Bangsa Mongol pada mulanya merupakan bangsa terbelakang dan hidup berpecah-belah. Dalam kehidupan beragama, bangsa Mongol beragama Syamanism yaitu agama yang menyembah arwah nenek moyang, dan sebagian dari mereka menganut Kristen. Bangsa Mongol mengalami kemajuan yang pesat pada masa kepemimpinan Yasughi Bahadur Khan dan Temujin. Mereka sangat berjasa menyatukan 13 suku dalam satu pemerintahan. Setelah Yasughi meninggal, putranya Temujin yang masih berusia 13 tahun naik tahta.
Dalam kurun waktu 30 tahun, Temujin berhasil membangun angkatan perang kuat. Pada 1203 M, ia menguasai Mongolia Timur. Pada 1206 M majelis besar suku-suku Mongol, memberi penobatan kepadanya sebagai Jenghis Khan yang berarti raja perkasa. Keberhasilannya memenangkan peperangan tak lepas dari disiplin tinggi serta latihan militer yang ketat, Jenghis Khan mampu membina 10.000 tentara yang siap menghadapi pertempuran. Pasukan yang telah terbentuk dibagi dalam sub-sub kelompok baik besar maupun kecil, mulai dari seribu, dua ratus, sampai sepuluh. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan (Spuler, 1972:26).
Pada 1209 M, tentara Mongol mengekspansi wilayah Islam seperti Turkistan, Ferghana dan Samarkand. Pasukan Mongol yang ingin masuk wilayah Turkistan mendapat perlawanan dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala Ad-Din. Ia berhasil memukul mundur pasukan Mongol. Pada 1219 M, pasukan Mongol kembalim, kali ini dengan kekuatan 70.000 prajurit. Pasukan Mongol menduduki Samarkand, Balkh, Khurasan, Hamadzan dan Quzwain (Kusdiana, 2013 : 47). Di kota Bukhara yang merupakan ibukota Khawarizm, pasukan Jengis Khan kembali mendapat perlawanan sengit, namun kali ini Pasukan Mongol memenangkan pertempuran. Tempat kelahiran Imam Bukhari, Bukhara menjadi tempat pembantaian massal, harta penduduk dijarah secara besar-besaran.
Setelah kemenangan yang panjang, Jengis Khan merasa kondisi fisiknya kian lemah. Ia membagi wilayah kekuasaannya kepada empat putranya, yakni Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Juchi membawahi sebagian besar daerah barat termasuk wilayah Rusia. Chagatai bagian utara dan timur laut sungai Oxus (Transoxania). Ogotai menguasai bagian timur. Tuli Khan menguasai kawasan Khawarizm. Tuli Khan meninggal pada 1256 M, tahtanya diwariskan pada anaknya, Hulagu Khan (Nursyad, 2014 : 2)
Hulagu Khan merupakan orang yang bertanggung jawab atas penaklukan Persia dan Syria. Hulagu Khan sangat memusuhi Islam, kebijakan-kebijakannya dipengaruhi oleh pengikutnya yang Kristen Nestorian terutama istrinya Dekaz Khatun dan panglima perangnya, Kitboga. Pada 1258 M, pasukan Mongol berjumlah 200.000 yang dipimpin oleh Hulagu tiba di salah satu gerbang menuju Baghdad. Khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Mu’tasim nampak tidak berdaya. Wazir Khalifah Alauddin Ibnu Alqami memendam hasrat agar Kekhalifahan Abbasiyah beralih ke tangan Dinasti Fathimiyah (Syiah). Ibnu Alqani menulis surat kepada Hulagu yang intinya mendukung mereka menguasai Baghdad dan siap memudahkan jalan.
Alqani membeberkan kepada mereka kondisi terakhir Khilafah Abbasiyah, termasuk kelemahan pasukan Al-Mu’tashim. Dari dalam, Ibnu Alqami menyatakan kepada Khalifah bahwa dia telah bertemu dan berdamai dengan Hulagu Khan. Ibnu Alqami meyakinkan Khalifah bahwa Hulagu Khan akan menjamin kedudukan Khalifah, dengan syarat khalifah harus patuh pada ketentuan yang telah disepakati. Khalifah akhirnya berangkat menemui Hulagu Khan dengan diikuti para pembesar istana dengan membawa mutiara, permata dan hadiah berharga lainnya.
Setelah rombongan khalifah sampai di tempat pertemuan. Khalifah beserta rombongannya ditangkap kemudian dibantai dengan keji, bahkan wazir Ibnu Alqami juga dibunuh. Pasukan Mongol dengan mudah memasuki kota Baghdad. Pasukan Mongol dengan keji memenggal seluruh penduduk. Masjid, rumah sakit dan sekolah diratakan dengan tanah. Perpustakaan Bait al-Hikmah beserta koleksi bukunya dibakar dan dilemparkan ke sungai Tigris, hingga air sungai berubah hitam. Pasukan Mongol juga menjarah habis emas, permata, berlian dan harta berharga lainnya milik kekhalifahan. Setelah Baghdad hancur Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah yang telah berusia lima abad berakhir sudah.
photo by kalle-online.net