Pertama-tama mari kita awali dengan beberapa bukti yang menarik. Bulan memerlukan sekurangnya 29,53 hari untuk mengorbit sepenuhnya di sekitar Bumi dalam siklus bulan penuh. Sejauh ini, Bulan akan melewati setiap fase. Karena penjelajahan orbit Bulan membutuhkan waktu kurang dari sebulan penuh, ketika Anda mengklik tanggal besok, Anda akan melihat bahwa Bulan Purnama terjadi sehari atau dua hari lebih awal tiap bulan (tergantung pada jumlah hari di bulan itu).
Ini adalah perjalanan Bulan karena mengorbit di sekitar Bumi yang menciptakan tarian yang dapat diprediksi antara cahaya dan bayangan. Dan meskipun perubahannya mungkin terlihat lambat, pada hari tertentu jumlah bulan yang diterangi matahari dapat beragam hingga 10%.
Empat fase Bulan utama secara berurutan adalah Bulan Baru, Bulan Perempat Pertama, Bulan Purnama dan Bulan Perempat Terakhir. Fase-fase ini terjadi pada waktu yang sangat spesifik dan diukur oleh luminositas Bulan dan seberapa jauh sepanjang Bulan dalam orbitnya di sekitar Bumi.
Fase Bulan baru bisa terjadi ketika Bulan benar-benar gelap dengan luminositas nol persen, sedangkan Fase Bulan Purnama sepenuhnya cerah dengan luminositas 100%. Fase Triwulan Pertama dan Terakhir terjadi ketika Bulan persis setengah diterangi, dengan luminositas 50 persen. Ketika orang menginformasikan "hari ini adalah bulan purnama", penting untuk diingat bahwa itu tidak berarti bulan penuh sepanjang hari, hanya saja Fase Bulan Purnama muncul pada hari ini. Yang mana, pergerakan bulan ini juga dijadikan dasar perhitungan pada kalender hijriyah. Pada kenyataannya, saat yang tepat dari Bulan Purnama dapat dihitung waktunya hingga satuan detik. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang waktu tepatnya Bulan Purnama dan information Bulan Purnama saat ini, lihat waktu Bulan Purnama Saat Ini.
Empat fase Bulan yang tersisa terjadi pada titik setengah antara fase utama. Berbeda dengan fase utama, fase kecil ini tidak terjadi pada waktu atau luminositas tertentu, melainkan fase yang mengilustrasikan fase Bulan untuk seluruh periode waktu antara setiap fase utama. Fase sementara ini adalah Shaving Crescent Moon, Shaving Gibbous Moon, Waning Gibbous Moon dan Waning Crescent Moon. Ilustrasi di bawah ini menjelaskan delapan fase Bulan utama dan small dan di mana mereka terjadi dalam siklus bulan.
Fase Bulan Dalam Sejarah
Bayangkan seorang Neandert hal mengintip dari guanya beberapa malam musim panas yang gelap saat Bulan Purnama naik di atas lingkung langit. Tidak ada apa word play here di Bumi yang seperti benda brilian aneh yang melesat menembus langit malam. Menurutnya apa itu? Tidak sulit membayangkan bagaimana Bulan menjadi sumber dari banyak agama dan mitos sepanjang zaman.
Orang-orang Yunani adalah yang pertama untuk melihat bulan dan fase-fase ilmiahnya. Sekitar 500 SM filsuf dan astronom Yunani Pythagoras dengan hati-hati memperhatikan garis batas yang sempit-- terminator-- antara belahan gelap dan terang Bulan. Berdasarkan bagaimana terminator melengkung di permukaan Bulan, ia menduga dengan benar bahwa Bulan pastilah berbentuk seperti bola.
Beberapa abad kemudian, sekitar 350 SM, Aristoteles melakukan pengamatan Pythagoras lebih jauh. Dengan mempelajari bayangan Bumi melintasi muka Bulan selama gerhana bulan, Aristoteles memperhitungkan bahwa Bumi juga tergolong sebuah bola. Namun, dia beralasan, bahwa Bumi berada di ruang angkasa dan bahwa Bulan, Matahari, dan Bintang berputar di sekitarnya. Dia juga percaya bahwa Bulan adalah bola tembus pandang yang melakukan perjalanan di orbit sempurna di sekitar Bumi.
Baru pada abad ke-16 pemahaman kita tentang Tata Surya berkembang. Pada awal 1500- an, Astronom Nicolaus Copernicus mengembangkan version Tata Surya di mana Bumi dan planet-planet lain mengorbit di sekitar Matahari, dan Bulan mengorbit di sekitar Bumi. 100 thn kemudian Astronom Italia Galileo menggunakan salah satu teleskop pertama untuk mengamati terminator dan menyimpulkan dari bayangan yang tidak rata dari Fase Bulan Sabit Waning bahwa permukaan Bulan dipenuhi dengan kawah dan lembah dan bergerigi dengan pegunungan.
Pengamatan ini revolusioner. Copernicus dan Galileo menjungkirbalikkan pemahaman Aristotelian yang sudah lama dipegang tentang surga sebagai tempat di mana Bumi adalah pusat dari Semesta dan Bulan adalah bola yang halus dan dipoles.