Kegiatan perlombaan bagi anak usia dini berdampak positif terhadap perkembangan mental. Selain itu anak - anak akan menjiwai berkompetisi. Setiap peserta akan berusaha menjadi yang terbaik dan menjadi pemenang dari perlombaan atau kompetensi tersebut. Namun bagi orang tua bukan hanya semata mata mengharapkan anak jadi pemenang, Namun dengan perlombaan apapun akan mendidik anak untuk tumbuh dengan mental jiwa bersaing dan kreatif serta inovatif.
Dikota Lhokseumawe sering di adakan perlombaan mewarnai untuk anak - anak TK, setiap tahun bisa 4 atau 6 kali yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga berbeda beda. Setiap ada perlombaan putri dan putri kami selalu mengambil bahagian menjadi peserta lomba mewarnai mewakili sekolahnya yang dipilih oleh gurunya. Shafa Azzahra (5,5) nama putri kami dan Ashadi Alicut (4) nama putra kami. Mereka sekolah di TK bunda lhokseumawe.
Beberapa perlombaan shafa Azzahra atau si kakak kami memanggilnya pernah mendapat juara walaupun bukan juara pertama, diantaranya di sekolah Sukma Lhokseumawe, di RRI Lhokseumawe dan yang terakhir di Kantor Wali Kota Lhokseumawe dalam rangka memperingati hari IBU. Sedangka Alshafi Alicut atau Adek kami menyebutnya belum sekali pun menjadi pemenang. Namun tidak pernah putus asa dan tetap semangat untuk mengikuti perlombaan lagi.
Pada perlombaan mewarnai yang kesekian kali mereka ikuti, kali ini diselenggarakan oleh istri bapak Wali Kota Lhonseumawe dalam rangka memperingati hari Ibu. Pada kesempatan kali ini si Adek lagi - lagi tidak memenangkab kompetesi mewarnai tersebut, namun sikakak berhasil menjadi pemenang pada kesempatan tersebut. Si adek dengan tidak mendapat juara merasa kecewa dan sedih, karena menurut dia bahwa telah berusaha semaksimalnya. Bahkan jauh jauh hari telah mempersiapkan diri dengan matang, tiap malam dan tiap hari belajar bersama kakak di rumah. Dengan rasa penasaran dan putus asa bertanya pada ibunya sendiri. " Mamak... adek kenapa tidak menang, padahal adek sudah bagus, sudah rapi mewarnainya" mendengar dia berkata seperti itu, apalagi dengan suara lemah, wajah yang penub kecewa dan mata yang berkaca kaca. Tentu kami orang tua ikut merasakan apa yang sedang dia rasakan. Namun kami orang tua tetap tersenyum dan memberi dia semangat dengan mengatakan bahwa gambar adek telah bagus kali pun, tapi adek belum rezeki dan ada yang lebih bagus lagi, adek belajar lagi berusaha terus kedepan pasti menang. Namun yang lebih terharu lagi kami ketika si kakak berkata dengan bijak dan menasehati adiknya dengan kalimat memberi semangat dan tetap sabar. " Dek.. kita harus sabar, banyak belajar lagi, kedepan adek akan juara, kakak hari juara karena telah lama belajar, adek baru sebentar belajar sudah bagus gambarnya, adek tetap semangat ya.. jangan menangis dek, adek kan anak berani dan pinter" .
Cerita tersebut, bahwa kita orang tua selalu berada disamping mereka yang sangat membutuhkan dorongan dan bimbingan dalam meraih cita - cita mereka kedepan. Mengharapkan anak juara dan berprestasi bukan dengan memaksa dengan mengatakan, kamu nak harus juara, harus rangking 1. Dengan cara seperti itu anak akan terbeban dan ketika tidak sesuai dengan harapan orang tua, dia akan minder dan putus asa. Akan tetapi dengan memberi motivasi dan mendidik mental mereka sedini mungkin guna untuk mampu menghadapi masa depan dengan berbagai kondisi. Ajarilah kepada mereka untuk tetap rendah hati dan bersyukur ketika posisi di atas dan tetap tersenyum serta sabar ketika posisi dibawah. Semoga bermanfaat. Wassalam..