FONDASI METAFISIKA ACEHNOLOGI : Mengapa Manusia Perlu Berfikir Tentang Tuhan

in indonesia •  7 years ago 

15250990673952071743630.jpg

Dalam Bab ini Acehnologi menjelaskan tentang mengapa manusia perlu berpikir tentang tuhan ?

Nyatanya Kajian mengenai manusia dengan Tuhan sudah banyak diteliti, di Aceh sendiri kajian ini sudah banyak dilakukan sejak zaman para ulama pada abad ke-16 M. ketika melihat dari kajian ini banyak perdebatan- perdebatan yang muncul ,salah satu perdebatan itu adalah bagaimana sebenarnya hubungan manusia dengan Allah. Begitu saya baca di buku Acehnologi Volume 1bab 5 tepatnya pada halaman 131.

20180430_211430.jpg
20180430_212459.jpg
Jadi, telaah dari pemikiran dari Syekh Nurdin Ar- Raniry diatas yang dilakukan oleh Daudy , yang membahas bagaimana pandangan syekh Nurdin Ar- raniry terhadap keberadaan manusia, hubungan manusia dengan Allah,sifat dan zat Allah dan bagaimana Allah menciptakan alam semesta ini . hal tersebut menunjukkan bahwa dalam studi – studi di Aceh, kajian manusia dan Allah memiliki peran yang sentral didalam membangun basis teologi didalam kehidupan masyarakat hingga saat ini.
Bukan saja hubungan manusia dengan tuhan saja yang masih menjadi perdebatan, keberadaan Allah pun nampakknya masih menjadi perdebatan yang tiada habisnya. Dan keadaan ini sering menjadi acuan bagi agama lain menjadi jembatan mereka mengajak dan mempengaruhi umat islam. Jadi dibutuhkan kesadaran bagi umat islam untuk mengetahui secara kamil tentang agamanya, dan agaknya dimulai dulu dengan mengenali siapa tuhannya dan hubungan dengan tuhannya.

Sedikit bercerita , pada acara zikir akbar
20180423_223151.jpg
( Pengkajian Tauhid Tasawuf dan Rateb seribee), yang diaksanakan di Banda Aceh tepatnya di Darussalam Lapangan Tugu dihadiri langsung oleh salah satu Ulama Aceh
IMG-20180430-WA0066.jpg

bernama Abuya Syekh H.Amran Waly Al-Khalidi. Didalam sesi pertanyaan ada penanya mengajukan pertanyaan yaitu :
siapa Allah itu?, dimana Allah itu?,sedang apa Allah itu?, bagaimana Allah itu?, lalu si penanya melanjutkan pertanyaannnya, siapa saya?, dari mana asal saya? Kemanakah saya ketika nanti bumi ini lenyap, inilah sederet pertanyaan yang dilontarkan nya.

Banyak respon audience ketika mendengar ujaran sipenanya ini, tetapi hanya sekedar bisa berbicara, dengan mengeluarkan tanggapan ” kok begitu pertanyaannya, mungkin dia bukan islam, begitu yang saya dengar. dilihat dari kenyataan diatas bagaimana tidak, manusia perlu berpikir tentang tuhannya, karena terlihat sangat terlalu awam pertanyaan ini, dan jangan sampai ke awaman itu ada ketika dunia ini sudah tiada lagi.

manusia yang ingin mengetahui wilayah kedekatan dirinya dengan tuhannya , maka terlebih dahulu manusia itu mengenali dirinya terlebih dahulu. Pastinya disamping pernyataan sebelumnya akan timbul pertanyaan, apakah didiri kita ada Tuhan? sehingga langkah pertama jika ingin mengenali Tuhan kita harus mengenali diri kita, seolah-olah Tuhan itu ada dalam diri kita, atau timbul pertanyaan apakah manusianya yang ada pada diri Tuhan?, sekiranya kedua pertanyaan ini menjelaskan bahwa begitulah kedalaman ilmu yang mampu memperhubungkan manusia dan Tuhan.

Tampak bahwa proses hubungan manusia dengan Allah ini harus dimulai dengan :

Pertama, kenali diri (Knowing self), manusia tercipta dari setetes air hina, didalam tubuh manusia hanya ada daging ,gumpalan darah dan jantung sebagai pemompanya. Di dalam kulit manusia hanya ada bentuk daging dan tulang , dan penggeraknya adalah ruh (spirit). Ruh yang mampu menggerakkan kehidupan manusia dimuka bumi ini, maka jika ruh ditarik, manusia tidak ada artinya, karena kumpulan daging dan tulang ini telah mati, ibaratkan mobil yang kehabisan bahan bakar, maka tidak ada artinya.

Kedua, kenali alam (knowing nature), mengetahui bahwa Allah yang menciptakan seluruh alam semesta, seluruh yang ada di langit dan dibumi ini tanpa terkecuali.

Ketiga, kenali Tuhan (knowing God) mengenali pencipta, mengetahui Allah itu esa (satu) tidak mempunyai anak dan tidak juga diperanakkan hal ini jelas tertulis di Alqur’an dalam surah Al-Ikhlas.

Jelas terlihat dari uraian diatas terlihat bagaimana sebenarnya kedudukan manusia terhadap tuhannya, hubungan manusia dengan tuhannya serta mengapa manusia itu perlu berfikir tentang tuhannya.
inilah sebenarnya fondasi Acehnologi yaitu bagaimana “mempertemukan” manusia dengan Allah, yang kemudian berwujud didalam spirit keilmuan yang seimbang. Acehnologi berupaya melihat jalinan hubungan manusia dengan Rabb yaitu secara teologis dan filosofis. Dalam ranah filosofis kita sudah tahu bagaimana Syekh Hamzah Fansuri yang berupaya menggali semua ini, sehingga timbul paham yang identik dengan beliau yaitu Wahdatul wujud.
20180415_162552.jpg
Paling tidak pemikiran ini telah dihasilkan di Aceh.

20180430_214517.jpg
“Tak kenal maka tak sayang, ini lah yang sering kita dengar. bagaimana bisa sayang kepada pencipta kalau tidak berusaha mengenalnya , inilah mungkin alasan kecil mengapa perlu berfikir tentang Tuhan.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @zaidartinambunan! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!