Setiap orang memiliki cikal bakal tersendiri yang harus disampaikan dengan cita rasa yang memukau. Guna mewujudkan hubungan yang manis dan komunikasi yang baik di antara sahabat Steemian, saya akan menuangkan sekilas cita rasa Muntazar yang memiliki nama lengkap sebagai Teuku Muntazar.
Lelaki yang lahir sebagai pribumi Desa Monjen ini aktif sebagai "fotografer tingkat desa" yang suka mengabadikan benda-benda bersejarah (benda non-canggih). Namun sayangnya, hasil foto tersebut tidak pernah meraih juara di tingkat manapun. Selanjutnya ia tetap berjuang untuk mengembangkan bakat sebagai fotografer dengan alasan tidak ingin membiarkan hobinya itu mubazir.
Muntazar juga memiliki cita rasa sebagai "pawang belanga" di lingkungan masyarakat Monjen. Gelar tersebut bukan tanpa alasan, Muntazar kecil sering tersenyum-senyum sendiri ketika melihat semua jenis belanga. Sebenarnya, ia tidak benar-benar menyukai gelar tersebut, namun warga setempat juga tidak memiliki pilihan lain. Oleh karena itu, di setiap kenduri warga setempat Muntazar boleh mendownload isi belanga sesuka hati.
Perlu diketahui, sebuah peristiwa telah berhasil mengganggu nama aslinya hingga saat ini. Masyarakat adat telah membubuhkan nama "Wak Lah" sebagai nama samaran untuk Muntazar. Peristiwa itu dikenal dengan tragedi "Keuneuku" (Alat kukur Kelapa) yang berhasil diabadikan dan diperkenalkan dari dapur salah satu rumah warga.
Demikian rupa sebuah cita rasa. Semoga dengan adanya Steemit ini tidak ditemukan lagi rasa yang purba. Giatkan segala hobi yang membara, kembangkan seusai bakat yang ada agar kelak kitalah pawangnya.