Jamur merang (Volvariella Volvacea) dalam bahasa (Sunda) dikenal dengan sebutan Supa atau dalam bahasa inggris disebut Mushroom termasuk golongan fungi atau cendawan. Menurut masyarakat awam, jamur adalah tubuh buah yang dapat dimakan, sementara itu menurut alhi mikologi, jamur atau Mushroom adalah fungi yang mempunyai bentuk tubuh buah seperti payung. Stuktuk reproduksinya berbentuk bilah (gills) yang pada permukaan bawah dari payung atau tudung. Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil dn termasuk ordo Agaricales dan kelas Basisiomycetes,
Budidaya Jamur Merang di Indonesia telah ada sejak tahun 1995 dan dimulai sebelum abad ke 18 di Cina. Kini Jamur Merang (Volvariella Volvaceae ) menjadi sangat populer dikalangan masyarakat beberapa tahun terakhir, Pamornya terus melesat seiring dengan banyaknya petani Jamur Merang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia untuk Membudidayakan Jamur Merang dan memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu meningkat. Berbagai cara telah dipelajari untuk memperbaiki dasar teknologi dalammembudidayakan jamur merang. Walaupun setiap negara mempunyai teknik pembudidayaan yang spesifk dan berbeda satu dengan yang lainnya namun sebenarnya prinsip dasarnya sama. Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas.Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan
- kumbung
gambar kumbung jamur merang
Kumbung jamur dibuat dengan bahan bambu dengan panjang 6 meter, lebar 4 meter, tinggi 4 meter, yang tersusun 4 rak dengan lebar rak 115-125 cm, jarak rak pertama dengan tanah 50 cm, kemudian tinggi setiap rak 60-70 cm . Tiang utama sebaiknya di semen supaya tahan lahan, ukuran kedalaman galian untuk tiang 40 cm.
Pada kumbung di buat jendela untuk pergantian oksigen, jendela di buat di atas rak paling atas kira-kira 30 cm di atas rak paing atas yang terdapat di depan dan belakang kumbung dengan ukuran panjang 60 cm dan lebar 40 cm.Pintu utama tempat keluar masuk terletak antara rak pertama dan ketiga dengan ukuran panjang 120- 130 cm dan lebar 70-80 cm.
Kemudian kumbung jamur menggunakan plastik atau terpal sebagai dinding kumbung, pada saat pemasangan kumbung usahakan ketak, dan rapi. Setelah pembuatan kumbung usahakan pembuatan atap dengan daun rumbia dan tutupi kumbung dangan jaring flanel atau triplek agar kumbung tidak terkena matahari secara langsung.
2.perendaman media jamur
gambar perendeman media tangkos sawit
Perendaman tangkos dilakukan didalam kolam tersendiri dengan ukuran sesuai dengan satu kali perendaman tangkos dalam satu kumbung. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas tangkos agar bisa serentak dalam melakukan tahap pengomposan. Perendaman berfungsi sebagai pemudahan media untuk difermentasi karena media yang lembab. Lamanya waktu perendaman adalah 1x 24 jam.
3.Pengomposan Media Jamur Merang
gambar pengomposan media
Setelah perendaman media diangkat dan di tumpuk kemudian campurkan dengan dedak dan kapur pertanian. Perbandingan antara jumlah bekatul padi dan kapur adalah 2 : 1 (20 kg bekatul dan 10 kg, sambil di siram dengan air supaya dedak dan kapur tidak mengumpal. Setelah dicampur merata, bahan baku ditumpuk dengan ukuran tinggi minimal 1 meter, lalu tutup dengan plastik dan terpal, tutup dengan rapat.Untuk mendapatkan kompos yang baik memerlukan waktu ± 8-10 hari. Kualitas kompos yang baik adalah lunak, warna coklat kehitaman, kadar air kompos 73-75% dan pH kompos 8-8,5, bila pH rendah ditambah kapur (Rohmah, 2005).
4.Penempatan Dan Penyusunan Media
gambar penyusunan media
Sebelum memasukan media kedalam kumbung terlebih dahulu Kumbung dikosongkan dan dibersihkan. Kemudian media tanam siap ditata didalam rak-rak kumbung secara merata. Media di letakan dengan ketebalan 20 – 25 cm. Ketebalan dari rak yang paling atas sampai rak paling bawah harus sama. Dengan demikian akan didapatkan pertumbuhan jamur yang merata di semua permukaan kompos. Setelah media di letakkan di atas rak, media di siram dengan air untuk menjaga kelembapan.
- Pasteurasi
gambar pasteurasi
Pasteurasi merupakan usaha memanaskan media kompos dengan uap panas sampai dengan temperatur tertentu dengan maksud menghilangkan kadar amoniak (NH3), menghilangkan mikroba-mikroba yang merugikan pertumbuhan jamur terutama yang mengakibatkan penyakit, mengaktifkan mikroba yang dikehendaki dapat melanjutkan fermentasi kompos ke arah terbentuknya zat-zat yang lebih sederhana dan siap bagi pertumbuhan jamur (Rohmah, 2005).
Setelah semua media dimasukkan kedalam kumbung, saatnya pemberian uap / steamer dilakukan. pasteurasi dilakukan dengan cara, tiga buah drum (isi 100 liter) diisi air¾ bagian kemudian didihkan dan uap yang dihasilkan dimasukkan dalam kumbung melalui pipa paralon sampai suhu mencapai minimal 70°C, suhu ini dipertahankan selama 4 jam.
gambar pengukuran suhu pada saat pasteurasi
6.Penyebaran Bibit
Kompos yang telah di lakukan Pemberian uap / steamer dalam (kumbung) terlebih dahulu diturunkan suhunya hingga mencapai 30-35 0C, biasanya penurunan suhu memakan waktu 24 jam. Bibit yang berbentuk log – log di pisahkan agar tidak membentuk gumpalan.Penyebaran bibit jamur dilakukan dengan cara penaburan bibit di atas permukaan kompos (bedengan) secara merata.
gambar bibit jamur merang
- pemeliharaan
gambar pengkabutan
Setelah 4 hari 4 malam akan tumbuh spora yang membuat miselium akan tumbuh merata Pengabutan dilakukan pada hari keempat setelah penebaran bibit, cara pengabutan adalah dengan menggunakan hand spayer yang diisi dengan air kemudian disemprotkan ke seluruh ruangan. Penyiraman dan pengabutan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan miselium merata di permukaan dan dalam media tanam.
8.panen
gambar jamur merang yang sudah di panen
Pemanenan dilakukan sebelum badan jamur merang mekar tetapi sudah dalam bentuk besar yang maksimal pada stadia kancing atau telur, kira-kira 10-12 hari setelah penebaran bibit. Pemanenan biasanya dilakukan dengan tangan agar dapat menghindari tertinggalnya bagian jamur yang akan membahayakan pertumbuhan jamur merang lain yaitu merusak miselia lain yang sedang tumbuh. Biasanya pemanenan dilakukan 11 kali dalam sekali masa tanam.
jamur merang merupakan prospek usaha yang sangat menjanjikan di aceh, harga jualnya Rp.40.000-50.000 / kg