Kelas FAMe, Rusia, Amerika dan Puisi Steemians

in indonesia •  7 years ago 

image

Dinding-dinding lapuk
Cermin retak
Seketika waktu tak bergerak

Hello Steemian.....
Beberapa waktu lalu, saya dan teman-teman lain di Kelas Forum Aceh Menulis (FAMe) belajar tentang puisi. Kali ini kelas diini oleh seorang... apa ya sebutan untuk penulis puisi? Puisator? ah sebut saja begitu ya Steemians. Namanya Tgk. Mahdi Idris. Beliau juga seorang Ustadz, pengurus Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU), guru, dan juga beliau adalah seorang Steemian (@mahdiidris).

Di kelas saya heran dan awalnya marah sekali. Bayangkan saja, kelas belajar menulis puisi hari itu, sama sekali tidak menulis puisi. Narasumbernya datang hanya untuk bicara panjang lebar.

Tentu tidak sesuai dengan ekspektasi saya yang datang kesitu ingin belajar menulis puisi. Saya marah! Eits... Steemian jangan ikut-ikutan marah ya. Senyum akhirnya tersungging di bibir saya, ketika Tgk Mahdi mengatakan; Saya hari ini seorang motivator. Karena menulis puisi itu nggak ada syaratnya, nggak ada langkah-langkahnya, menulis puisi itu bebas, dan nggak ada puisi yang jelek.

Wahh,,, akhirnya saya bisa tenang juga (elus-elus hape). Berimajinerpun dimulai. Setelah kelas saya kerap terbang ke berbagai negara.

Saya sempat berhenti di Rusia. Melihat Kremlin-kremlin yang megah. Lalu terbang dan berhenti di pinggiran Kota Michigan. Di sana saya sibuk melihat orang-orang sibuk.

Lalu saya kembali dan duduk di Abuwa Kopi. Meracik beberapa puisi dari apa yang saya lihat tadi.

image

Meski tidak ada puisi yang salah. Namun menulis puisi bukanlah hal mudah teman-teman. Sangat sulit dan butuh kecerdasan berfikir, dan tak kalah penting adalah pengetahuan.

Saat masih SMA dulu, saya sempat menjadi juara 2 lomba baca puisi islami tingkat Kota Lhokseumawe. Ini saya baca puisi karya orang lain yang saya ambil dari majalah. Kemudian saya kembali ikut lomba (disuruh guru) di berbagai acara lainnya dengan membaca hasil karya saya sendiri. Ya,, saya sudah suka berpuisi sejak masih SD dulu. Tapi tak menjadi hebat seperti Tgk. Mahdi atau lainnya.

Karena hujan di laut
Tak perlu kau tunggu birahi
Pasir-pasir justru akan ikut membeci

Dari sudut biru, sampan kecil.
Rabu, 21 Feb 18.

@zulfikarhusein

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sudah kami upvote ya..