Kali ini saya akan mencoba melanjutkan dari pada pembahasan buku Acehnologi volume II sebelumnya, yang sekarang di lanjutkan pada acehnologi volume III dan pada bab ini akan membahas tentang perak peradaban Aceh. Bab ini lebih menjelaskan tentang bagai mana masyarakat aceh mengenali perbedaan perbedaan yang ada di aceh, karna suatau nebangsa terbangun tanpa mengenali perbedaan perbedaan yang berada di bangsa itu tersendiri. Menurut kebanyakan masyarakat menilai aceh sekarang ini lebih di sibukkan dengan setmen yang bukan ber ke Acehan yang dengan segala ciri khas aceh sejak dulu, maka dari itu aceh dulu bangsa yang keras dan sekarang aceh mudah untuk di tahkluktan. Walaupun aceh secara fisik aceh tidak dapat di tahkluk kan namun secara mental dan moral aceh telah mengalami aceh telah mengalami proses penghilangan dari suatu kesadaran perbedaan.
Pada buku ini juga dijelaskan bagaimana fase-fase peradaban manusia, dengan fase pertamanya adalah manusia mampu mengontrol energi bumi dan mereka juga mampu memodifikasi cuaca hingga membuat sebuah kota ditengah-tengah samudra, sedangkan fase yang kedua adalah dimana manusia sedang memasukinya dimana manusia mencoba mengambil energinya dari bintang, sementara fase yang terakhir adalah manusia mencoba mengambil energi dari luar angkasa. Pada tahapan sekarang ini manusia masih paada fase yang pertama, sebagaimana yang dijelaskan pada buku Physic of the Future karya Michio Kaku.
Selanjutnya pada pembahasan yang ke tiga dalam buku ini menjelaskan hubungan yang dialami antara Aceh dengan pemerintahan Indonesia jarang sejaloi mesra, bibit kecurigaan pemerintah Indonesia terhadap Aceh memang sangat banyak namun pembahasan itu akan menutupi kepada pembahasan kita tentang kerak peradaban Aceh. Disini bisa kita lihat seperti Jayabaya yang merupakan manusia Jawa yang mampu membaca ataupun meramalkan suatu bencana alam dan situasi kegaduhan manusia. Oleh karena itu melihat kontek pemerintahan Indonesia hari ini, tentu saja tidak dapat diabaaikan keberadaan doktrin kosmik yang diramal oleh Jayabaya dan pengaruhnya manusia sejenis Butalocaya.
Aceh tidak termasuk sebagai suatu sistem kosmik manusia Jawa, tetapi dalam bingkai ke-Indonesia-an Aceh merupakan satu kekuatan yang tidak bisa dikesampingkan. Jika pun orang Jawa tidak begitu mempercayai kesetiaan orang Aceh terhadap NKRI, namun orang Jawa tidak akan meremehkan kekuatan alam Aceh, walaupun orang Aceh tidak lagi mengetahui doktrin kosmiknya, namun orang-orang sejenis Botalocaya yakin betul bahwa tidak ada Aceh, tidak ada Indonesia.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!