Menarik sekali tulisan bang Kemal di opini harian Serambi Indonesia hari ini, membaca judulnya saja pun kita merasa lemah lunglai. Setelah baca isinya, sebenarnya isinya menohok, saya cenderung judulnya lebih cocok dengan kalimat AKADEMISI LEUMAH BANGAI.
Sejatinya memang akademisi harus mampu menjadi mesin penggerak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di linkungannya karena secara teori mereka sudah melakukan "ujicoba" di kampus sebagai laboratorium, untuk kemudian bergeser sedikit keluar pagar kampus mereka.
Alih alih menjadi mesin penggerak perubahan, seperti sebekum paragraf penutup, lagi lagi saya sepakat dengan pandangan bang Kemal mengenai indikator menghilangnya daya refleksi karena sibuknya para akademisi sharing poto dan info tak bertuan di group group medsos, karena inilah cara paling mudah untuk mengaktualisasikan diri tanpa harus berfikir keras untuk menulis sendiri.
BTW, bang Kemal harus "bertanggungjawab", tolong beri resep, bagaimana cara menyembuhkan penyakit Leumah Bangai ini? 😀