @tinmiswary
Tuan dan Puan Steemians…
Kenalkah Tuan dan Puan dengan Frans M. Parera? Bagi peminat buku, apalagi penggila buku tentu kenal dengan nama ini.
Parera adalah salah seorang tokoh dalam dunia perbukuan di Indonesia. Dia juga pernah aktif sebagai redaktur senior di Gramedia.
Parera sendiri juga seorang penulis yang tekun. Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Parera, di antaranya: Opini Masyarakat, Reformasi Kehidupan Bernegara; Demokrasi dan Otonomi dan buku Mengenang Romo Mangun (editor). Parera juga menjadi editor dalam buku “Surat-Surat Politik Iwan Simatupang yang diterbitkan LP3ES.
Foto: Panji Masyarakat, 1982
Dalam buku Pustaka Kita, Dari Pemerintah ke Kultur Membaca, Parera yang bertindak sebagai editor, dengan mengutip Roanald Barker dan Robert Escaprit, menyebut bahwa ditemukannya mesin percetakan tidak diimbangi oleh kemajuan sikap masyarakat. Seharusnya, mesin percetakan tersebut bisa digunakan untuk melipatgandakan buku. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya, di mana pada era 1960an, menurut Parera, minat baca di Eropa sendiri terlihat menurun.
Sementara itu, kondisi di Indonesia pada tahun-tahun tersebut pun serupa dan memprihatinkan, kata Parera seperti dikutip Majalah Panji Masyarakat edisi 1982.
Menurut Parera, dari hasil riset yang dilakukan pada 1974-1981, di Indonesia terdapat empat golongan pembaca.
Pertama, pembaca sekali-kali yang sangat jarang membeli buku, apalagi berlangganan majalah atau surat kabar. Kedua, pembaca komik yang hanyut dalam dunia fiktif. Model pembaca ini juga jarang membeli buku dan lebih suka meminjam atau menyewa buku. Ketiga, pembaca majalah dan koran. Mereka pada umumnya tidak memiliki uang untuk membeli buku dengan harga mahal. Keempat, pecinta buku dan para otodidak yang gemar membaca dan membeli buku.
Dari hasil riset tahun 1982, menurut Parera, dari 150 juta penduduk Indonesia, 83% terdiri dari masyarakat yang berpengetahuan rendah, sementara 16% penduduk Indonesia baru membaca setelah kebutuhan pokoknya terpenuhi. Bacaan mereka juga hanya seputar majalah hiburan, koran dan novel.
Menurut Parera, pada tahun 1982, hanya 1% penduduk Indonesia yang menjadi pembaca objektif dalam pengertian pecinta buku. Kelompok inilah, menurut Parera, yang kemudian menjadi “duta” untuk melakukan kampanye minat baca di tengah masyarakat.
Dari penjelasan Parera di atas, yang saya kutip dan ramu kembali dari Majalah Panji Masyarakat tahun 1982, dapat disimpulkan bahwa buku sama sekali tidak bernilai di hadapan masyarakat yang “malas membaca.” Sebaliknya, harkat sebuah buku hanya akan terangkat dalam komunitas masyarakat yang gemar membaca (reading society).
Dengan demikian, jika Tuan dan Puan hendak mendistribusikan buku-buku, maka pilihlah komunitas yang “gemar” membaca, bukan komunitas “penimbun” buku yang notabene adalah “pemalas.”
Jika Tuan dan Puan salah memilih tempat, maka Tuan dan Puan akan kecewa nantinya, pada saat buku-buku itu dibuang, dibuat sebagai bungkusan martabak dan kertas timbangan. Sebagai pemulung buku, saya sudah sangat sering “menikmati” pemandangan ini.
Dan mirisnya lagi, pada tahun 2017, minat baca masyarakat kita masih rendah, bahkan menurut media, minat baca di Indonesia menduduki posisi ke 60 dari 61 negara.
Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…
Sepertinya saya harus kenalan ni dengan Frans M. Parera.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Buku
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Trums infonya. Semoga tetap bisa menjadi kutu buku kayak Pak Frans
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
God post Abi sameer
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tengkiyu😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Gerakan Indonesia Membaca ala steemian akan bergerak pada kenyataan bahwa kedepan warga Indonesia akan kuat dalam hal bacaan dan tulisan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @tinmiswary! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit