Wow Indahnya Pantai "Religius" Mbukubani di Sumba Barat Daya

in indonesiatravelnature •  7 years ago  (edited)

Mbukubani1,rdk.JPG
Jalan-jalan atau travelling ke Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terasa ada sesuatu yang kurang lengkap, bila tidak menginjakkan kaki di wilayah barat dayanya. Di wilayah ini terhampar ruas-ruas bidang pantai yang cantik di sepanjang pesisir pantainya yang terbentang sekitar 95,75 kilometer.
Pantai Mbukubani adalah salah satu destinasi menarik yang bisa diagendakan untuk dikunjungi. Pantai ini seolah tersembunyi di ujung barat daya, Desa Ate Dalo, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Mbukubani2,rdk.JPG
Mbukubani, adalah pantai dengan hamparan pasir putih yang luas, lebarnya cukup dan panjangnya sejauh mata memandang, berkilo-kilo meter, seperti bentangan permadani yang berkilauan. Air lautnya biru bersih dan bening sehingga tampak jelas rerumputan laut, terumbu karang dan ikan-ikan berlari berkejar-kejaran. Dan ayunan gemulai gelombang lautnya yang sedang-sedang saja, menawarkan persahabatan untuk berenang menyegarkan tubuh atau sekadar merendam diri menikmati kesejukannya.
Bibir pantainya masih terhiasi rumpun-rumpun pandan pantai dari ujung ke ujung seperti penjaga pantai yang sedang berbaris. Juga dari bibir pantai sampai ke bibir sebuah kampung adat (Parona) bernama Mbukubani ditutupi kanopi pohon-pohon kelapa, yang selalu saja menari melambai-lambai disapu angin pantai. Sehingga sisi timur pantainya tampak sangat hijau dan menyuguhkan udara dan oksigen yang sejuk.
Mbukubani3,rdk.JPG
Wow ... betapa indah, menarik dan mempesonanya Pantai Mbukubani. Dapat terbuai manja dan betah saat-saat santai di sana, duduk dan jalan santai di pasir empuk menikmati pesonanya.
Sungguh pantai Mbukubani masih saja tetap perawan. Belum banyak dikunjungi wisatawan dan hanya ramai di saat-saat menjelang “Tradisi Ritus Nale”. Tradisi tersebut adalah suatu hajatan religius tahunan masyarakat adat suku Kodi. Peristiwa ini terjadi di bulan Pebruari dan Maret, saat-saat-saat memanen Nale (cacing laut), yang mereka yakini sebagai reinkarnasi Dewi Nale, pembawa berkat kesuburan dan hasil panen.
Setiap malam selama seminggu di bawah cahaya api unggun, masyarakat akan memadati pantai Mbukubani sambil bersenda-gurau dan mendendangkan syair-syair indah Kawoking (pantun adat bersahut-sahutan). Semacam Mantra untuk menyambut kedatangan Dewi Nale. Suatu religiutas yang unik dan menarik.
Mbukubani4,rdk.JPG
Pantai Mbukubani juga menawarkan keistimewaan sunsetnya di sore hari, seperti pelangi yang indah. Sunset yang didominasi warna merah kuning emas yang seolah-olah melapisi permukaan air laut dan memenuhi semua ruang di bawah cakrawala, memberikan impresi yang menakjubkan. Seperti sedang berada di dunia yang lain. Tentu ini akan merupakan pengalaman yang lain daripada yang lain. Belum tentu dapat dijumpai di daerah yang lain.
Mengunjungi pantai Mbukubani dapat memberikan keuntungan ganda, efisien dan efektif. Bila melalui sisi utaranya, maka bisa sekaligus menikmati keindahan panorama pantai Pero dan Tohikyo di sisi kiri jalan dan keunikan kampung-kampung adat yang berjejer di sepanjang kanan jalan. Bisa juga mampir sebentar sebelum tiba di Mbukubani.
Jika sudah puas mencuci mata di pantai Mbukubani, sebaiknya melalui arah utara. Di sini dapat menyinggahi sebentar destinasi pantai indah Tanjung Karoso dan Mandorak, serta laguna air asin Wekuri yang sangat unik dan eksotis.
Menuju destinasi Mbukubani sangat mudah atau tak sulit untuk menjangkaunya. Tak lebih dari sejam lama perjalanan dari Bandar Udara Tambolaka atau ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya. Dengan menyewa kendaraan roda empat atau roda dua, melalui jalan aspal yang mulus, akan segera tiba menyapa Pantai Mbukubani.
(Rofinus D Kaleka, tinggal di Sumba Barat Daya)

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  
  ·  7 years ago (edited)

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.kompasiana.com/rofinusdkaleka/5a3552daf13344268059be75/menyapa-indahnya-pantai-mbukubani-yang-religius