Tuan dan Puan Steemians…
Dalam dunia kepenulisan kita dihadapkan pada dua hal yang idealnya mampu kita imbangi. Pertama, kuantitas yang bermakna jumlah tulisan, dan kedua, kualitas yang berarti mutu, taraf atau derajat dari tulisan yang kita hasilkan. Nah, kira-kira aspek mana yang penting didahulukan, kuantitas atau kualitas?
Masing-masing kita tentunya memiliki jawaban tersendiri tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Idealnya, seperti telah kita singgung pada paragraf pertama, kedua aspek ini dapat berjalan beriringan. Artinya akan lebih mantap rasanya jika kita mampu menghasilkan banyak tulisan yang berkualitas. Dengan demikian kedua aspek tersebut dapat terpenuhi, jumlah dan kualitas.
Tapi, tidak semua orang mampu memadukan aspek kuantitas dan kualitas dalam waktu bersamaan. Apalagi bagi penulis pemula, seperti saya misalnya, tentu akan kesulitan untuk berada pada level ideal seperti telah kita ulas di atas. Lantas aspek mana yang harus didahulukan bagi kita yang masih belajar menulis?
Bagi saya, kedua aspek ini sangat penting. Saya memosisikan kualitas pada urutan pertama yang kemudian disusul oleh kuantitas. Tapi pada saat kita (contohnya saya) belum mampu menulis dengan kualitas tinggi, apakah kemudian harus memilih berhenti menulis sembari meningkatkan kualitas? Saya memilih untuk menjawab tidak, sebab jawaban serupa ini cenderung lebih aman demi menjaga eksistensi seorang penulis, khususnya pemula.
Pada saat kita belum mampu menulis dengan baik dan “berkuwalitet” (mengutip istilah generasi terdahulu), maka menulis dengan mengedapankan kuantitas adalah lebih baik, dibanding dengan tidak menulis, atau berhenti menulis hanya karena dibayangi “hantu” bernama kualitas. Jika kita terus memelihara ketakutan terhadap kualitas, maka “cita-cita” menjadi penulis akan gagal sama sekali.
Teruslah menulis sebanyak mungkin (kuantitas) sembari terus belajar tatacara menulis yang baik (kualitas). Seiring perjalanan waktu, dengan banyaknya tulisan (kuantitas) yang kita kerjakan secara tekun (produktif), “hantu” kualitas yang tadinya terlihat jauh, akan mendekat dengan sendirinya melalui usaha yang tiada henti. Sebab kualitas hanya dapat diasah melalui kuantitas. Semakin banyak, maka semakin terasah.
Menulis adalah aktivitas praktis, bukan sekedar teoritis. Segudang teori yang Tuan dan Puan pelajari sama sekali tidak akan berarti, tanpa melalui proses latihan yang terus-menerus (kuantitas). Dengan demikian, tidak perlu merasa risih, risau dan khawatir jika tulisan-tulisan kita dianggap tidak, atau belum berkualitas oleh para pembaca.
Pada suatu hari nanti, mengutip lirik lagu Saleem Iklim (Suci dalam Debu), dengan usaha dan ketekunan, tulisan-tulisan kita pasti bercahaya dan debu pun akan jadi permata (kualitas). Sampai suatu ketika Tuan dan Puan akan tertawa terbahak, atau menggeleng ke kiri dan ke kanan saat membaca tulisan-tulisan yang Tuan dan Puan tulis, tiga atau empat tahun lalu. Jika Tuan dan Puan sudah mengalami kejadian ini, tertawa dan menggigit-gigit pulpen ketika membaca tulisan-tulisan lama yang bertumpuk itu, maka itu artinya Tuan dan Puan sudah paham apa itu kualitas.
Sebab itu buanglah rasa takut itu!
Namun demikian, di akhir tulisan yang mungkin tidak berkualitas ini, saya tidak menyarankan Tuan dan Puan untuk seenaknya menulis “telur-telur hiu” alias bohye, brus putus atau rabutu untuk mengejar kuantitas dan produktivitas. Kewarasan dan akal budi harus tetap dikedepankan, sebab itu adalah modal utama kita menuju ke maqam kualitas.
Demikian dulu Tuan dan Puan, lain waktu disambung kembali…
Gud post Rakan 😊😊 bantu upvote yaaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tengkiyu, kita memang harus saling membantu😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kadangkala isi kepala dan kelihaian tangan tak berbanding lurus bg.. jd lah tulisan acak2an..hahahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Acak2kan pun sebuab produk tgk, patut dihargai😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
“Menulis itu semudah bicara, tutup mulutmu dan tulislah.” Quote terbaik untuk memotivasi orang. 😁👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Laen pu tapeugah teuman, haha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Menulis setiap hari karena menulis adalah kebutuhan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya bang, tentang menulis adalah kebutuhan sudah pernah sata posting di steemit jg😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Antara kualitas dan kuantitas, baiknya hanya dalam "menurut".
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Menurut Pak Turut😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semangat menulissssss
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kiat untuk menjadi penulis yg bagus adalah menulis dan terus menulis....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Benar Senior😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Menulis adalah terapi jiwa. A self healing. Berlatih terus menerus, otomatis meningkatkan kuantitas dan kualitasnya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tengkiyu senior😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit