Assalam’alaikum ... hay semua sahabat seetmit saya akan kembali lagi mereview buku acahnologi volume 2 bab ke-20 yaitu tentang studi Studi Religi Aceh halaman 639. Dibab ini akan berbicara masalah khanduri di aceh atau dengan kata lain akan membahas masalah acara yang dilakukan oleh orang aceh.
Diacah banyak kali tradisi khanduri yang dilakukan di bandingkan di daerah-daerah orang lain, dan orang aceh tidak lepas dari kata khanduri, khanduri yang dilakukan oleh orang aceh dari semanjak lahir hingga meninggalkan dunia ( mati ). Nah kita sebut saja ketika seorang anak laki-laki lahir ke-dunia maka akan dibuat khanduri yang disebut dengan kata putroen aneuk, dan ketika si bayi ini menjadi anak-anak maka akan di ada kan khanduri juga yaitu meusunah ( sunnat rasul ), ketika si-anak menjadi dewasa maka akan di adakan juga khanduri yaitu tunangga menjelang nikah, dan ketika nikah akan diadakan pesta. Yang disini akan membutuhkan banyak kali biaya dari pada khanduri yang diadakan yang lain-lain.
Nah ketika dia telah menikah maka suatu saan akan meninggalkan dunia ini ( mati ). Maka akan diaadakan juga khanduri yang disebut dengan kumunjong atau menggunjugi orang mati, khanduri ini sangat lama dilakukan diaceh sampai 7 hari 7 malam dan ada juga dilakukan 10 hari 10 malam, ketika orang ini telah telah berada dikuburan 100 hari maka akan ada juga khanduri yang dilakukannya. Dan banyak lagi kanduri yang dilakukan di aceh.
Nah itu dia sedikit realitas diaceh yang dapat saya sampaikan kepada sahabat semua, jangan lupa follow ulvayuswa ya, wassalamualaikum wr.wb..