"Lagi di mana?" Kataku lewat telepon.
"Masih sama teman ni, ada apa?" Jawabnya.
"Aku hanya ingin medengar suaramu." Lanjutku.
"Baiklah, besok aku telepon balik. Sekarang kamu istirahat saja dulu," ujarnya.
Aku sudah tahu itu jawabannya ketika setiap kali aku telepon dan dia sedang berkegiatan di luar. Entah kenapa, setiap kali perasaanku tidak enak aku hanya ingin mendengar suaranya.
Hidup terpisah jarak, memang sangat menyakitkan. Sakit menahan rindu yang teramat dalam. Walau teknologi sudah memberi kemudahan dengan adanya komunikasi virtual, tapi tetap saja kerinduan itu tak tergantikan dengan cara pertemuan.
Kadang aku mengeluh padamu, kapan long distance married (LDM) ini segera berakhir, karena aku tak mau lagi jauh darimu. Namun, kamu meyakinkanku dengan kata sabar. Sebenarnya kamu pun juga tersiksa dengan keadaan ini dan sangat rindu hidup bersama denganku lagi. Apalah daya, keadaan memisahkan kita sementara.
Semoga kita bisa cepat kembali bertemu karena aku itu rindu. Sangat merindukanmu.