Keberpihakan Wartawan dalam Pemberitaan Dipertanyakan?

in junalis •  7 years ago 

image
Ilustrasi, Sumber Foto: Jitunews.com

Keberpihakan seorang wartawan dalam penulisan berita sudah hal yang lumrah terjadi saat ini, bahkan mereka ada yang tidak mengindahkan kode etik jurnalistik sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers. Dengan demikian, barangkali timbul pertanyaan di tengah masyarakat mengapa wartawan ada yang memihak terhadap pihak tertentu dalam suatu pemberitaan? Padahal pokok-pokok tugas mereka telah diatur dalam undang-undang yang meliputi norma atau etik jurnalistik.

Jika ditinjau mengenai teori-teori ilmu jurnalistik sangat teratur bagaimana sistim kerja para wartawan khususnya di Indonesia. Tujuan penerapan kode etik jurnalistik adalah untuk menjaga kehormatan profesi jurnalis itu sendiri, profesionalisme seorang wartawan harus dikedepankan dan tidak semena-mena dalam menghasilkan karya jurnalistiknya, untuk memberikan informasi kepada publik. Apabila suatu berita akan terdapat keberpihakan terhadap pihak tertentu dalam berbagai peristiwa maupun kasus, maka apa artinya kode etik dan UU No.40 Tahun 1999 tentang pers tersebut? Wartawan harus cerdas dari segala bidang dan tidak hanya pandai dalam menulis berita, tapi rasa tanggung jawab profesi juga diindahkan, jangan sampai fungsi atau prinsip-prinsip pers tidak diperhartikan lagi. Karena jurnalis mempunyai rasa tanggung jawab kepada khalayak, demi kepentingan masyarakat (publik).

Misalkan, ketika menimpa kasus korupsi, asusila (pelecehan seksual), perampokan, dan pembunuhan yang dialami oleh seorang oknum profesi tertentu atau mitra mereka (wartawan), maka tidak mesti harus ditutupi untuk diberitakan kepada masyarakat luas. Pemberitaan tersebut bertujuan supaya menjadi suatu pembelajaran terhadap kolega yang lainnya, supaya bisa menjaga tingkah atau perilaku baik di tengah masyarakat, apalagi seorang publik figur. Akan tetapi, jika wartawan sudah terperangkap dibawah kendali pihak tertentu, maka integritas seorang wartawan akan hancur tanpa disadarinya.

Pada dasarnya mereka (wartawan) memahami kaidah-kaidah jurnalistik tersebut, namun sebagiannya seperti ketakutan dalam menulis suatu kasus terhadap pihak yang memiliki kekuasaan. Hanya berani mengolah berita datarnya saja, artinya ketika ada pihak yang tersandung kasus maka tidak secara serentak untuk memberitakannya, ini sudah termasuk bagian dari ketingkatan profesionalisme seorang wartawan. Sungguh disayang apabila fenomena ini terus saja terjadi di tengah kehidupan pers khususnya di Indonesia, kompetensi seorang wartawan belum sepenuhnya teruji dan sikap independennya patut dipertanyakan.

Seharusnya, kedekatan seorang wartawan dengan narasumber tidak boleh memengaruhi pemberitaan, dan harus mengedepankan kode etik yang baik. Keberpihakan dalam penulisan berita dengan narasumber ditenggarai akan merusak kredebilitas pers itu sendiri. Kedekatan seorang wartawan dengan narasumber itu sangat penting, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah perekayasaan terhadap berita, maka ini yang sangat harus dihindari oleh wartawan pada umumnya.

Barangkali ini menjadi suatu pertimbangan besar bagi para pewarta, demi mengedepankan kepantingan masyarakat luas…

Terimakasih...

@jealson

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Wartawan & media hrs independen agar demokrasi berjalan di jalur yg tepat

Betul Bang @ismadi, dngan harapan kita demikian..

Menulis dengan hati nurani

Ya, tepat sekali..trmkasih @steem77

Welcome

Cara memasukkan sumber foto : tanda [Sumber Foto](Alamat Link Gambar), Nyan beu lagee nyan baroe ji tubit tulisan warna ijoe @jealson... hehehe,,,

Ya, euntk wate lon posting lom akan ta coba lage nyan..biar mntap..hehe