Tentang Kata-kata Bersuku Tunggal
Lumayan banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari penggunaan kata bersuku tunggal (satu suku kata saja). Misalnya bom, bon, cat, cek, las, teh, dan tes. Kelompok kata ini hampir selalu ditandai dengan dua huruf konsonan yang mengapit satu huruf vokal (k-v-k). Ada juga yang terdiri atas empat huruf (dengan komposisi k-k-v-k, misalnya kata khas atau berpola k-v-k-k, contohnya kata teks).
FOTO: Susan, Dinas Arpus Aceh.
Mengevaluasi isi buku, termasuk aspek kebahasaannya.
Sejauh yang saya amati, sebagian pengguna bahasa Indonesia masih kerap keliru atau paling tidak masih "galau" dalam penulisan dan pelafalan kata-kata bersuku tunggal ini. Terutama ketika ia dijadikan kata kerja aktif transitif (kata kerja yang memerlukan objek). Misal, Saya mengecat dinding, adik mengelas pintu besi.
Nah, pada contoh kalimat majemuk setara di atas saya gunakan dua kali kata kerja bersuku tunggal, yakni mengecat dan mengelas (berasal dari kata dasar cat dan las).
Pertanyaan yang muncul, kenapa kata kerja tersebut tidak saya tulis dengan mencat dan melas atau menlas seperti sering kita temukan dalam banyak teks atau percakapan?
Begitu juga dengan kata bom. Saat terjadi serangkaian kasus bom bunuh diri di Surabaya baru-baru ini, kata kerja menggunakan bom hampir semua ditulis awak media dengan membom, bukan mengebom. Padahal, bentuk kedua (mengebomlah) versi yang benar atau paling dianjurkan.
Mengapa di antara semua prefiks (awalan) dan kata bersuku tunggal itu muncul huruf e? Alasan peneraan huruf e di situ adalah karena varian dari prefiks pembentuk verba banyak ragamnya. Mulai dari me-, mem-, men-, meng-, menge-, hingga menye-. Nah, di antara enam varian tersebut, para ahli bahasa maupun KBBI menganjurkan bahwa untuk kata kerja bersuku tunggal maka prefiks pembentuk verbanya haruslah menge-, bukan me-, mem-, ataupun meng-, apalagi menye-.
Pertimbangan lain pemilihan opsi itu adalah untuk memudahkan pengucapan semua kata kerja bersuku tunggal sehingga tak menimbulkan kesukaran saat pelafalannya atau menimbulkan suara letupan di mulut. Misalnya untuk kata bom. Tentu lebih enteng mengucapkannya dalam versi mengebom daripada membom dan pengeboman daripada pemboman.
Alasan lainnya adalah untuk memudahkan pemenggalan suku katanya. Tentu lebih mudah dan tak terasa janggal memenggal kata menge-teh daripada men-teh atau menge-bor daripada mem-bor.
***
Nah, berikut ini adalah daftar kata bersuku tunggal dan bentuk baku penulisannya ketika mendapat prefiks pembentuk verba (kata kerja) atau kata yang menunjukkan proses dan perbuatan.
bom, mengebom, bukan membom
bon, mengebon, bukan mengebom
bor, mengebor, bukan membor
cam, mengecamkan, bukan mencamkan
cas, mengecas, bukan mencas
cat, mengecat, bukan mencat
cek, mengecek, bukan mencek
drop, mengedrop, bukan mendrop
gas, mengegas, bukan menggas
gol, mengegolkan, bukan menggolkan
kir, mengekir, bukan menkir atau mengkir
klik, mengelik, bukan mengklik
lap, mengelap, bukan menlap
las, mengelas, bukan melas/menglas
pak, mengepak, bukan mempak
pas, mengepas, bukan mempas
pos, mengeposkan, bukan memposkan
sah, mengesahkan, bukan mensahkan
tap, mengetap, bukan mantap (membuat ulir di bagian dalam mur)
teh, mengeteh, bukan menteh
tes, mengetes, bukan mentes
top, mengetop, bukan mentop
***
Di luar kata-kata bersuku tunggal di atas, masih banyak lagi sebetulnya kata sejenis, tapi tak bisa diubah menjadi kata kerja. Atau kalaupun dipaksakan, artinya tak ada. Misalnya, bab, bak, bal, bra, dwi, gel, mag, mal, pop, quo, ras, saf, sak, sal, sel, tri, vas, yel, dan zat.
Demikian, semoga bermanfaat.
Banda Aceh, 22 Mei 2018
Saleuem,
YD
Pembina FAMe dan Redpel Harian Serambi Indonesia
Terima kasih atas pencerahannya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih juga Mas @dastria, sudah baca postingan kedelapan saya tentang bahasa.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan penting tentang hal-hal sederhana dalam penggunaan kata dan berbahasa Indonesia.
Memang, kadang banyak orang yang terpeleset pada persoalan sepele. Terimakasih telah berbagi.
Salam KSI
Irman Syah || @mpugondrong
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Harus selalu diingat kata tunggal ini. Makasih infonya Pak 😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Good suggestion. Love to read. Hard to remember. Easy to say.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kalau 'vote', mengevote ya Pak?.hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Vote itu bukan bahasa Indonesia. Terus, vote itu bukan kata yang bersuku tunggal. Kata vote justru terdiri atas dua suku kata (vo dan te). Jadi, rumus menggunakan prefiks menge- itu tak berlaku untuk kata vote. Pakai saja mem-vote atau meng-upvote saja.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kita sudah terbiasa menggunakan hal salah karena sering membaca tulisan yang salah penulisannya, atau mendengar orang mengucapkannya. Dengan tulisan Pak Yarmen ini sedikit demi sedikit akan dapat memutuskan rantai kesalahan seperti itu.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya Bung @furqanzedef, niat saya mengeposkan atau memostingkan konten ini adalah untuk tujuan seperti yang Bung maksudkan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
kalau membuat postingan bisa kita tulis "mengemostingkan'?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih Bang @yarmen-dinamika. Ini sangat membantu untuk menambah wawasan tentang tata bahasa yang benar.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit