Semenjak bergabung dengan Perempuan Peduli Leuser (PPL), aku dan anggota PPL lainnya sepakat membawa botol minum ke mana pun, untuk mengurangi penggunaan air kemasan plastik.
Biasanya untuk satu botol tumbler ukuran 600 ml, cukup untukku setengah hari. Namun, beberapa hari ini aku sedang batuk dan membutuhkan banyak air karena sebentar-sebentar harus minum untuk menyegarkan tenggorokanku yang meradang.
Jadi, botol minumku sebentar-sebentar habis airnya yang membuatku harus mencari air untuk isi ulang.
Sayangnya fasilitas isu ulang air minum belumlah tersedia di Kotaku ini. Aku tidak tahu harus meminta ke mana ketika air di botol minumanku habis.
Salah satu caranya, ya membeli air mineral dalam kemasan plastik yang tentunya menghasilkan sampah plastik. Padahal aku sudah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik.
Aku juga sering mendengar sosialisasi dari pemerintah bahwa "diharapkan kepada masyarakat untuk mengurangi sampah plastik," tapi itu hanya omongan doang karena mereka tidak menyediakan fasilitasnya.
Aku heran, kenapa pemarintah lebih suka melakukan pembangunan yang glamor, tapi lupa membangun untuk kebutuhan dasar.
Lihat saja gedung-gedung bertingkat yang mengisi ruang hijau di kota ini, dibangun dengan anggaran begitu besar. Bahkan sebentar lagi ada panggung permanen di Taman Bustanusalatin yang dibiayai dengan anggaran 2 Milyar.
Kemudian untuk fasilitas jalan yang menghubungkan Kota Sigli dan Banda Aceh akan dibangun jalan tol dengan anggaran triliunan.
Namun, sayangnya pemerintah lupa bahwa rakyatnya masih ada yang kelaparan dan kehausan.
Untuk apa fasilitas itu semua ketika kita haus di ruang publik, kita tidak menemukan obat penghilang dahaga secara gratis. Namun, harus beli yang tentunya meninggalkan sampah plastik.
Kembali ke kisahku yang kehausan ketika sedang mengikuti talk show di halaman Arsip dan Perpustakaan Banda Aceh. Aku sibuk mencari air isi ulang, tapi aku tidak menemukannya. Yang ada air mineral dalam kemasan yang dijajalkan kepada para peserta di dalam kotak yang juga berisi kue.
Dan setelah itu, bertaburanlah sampah plastik yang meperbanyak sampah di Kota Gemilang.
Aku pun juga merasa bersalah telah menggunakan air kemasan plastik, padahal aku membawa botol minum.
Semoga ke depannya pemerintah membuat fasilitas persediaan air minum di tempat umum. AMIN.
Postingan ini telah dibagikan pada kanal #Bahasa-Indonesia di Curation Collective Discord community, sebuah komunitas untuk kurator, dan akan di-upvote dan di-resteem oleh akun komunitas @C-Squared setelah direview secara manual.
This post was shared in the #Bahasa-Indonesia channel in the Curation Collective Discord community for curators, and upvoted and resteemed by the @c-squared community account after manual review.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih sudah meng-share nya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hello @yellsaints24, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you.😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit