Cara berpikir orang Aceh review Bab 27

in indonesian •  6 years ago 

CARA BERFIKIR ORANG ACEH
image
Bab ini merupakan suatu usaha untuk melihat bagaimana cara berfikir orang Aceh. Sejauh ini kajian pemikiran di Aceh memang telah banyak dilakukan, khususnya oleh para sarjana yang menekuni aspek-aspek kehidupan masyarakat Aceh. Disini produk pemikiran yang otentik adalah hadiah maja yang merupakan nasihat para tetua Aceh. Konsep hadiah maja memang diakui sebagai sebuah produk pemikiran orang Aceh, dimana sesuai dijelaskan dengan bahasa-bahasa yang sangat filosofis dan metafora. Istilah ini sendiri merujuk daari bahasa Arab yaitu f-k-r . Dalam bahasa Melayu dan Indonesia, istilah yang digunakan adalah piker atau fikir. Karena itu terdapat beberapa rangkaian kata yang muncul dari kata fikir seperti ahli fikir, pemikiran, dan pikiran.
Namun dalam bahasa Aceh muncul kata seumike atau pike. Biasanya dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan istilah cara seumike (cara berfikir). Dengan kata lain, cara seumike lebih berhubungan dengan aspek epistemologis (cara mendapatkan ilmu pengetahuan). Jadi dapat dikatakan kajian ini akan melihat bagaimana falsafah cara berfikir orang Aceh, seperti yang dilakukan oleh beberapa sarjana sebelumnya terhadap etnik lain di Indonesia.
Sebagai contoh pengalaman penulis ketika duduk di tepi jalan, dimana ada sekumpulan aneuk muda yang selalu mencari objek pembicaraan seseorang yang tidak begitu “kuat” dalam komunitas tersebut, lalu direuboh. Istilah reuboh sendiri adalah merebus sampai mendidih. Settingnya adalah seseorang dijadikan sebagai bulan-bulanan untuk mengatai bermacam-macam perkataan, hingga seseorang tersebut merasa “panas” atau “mendidih”. Disini, kalau sudah “mendidih” (baca : marah), objek tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali diam dan meninggalkan tempat tersebut. Dalam fase reuboh ini kerap dilakukan dengan mengolok-olok, tetapi jarang menyentuh dua hal yaitu persoalan agama dan keluarga. Dalam tradisi reuboh ini seseorang tidak dibenarkan mengolok-olok, tetapi jarang menyentuh dua hal yaitu persoalan agama dan keluarga.
Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi dari uraian diatas. Pertama, dalam masyarakat Aceh , relasi social sangat ditentukan dengan status social seseorang. Relasi ini kemudian menciptakan kerangka berfikir untuk melihat diri dan orang lain dari perspektif perkaum. Dalam hal ini persoalan keluarga dan agama menjadipenting dalam mengukur tingkat status seseorang dalam masyarakat.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Uncomplicated article. I learned a lot of interesting and cognitive. I'm screwed up with you, I'll be glad to reciprocal subscription))