Dua puluh sembilan tahun silam, seorang perempuan tertatih dalam setiap langkah kakinya. Semakin hari perutnya semakin membesar dan membuatnya kesulitan dalam melakukan berbagai aktivitas. Beruntungnya, seorang laki-laki yang baik hati selalu mendampinginya. Mereka saling menguatkan, meski kehidupan mereka sangatlah sederhana.
Hingga tepat di bulan Juni 1989, seorang bayi mungil lahir dari rahim perempuan tersebut. Bayi mungil yang kini akrab disapa dengan nama "Faozan." Bayi pertama yang selalu dinantikan keluarga kecil tersebut. Mereka berharap semoga bayi tersebut menjadi anak yang sukses sesuai dengan namanya, Faozan yang memiliki arti kemenangan atau kesukseksan.
Setiap hari, perempuan itu menyusui dan menemani Faozan tumbuh besar. Mengajarkan bagaimana caranya makan, berbicara, dan berjalan. Hingga saat Faozan berusia 3 tahun, perempuan tersebut harus kembali berjuang mengulang kembali masa-masa sulitnya. Perutnya mulai membesar. Di sela-sela menemani Faozan bermain, ia harus tetap memperhatikan bagaimana kondisi janin dalam tubuhnya. Tentu bukanlah sesuatu yang mudah, namun perempuan tersebut melewatinya dengan hati yang sabar dan ikhlas, ditemani seorang laki-laki yang selalu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Akhirnya, pada tahun 1993, bayi perempuan lahir dari rahimnya. Tepatnya di bulan Juli, bersamaan dengan peristiwa pemilu. Itulah kenapa bayi perempuan tersebut diberi nama "Yuli Amiroh." Seorang bayi yang telah memberi warna baru untuk keluaga kecil tersebut. Seorang bayi perempuan yang diharapkan bisa menjadi "seorang pemimpin" sesuai dengan nama yang disematkannya.
Perempuan tersebut adalah Ibuku. Sedangkan laki-laki yang setia menemaninya adalah bapakku.
Tahun demi tahun, Ibu dan bapak merawatku dan kakakku, Faozan, dengan penuh kasih sayang. Dengan sabar Ibu menyusui aku sembari menemani kakak bermain. Aku benar-benar tak bisa membayangkan betapa merepotkannya aku kala itu. Apalagi, dua tahun kemudian ibu harus kembali berjuang untuk melahirkan adikku. Menambah keramaian keluarga kecil tersebut dan pasti juga menambah biaya hidup yang harus dikeluarkan. Ini artinya bapak harus bekerja dengan lebih keras lagi. Ah, aku jadi teringat cerita bapak saat menjadi "tukang sapu" dan diejek banyak orang. Namun hal tersebut tetap dilakukannya demi menghidupi kami sekeluarga.
Entah berapa banyak air mata yang telah tercurah dari pipimu ibu. Entah sudah berapa banyak tenaga yang terkuras darimu bapak. Membesarkan kami, menyayangi kami hingga tak terasa kami sudah sebesar ini. Terimakasih, agaknya bukanlah kata yang tepat untuk membalas jasamu.
Kemarin, tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu. Dalam agama kami, konon tidak ada istilah untuk memperingari hari ibu. Karena menyayangimu dan menghormatimu itu seharusnya dilakukan "setiap hari." Namun, dengan adanya peringatan ini mengingatkan kami untuk senantiasa menjadi anak yang berbakti kepada orangtua.
"Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa robbayaa nii shoghiiro."
Artinya :
"Ya Allah ampunilah hamba, ampunilah orang tua hamba. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba di waktu kecil."
(Doa Untuk Kedua Orang Tua)
Semoga kelak, kita bisa kembali berkumpul di Jannah-Nya. Aamiin Ya Rabbal 'alamiin.
Tulisan ini untukmu Ibu dan Bapak, yang dalam setiap sujudnya tak pernah berhenti menyebut namaku di setiap doanya.
Salam hangat, @yulimia
Amin semoga Allah SWT mendengar dan menjabah do'a @yulimia, do'a saya dan do'a anak-anak shaleh dan shaleha diluar sana
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aamiin ya Rabbal'alamiin mba @santimiranti terimakasih sudah mampir di blog saya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ibu seperti udara,kasih yang dia berikan.
Dekaplah ibumu dan bisikan kata-kata yang menentramkan hatinya.
Karena seorang ibu tidak butuh harta yang melimpah, tidak butuh jabatan yang tinggi, tetapi hanya anaknya yang selalu hadir di hatinya.
Bersyukurlah masih bisa menangis dan tertawa di hadapan ibu.
Mantap
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kalimat yang sangat indah pak kun. Terimakasih pak tambahannya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit