Demi Kemanusiaan dan Etika, STOP Upload Foto dan Video Vulgar Korban

in indonesia •  7 years ago  (edited)

images (6).jpeg
Gambar

Hallo Steemian

Tulisan ini saya buat berdasar pada keresahan saya pribadi dan beberapa teman yang saya ajak berdiskusi tentang hal yang sangat marak terjadi belakangan ini di media sosial.

Kita perlu mengkampanyekan bagaimana etika dan moral yang harus dipunyai oleh kita semua sebagai pengguna internet dan sosial media untuk bijak dalam mengangkat atau mengungkapkan berita.

Mungkin niatnya baik mengabarkan suatu kejadian atau membagikan berita terkait kejadian, baik kecelakaan lalu lintas, bencana alam dan lainnya. Namun ada hal yang sudah dilupakan, yaitu etika dan moral kita ketika kita menunjukkan secara vulgar foto dan video korban tanpa saringan.

Beberapa hari terakhir ini misalnya, beredar secara viral di sosial media, baik Facebook, Instagram, Tweeter, Youtube dan lainnya terkait berita musibah meledaknya sumur minyak di Aceh Timur yang sampai dengan tilisan ini saya buat, dikabarkan api masih menyembur dari sumur minyak dan belum berhasil dipadamkan. Pemerintah Aceh dengan pihak-pihak terkait sedang terus berupaya memadamkan api yang menyembur.

Terlepas dari penyebab kejadian ini, saya ingin kita fokus terhadap pemberitaan 'liar' yang diposting secara liar juga oleh orang-orang yang tidak paham bagai mana mengabarkan kejadian, lalu melampirkan foto bahkan video.

Gampang sekali beredar di media sosial foto-foto mengerikan dari korban ledakan dan kebakaran tersebut, ya sangat mengerikan bahkan. Terlihat sangat jelas bagaimana kondisi korban meninggal dunia yang hangus terbakar, korban yang masih hidup tetapi dengan kondisi yang menyedihkan. Foto dan videonya beredar luas.

Menurut saya, tidaklah ada larangan menunjukkan foto maupun video terkait kejadian seperti contoh di atas. Namun, ada etika terkait kemanusiaan yang harus dikedepankan, misalnya dengan mengaburkan atau mensamarkan foto atau video korban yang tidak pantas ditunjukkan karena kondisi yang mengerikan dan menyedihkan.

Pewarta jalanan (kalau boleh saya menyebutnya demikian) perlu mengedepankan etika dan moral demi kemanusiaan dalam menunjukkan foto maupun video atas kejadian yang dijumpai. Demi kemanusiaan, demi menghormati korban, apakah korban meninggal dunia maupun korban hidup. Mereka berhak dilindungi keadaannya, tidak dipublikasi secara vulgar dan liar.

Perhatikan bagai mana pewarta media resmi mengabarkan berita tersebut lalu bandingkan dengan bagaimana pewarta jalanan mengabarkannya.

#1. Pewarta resmi mengabarkan dengan bahasa yang sederhana dan foto yang tidak menunjukkan korban yang mengenaskan dan menyedihkan (beretika dalam menampilkan foto).

20180426_110553.png
Serambi Indonesia

Screenshot_20180426-110832.jpg
Detik.com

20180426_111029.png
liputan6.com

#2. Pewarta jalanan menunjukkan bagaimana kondisi korban dengan sangat vulgar dan menyedihkan tanpa saringan

20180426_112547.png
Saya mengambil salah satu postingan yang beredar di Facebook dan sengaja mengeditnya karena menurut saya tidak pantas ditunjukkan tanpa saringan, cukup satu contoh ini saja sudah dapat menggambarkan betapa liar dan tanpa etika.

Adalah kewajiban kita sebagai pengguna sosial media yang paham akan etika ini untuk mengkampanyekan hal ini kepada masyarakat pengguna media sosial agar lebih bijak dalam mengabarkan, menunjukkan dan menyebarluaskan berita.

Screenshot_20180426-113128.jpg
Himbauan-himbauan seperti ini perlu kita sebarluaskan untuk membuat pengguna media sosial lebih bijak. Demi menjaga etika dan menghormati korban.

Semoga kita semakin membijak.

Semoga berkenan

Best regards
Yahbang @yaisardinarto
Screenshot_20180217-212519-01-01.jpeg

Screenshot_20180402-193540-01.jpeg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

sejalan....👍

Setujuhhhh

Butoi that nyan...ramee yg keu galak2 watee mengabari sipeu peu hai.

Yang peunteng beretika, mandum tanyoe setuju kan bang @rezaacoi?

Sepaham

Terima kasih bang @rismanrachman

Setuju bang, aku malah kalau di facebook atau media sosial apapun langsung remove as friend orang kayak gitu bang. tapi masih ada yang luput dari sensor itu foto korbannya bang.

Betul, saya baru liat ada yang luput sensor saya, paling tidak pesannya tersampaikan.

Penting kita untuk bijak dan menghormati hak korban secara kemanusiaan, baik meninggal dunia maupun cedera.

betul bang, aku sering naik pitam lihat kelakuan orang orang yang suka share kesadisan seperti itu bang.

Kegelisahan kita bersama.....