Baru kali ini mengikuti seminar parenting dan kali ini saya merasa seminar ini lebih kepada bagaimana kita mengenal diri kita. Bahwa kita dilahirkan dengan karakter, bakat dan sifat bawaan yang unik. Trauma, kekecewaan di masa lalu, kenangan masa kecil yang belum selesai hingga saat ini, yg istilahnya Inner child. Hal tersebut sadar atau tidak tentu saja punya pengaruh yang besar dalam kehidupan kita. Adakalanya kita tidak berani menjadi diri kita sendiri, takut disalahkan dan lain sebagainya.
Mungkin usia kita bertambah tapi belum tentu dengan kedewasaan diri kita, orang dewasa itu mampu mengasah kekuatan, mau mengelola kelemahan. Jika hal itu belum bisa kita lakukan kemungkinan kita hanya anak kecil yang beraga dewasa. Orang dewasa itu menerima dan mampu hidup bersama orang lain, memiliki kelimpahan jiwa hingga mau berbagi serta mampu menemukan makna dalam kebersamaan. Orang dewasa itu bisa menemukan panggilan dan misi kehidupan, berperan produkti apapun profesinya, melatih ketulusan dan kesungguhan,menjiwai hidup sebagai pemenuhan tugas dari Allah SWT.
Tumbuh kembang jiwa dipengaruhi oleh self worth bagaimana penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, apakah ia merasa berharga atau tidak. Pribadi yang merasa berharga, tidak mudah goncang atau jatuh meski diterpa berbagai masalah, maka ia memiliki Self worth positif.
Untuk memulihkan sakit fisik kita bisa mengambil cuti tetapi untuk memulihkan sakit dalam diri kita menundanya.
Jika self worth positif belum terbangun kita akan mudah terpuruk, terpojok, tersingkir, meskipun situasi tidak terlalu buruk.
Pribadi yang diterima, dipahami, didukung akan memiliki inner child yang bahagia, penuh emosi dan skema positif akan menguatkan bakat dan kepribadiannya.
Pribadi yang tumbuh di tengah penolakan ,kesalahfahaman, pengabaian, akan menyimpan inner child yang negatif dan terus terbawa kemasa dewasa lalu mempengaruhi perilakunya. Skema negatif akan memunculkan pola emosi yang merusak ke dalam dan keluar.
Kita memang tidak bisa mundur ke masa lalu untuk memperbaiki apa yang telah terjadi. Tetapi kita masih bisa mengaudit dan merapikan emosi masa lalu kita agar kejadian negatif di masa lalu tidak lagi mempengaruhi kita di masa kini.
Bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang kita miliki dan mengikhlaskan apapun yang luput dari kita. Semoga dengan itu semua kita memiliki kesehatan jiwa dan raga hingga kita mampu mengemban tugas dari sang Pencipta dengan sebaik-baiknya. Semoga...