Sahabat Steemit
Nabi memberi kabar gembira dan menghargai sahabat-sahabatnya yang pandai menulis dan membaca. Beliau berkata:
"Di akhirat nanti tinta ulama-ulama itu akan ditimbang dengan darah syuhada' (orang-orang yang mati syahid)".
Orang-orang musyrikin yang ditawan oleh Nabi pada peperangan Badar, yang tidak mampu menebus dirinya dengan uang, tetapi mereka pandai menulis dan membaca, masing-masing dari mereka diharuskan mengajar sepuluh orang Muslim menulis dan membaca sebagai ganti tebusan.
Sahabat Steemit!
Banyak pula ayat-ayat Al Qur'an yang mengutarakan penghargaan yang tinggi terhadap huruf, pena, dan tulisan. Seperti firman-Nya yang artinya:
"Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan". (Surat (68) Al Qalam ayat 1).
"Bacalah, dan Tuhanmu amat mulia. Yang telah mengajar dengan pena. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Surat (96) Al 'Alaq ayat 3, 4, 5).
Karena itu bertambahlah keinginaan mereka untuk belajar menulis dan membaca, dan bertambah banyak yang pandai menulis dan membaca, dan banyak pula-lah para sahabat yang menuliskan ayat-ayat yang telah diturunkan. Nabi mempunyai beberapa penulis yang bertugas menuliskan Al Qur'an untuk beliau. Penulis-penulis yang terkenal itu ialah 'Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Mu'awiyah. Yang terbanyak menulis ialah Zaid bin Tsabit dan Mu'awiyah.
Dengan demikian dimasa Nabi terdapat tiga unsur yang tolong-menolong dalam memelihara Al Qur'an yang telah diturunkan.
- Hafalan dari mereka yang hafal Al Qur'an.
- Naskah-naskah yang ditulis untuk Nabi.
- Naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing.
Sahabat Steemit!
Jibril mengadakan repetisi (ulangan) setahun sekali pada masa itu. Di waktu ulangan itu Nabi disuruh mengulang memperdengarkan Al Qur'an yang telah diturunkan. Ulangan itu diadakan dua kali oleh Jibril pada tahun beliau wafat.
Nabi juga sering mengadakan ulangan bagi para sahabat-sahabatnya, sahabat-sahabat itu disuruh membacakan Al Qur'an dihadapan Nabi, tujuannya untuk membetulkan hafalan atau bacaan mereka.
Nabi wafat setelah Al Qur'an itu sudah cukup diturunkan, telah dihafal oleh ribuan manusia, dan semua ayat-ayatnya telah dituliskan. Ayat-ayatnya dalam sesuatu surat telah disusun tertib urut yang ditunjukkan oleh Nabi sendiri.
Mereka telah mendengar Al Qur'an dari mulut Nabi berkali-kali, dalam Shalat, dalam dakwah-dakwah beliau, dalam pelajaran-pelajaran dan lain-lain, sebagaimana Nabi pun telah mendengar pula bacaan-bacaan mereka.
Sahabat Steemit!
Intinya ialah Al Qur'anul Karim itu terjaga dan terpelihara baik-baik, dan Nabi telah menjalani suatu cara yang praktis untuk memelihara dan menyiarkan Al Qur'an, sesuai dengan keadaan bangsa Arab di masa itu.
Satu hal yang menarik perhatian, Nabi baru wafat di kala Al Qur'an telah cukup diturunkan, dan Al Qur'an telah sempurna diturunkan di waktu Nabi telah mendekati masanya untuk kembali ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa.
Sekian dulu sahabat Steemit...
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://minon-dakwahislam.blogspot.com/2013/10/upaya-memelihara-al-quran-di-masa-nabi.html
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit