Tulisan Jawi telah begitu berjasa selama ratusan tahun di Acéh sejak pertama sekali diperkenalkan di Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-14. Begitu banyak "buku" dan catatan penting lainnya yang sudah dituliskan oleh para Ilmuwan (sering disebut Ùlama - علم), mulai dari surat - surat resmi kerajaan, buku - buku tentang dasar - dasar Agama Islam, tata cara beribadah, tafsir Al Quran, Tafsir Hadits, Ilmu Tauhid, Ilmu Falaq dan bidang lainnya seperti kamus bahasa Melayu, Aceh, Minangkabau, Banjar bahkan bahasa Indonesia "klasik" yang sudah berulang kali dituliskan termasuk juga oleh penulis dari Belanda dan Inggris pada masa awal sebelum menduduki wilayah Asia Tenggara.
Periode Awal Tulisan Jawi
Pada periode awal penggunaan tulisan #Jawi yang pernah disebut oleh para ahli geografi Muslim Arab-Persia dengan Jawah atau Jabah (Javah). Ibnu Baththuthah dalam kitab Tuhfatun Nazhzhar fi Ghara’ibil Amshar wa ‘Aja’ibil Asfar ketika akan sampai ke kota yang disebutnya dengan Sumuthrah mengatakan bahwa ia telah dapat melihat “Pulau Jawah” (Jaziratul Jawah) dari jarak setengah hari perjalanan dan pulau itu terlihat hijau segar. Sekalipun ahli-ahli georgrafi Arab-Persia sebelum Ibnu Baththuthah tidak pernah menyebutkan Sumuthrah, dan hanya menyebutkan Jawah, tapi nama ini tampaknya sudah tidak popular lagi pada masa-masa setelah zaman Samudra Pasai. Meski nama Jawah sudah tidak popular lagi, namun satu tempat di pedalaman Aceh Utara, yang sekarang termasuk dalam wilayah Kecamatan Geuredong Pase, masih menyimpan nama kuno ini dan disebut dengan Rayek Jawa di mana di sisi utaranya mengalir sebuah sungai yang menumpahkan airnya ke aliran sungai Pasai disebut dengan Krueng Jawa
(T Muhammad, 2017).
Tulisan Jawi digunakan oleh Para Raja di Asia Tenggara
Penggunaan tulisan Jawi juga sangat luas pada masa "emas" itu, sehingga hampir seluruh asia tenggara (dulu disebut wilayah Jawi) sudah menggunakannya untuk menulis dan membaca tanpa ada paksaan dan pengharusan yang mewajibkan sebuah daerah harus menggunakan tulisan jawi. Hal ini terlihat dari banyaknya dokumen dalam bentuk manuskrip yang begitu banyak bahkan juga termasuk dokumen resmi sebuah daerah yang pada masa itu di pimpin oleh seorang Raja dari suatu negeri ke negeri lainnya bahkan sampai ke negeri yang sangat jauh sekalipun, misalnya surat - surat yang dikirimkan oleh Sri Sultan Iskandar Muda dari kerajaan Aceh Darussalam kepada Raja James I di Kerajaan Inggris pada tahun 1615 M seperti yang masih terdokumentasi dengan resmi di dalam pustaka Bodleian, Oxford, MS Laud Or.Rolls.b.1. Selanjutnya Sultan Iskandar Tsani juga pernah mengirimkan surat resmi kepada Pangeran Fredrik Hendrik dari Belanda pada tahun 1639 M (Annabel Teh Gallop, 2011). Selain itu juga masih banyak lagi seperti surat Sultan Muhammad Bahauddin Palembang pada tahun 1779 kepada De Klerk’s, surat Sultan Syarif Kassim dari Pontianak kepada Raffles pada tahun 1811, surat Sultan Ahmad dari Trengganu kepada Van der Capellen pada tahun 1824, surat Sultan Syarif Uthman dari Pontianak kepada Raffles tahun 1825. (Abdul Razak Karim, 2017).
Buku dengan tulisan Jawi
Buku atau dalam tulisan Jawi disebut كتاب (Kitab) yang berasal dari bahasa Arab menjadi salah satu media yang paling ampuh untuk meneruskan pemahaman ilmu pengetahuan. Sejak tulisan Jawi mulai ditemukan sudah begitu banyak karya ilmuwan yang berasal dari kawasan Asia Tenggara yang telah diterbitkan. Mulai dari yang paling terkenal misalnya Kitab Tafsir Al-Quràn yang ditulis oleh seorang ilmuwan dari Acèh yaitu Syeikh Àbdur Rauf bin Àli al-Fansuri al-Jawi yang berjudul Tarjuman Al Mustafid pada tahun 1644 yang sering dikenal sebagai tafsir Al-Quràn pertama yang lengkap dalam bahasa Melayu #Jawi, berikutnya kitab Masail Al Muhtadi atau sering disebut "masailai" atau "masailal" yang ditulis oleh salah satu murid dari Syeikh Àbdur Rauf sendiri yang bernama Baba Daud Al Jawi Al Rumi yang ayahnya berasal dari Rum (sekarang Turki), kitab masailal sampai saat ini juga masih terus digunakan di sebagian besar wilayah Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia sampai ke Thailand (di Pattani).
Selain itu masih sangat banyak sekali , bahkan hampir ribuan buku hasil karya Ilmuwan dengan tulisan Jawi pada masa itu. Setelah kaum penjajah menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara penggunaan tulisan Jawi juga masih cukup banyak bahkan mereka juga belajar dan mengkaji dengan sangat mendalam sampai akhirnya mampu juga menulis dengan tulisan Jawi, misalnya sebuah karya yang "kontroversi" yaitu Kitab Injil dalam tulisan Jawi, bahkan sampai ada istilah ejaan Pendeta Zàba yang digunakan di wilayah Malaysia kini.
Tata Bahasa dan Kamus Jawi
William Mainstone pernah menulis sebuah tata bahasa Jawi dengan judul Grammatica Mallayo-Anglica' pada tahun 1682, berisi banyak sekali contoh penulisan Jawi, pengucapan, contoh penggunaan dan maknanya yang dituliskan dalam bahasa Inggris.
Selain itu juga kamus bahasa Melayu Jawi dengan bahasa Belanda juga pernah ditulis pada masa itu, begitu juga degan bahasa Inggris yang digunakan untuk memudahkan komunikasi dengan penduduk lokal (Jawi). Bahkan tata bahasa penulisan Jawi yang hari ini masih mudah kita temui di "dunia maya" dan paling lengkap ditulis dengan bahasa Belanda, tak lupa pula dicantumkan contoh contoh kalimat dan contoh tulisan dalam bentuk hikayat dengan sangat lengkap.
Tidak hanya dengan bahasa Melayu (Indonesia "klasik") kamus bahasa Belanda dengan beberapa bahasa lain dengan tulisan Jawi yang lengkap dengan contoh dan penggunaan kalimat juga dibuat pada masa itu, misalnya dengan bahasa اچيه - Acèh dan Minangkabau. Meskipun sebelumnya kamus dengan tulisan Jawi juga sudah pernah dituliskan oleh Ilmuwan Acèh pada masanya bahkan dengan bahasa Acèh, Turki, Arab dan Melayu sekaligus yang diberi nama Nuzhatul Ikhwan. Namun kamus bahasa Acèh yang ditulis oleh K.F.H. Van Langen memiliki jumlah kata yang cukup banyak dengan tulisan Jawi, begitu juga dengan bahasa Minangkabau dengan tulisan Jawi.
(bersambung)
✅ @iqbalhafidh, I gave you an upvote on your post! Please give me a follow and I will give you a follow in return and possible future votes!
Thank you in advance!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @iqbalhafidh! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hai, hello @iqbalhafidh.. Selamat join di Steemit! Senang melihat anda bergabung.. upvote yah.. (Sebutir kontribusi kami sebagai witness pada komunitas Steemit Indonesia.)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Helo @iqbalhafidh.. Selamat join di Steemit! Suka anda gabung di sini.. upvote ya.. (Sedikit kontribusi kami sebagai witness di komunitas Steemit bahasa Indonesia.)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @iqbalhafidh! You received a personal award!
Click here to view your Board
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit