Sumber gambar : manfaat.co.id
Hari itu adalah kesempatan pertama Mayor Jenderal Theo Syafei meninjau langsung kondisi pasukan di kompi yang terletak di pedalaman Jawa Barat. Tentunya komandan kompi pada saat itu merasa sangat bahagia mendapatkan kunjungan langsung dari atasannya. Sehingga dengan berbagai cara komandan kompi berusaha untuk memberikan kesan yang baik bagi Jenderal atas kunjungan tersebut. Salah satunya adalah dengan memberikan jamuan yang istimewa.
Saat masa istirahat, setelah peninjauan dan briefing pasukan, Jenderal Theo hanya bisa dijamu dengan singkong rebus. Hal ini dikarenakan letak kesatuan yang hanya memungkinkan sang komandan dan anak buahnya menyajikan singkong rebus.
Sebagai wujud atasan yang peduli dan menghargai bawahannya, Jenderal Theo pun makan singkong rebus dengan lahapnya. Cara beliau makan yang begitu meyakinkan, membuat komandan kompi dan anak buahnya berkeyakinan bahwa Jenderal sangat menyenangi singkong rebus. Padahal sejujurnya Jenderal tidak begitu menyukai singkong. Kunjungan pertama berakhir sukses. Komandan kompi merasa cukup senang dikunjungi sang atasan dan Jenderal pun melihat kondisi pasukan yang cukup baik dari segi disiplin dan kinerjanya.
Pada kunjungan berikutnya, Jenderal Theo merasa heran. Kenapa pada setiap kesempatan kunjungan kerja, beliau senantiasa disajikan hidangan singkong rebus. Bahkan dari beberapa kesatuan, beliau juga diberikan bingkisan berupa berkarung-karung singkong sebagai oleh-oleh.
Cerita punya cerita, ternyata komandan kompi yang pertama dikunjunginya mendapatkan serbuan pertanyaan dari kesatuan-kesatuan lain tentang kesukaan sang Jenderal. Karena Jenderal Theo memakan singkong rebus dengan lahap pada saat itu, sebagai penghargaan bagi tuan rumah. Maka jadilah satu rumor bahwa Jenderal Theo adalah pencinta singkong rebus.
Pada kesempatan kunjungan berikutnya, beliau pun memanggil staf yang bertanggungjawab terhadap kunjungan kerjanya agar menyampaikan kepada pada komandan kompi bahwa beliau tidak hanya menyukai singkong rebus, tetapi juga menyuaki fried chicken.
Inilah sepenggal kisah yang ditulis oleh Marsekal Chappy Hakim dalam bukunya yang berjudul Cat Rambut Orang Yahudi.
Sumber Gambar : tengkudaghee.blogspot.com
Dari kisah diatas terlihat jelas bahwa watak kita bangsa Indonesia masih berpegang pada prinsip ABS (Asal Bapak Senang). Prinsip ini tidak hanya terjadi di dunia militer, tetapi hampir di semua lini kehidupan bangsa kita. Laporan yang diberikan senantiasa disampaikan yang baik-baik saja, agar atasan merasa senang. Bahwa semua pekerjaan berjalan lancar dan berakhir sukses. Kondisi riil sebenarnya di lapangan tidak pernah tersampaikan. Sehingga ketimpangan begitu nyata terjadi. Dalam segi pemerataan pembangunan misalnya. Sungguh jelas terlihat bahwa pembangunan di pelosok jauh tertinggal daripada pembangunan di seputaran perkotaan. Hal yang demikian tidak seharusnya terjadi, jika semua bawahan mau jujur menyampaikan kondisi riil lapangan kepada para atasannya.
Kisah diatas semoga bisa menjadi ibrah pelajaran bagi kita, bahwa Jenderal tidak hanya menyukai singkong rebus... hehehe.
✅ Enjoy the vote! For more amazing content, please follow @themadcurator for a chance to receive more free votes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit