Anda lihat orang orang kaya
Atau anda lihat etnis etnis yang lebih kaya.
Mengapa mereka lebih kaya? Cara yang paling gampang adalah anda lihat orang kaya, anda pelajari dan tiru. Tirunya jangan mentah mentah. Yang cocok buat anda belum tentu cocok buat orang lain.
Tapi anda musti punya gambaran.
Cina sekarang negara maju. Etnis cina cenderung lebih kaya dari etnis lain di Asean. Mengapa? Bisa kah anda tiru?
Pertama itu tidak selalu benar. Orang Asia, termasuk Indonesia, nilai sekolahnya tinggi kok di Amerika. Orang Nigeria dan India dan Yahudi juga makmur di Amerika. Di Indo, gojek dibangun oleh orang bule dan india. Kekayaan orang Cina di Indo agak dibesar besarkan. Tapi ada selisih memang.
Umumnya saya sering mendengar 2 jawaban yang menurut saya terlalu dangkal dan tidak terlalu membantu.
Pendukung Wowo cenderung rasis. Cina kaya karena korupsi, kata mereka, sambil menunjukkan koruptor koruptor yang korupsi di jaman sebelum Pak Dhe jadi presiden.
Pendukung Pak Dhe punya opini lain. Orang kaya karena kerja keras. Itu betul. Tapi apa itu seluruh faktor? Kalau hanya itu saja susah untuk kaya.
Apa yang kita bisa tiru supaya kita kaya?
IQ
IQ amat menentukan dan amat membantu anda kaya. Industri paling maju adalah industri information technology. Itu membutuhkan IQ tinggi.
Ibaratnya anda tinggi, kan main basket jadi gampang?
Tidak ada kan orang pygmy yang masuk NBA.
Negara negara dengan etnis cina yang banyak cenderung ber IQ tinggi.
Dan negara negara itu cenderung lebih kaya. IQ rata rata Hong Kong itu 108. IQ rata rata orang Indonesia itu 87.
Anda pengusaha? IQ membantu anda memilih strategy. Anda mau jadi pegawai? IQ lebih penting lagi. Pernah dengar apa itu psychology test? Itu test IQ.
Anda mau belajar serajin apa juga di sekolah, ujung ujungnya yang ditest oleh employer ya IQ anda.
Kalau ada test mensa, cobalah ikut dan dapatkan nilai. Tau diri sendiri dan tau orang lain anda akan lebih mungkin menang dan untung dalam banyak hal.
Pernah suatu waktu orang Cina tidak di diskriminasi untuk boleh masuk perguruan tinggi negeri. Hasilnya? Konon UI atau ITB mahasiswa cinanya pernah banyak sekali. Saya masih cari sumber. Mengapa? Karena mereka nyogok? Ya tidak. IQ. Orang keturunan Cina ber IQ lebih tinggi dan oleh karena itu lebih bisa masuk perguruan tinggi negeri.
Bagaimana supaya kita bisa lebih kaya?
Tuh lihat, sekolah sekolah dengan nilai ujian tertinggi di Indonesia. Yang nomor 1 SMAK 1. Majoritas sekolah kristen.
Masak itu karena si Cina nyogok lagi? Yang bikin test kan pejabat pribumi. Ini KPAI sampe complen testnya terlalu susah. Padahal di SMAK I, anak anak di sono komplain kok test matematiknya terlalu gampang. Majoritas score perfect 10. Kan konyol. Ujian negara kalo kegampangan buat apa?
Orang ber IQ tinggi tidak perlu korupsi buat kaya. Itu mengapa majoritas orang Cina di Indo justru prefer pemerintah yang bersih dan vote berdasarkan performance.
Ya sederhana aja. Kalo kamu lari paling kenceng tentu kamu ingin lomba lari yang seadil mungkin. Semua start sama sama. Finishnya semua sama. Orang yang larinya pelan ingin "keberpihakan". Tapi dunia adil. Kamu ingin pejabat berpihak ke kamu, artinya kamu kasih kekuasaan ke pejabat. Lha si pejabat, mungkin menganjurkan kamu buat rasis. Tapi dibelakang apa si pejabat rasis juga? Ya tidak. Pejabat yang rasis sogokannya lebih kecil. Rugi.
Makin banyak rakyat yang ingin kevervihakan, makin gede duit pejabat. Dan pejabat tentu bervihak fada cukong yang bayar.
Gitu juga orang ber IQ tinggi ingin pemerintah seadil mungkin. Semua punya kesempatan cukup. Peluang usaha terbuka untuk semua orang.
Majoritas orang Cina di indo pilih Ahok dan Jokowi. Kalau anda mau kaya, ada baiknya anda meniru mereka.
Bagaimana meningkatkan IQ?
Gizi.
Jaman Ahok ada daging murah. Duit kalo nggak di korupsi banyak anak bisa punya IQ lebih tinggi. Jaman Anies, daging murah hilang. Meskipun APBD Anies lebih tinggi, nggak ada duit buat anak anak miskin.
Latihan. Berlatihlah mengerjakan banyak soal soal IQ test dari kecil. Belajarlah matematikan dan programming dari kecil. Coba pahami penurunan rumus semua rumus matematika di sekolah. Tidak bisa tanya di math stack exchange. Usaha. Lama lama anda akan jadi pintar.
Bermain video game juga meningkatkan IQ. Flyn berpendapat kalau IQ manusia naik 15 point karena anak anak bermain video game. Effek ini disebut Flynn effect.
https://en.wikipedia.org/wiki/Flynn_effect
Kalau anak anda suka bermain game dari pada belajar, jangan panik dulu. Video game itu pendidikan yang jauh lebih penting dari pelajaran di sekolah. Waktu bermain game anak anda belajar membuat keputusan. Coba lihat graphic ini
Suatu waktu anda mungkin punya restoran. Lalu anda berpikir, saya bikin menu baru atau saya bikin cabang baru?
Kemudian anda ingat waktu main RPG, apakah 2 handed sword lebih bagus dari 2 handed axes? https://rpg.stackexchange.com/questi...or-to-greataxe
Anda melihat analisa matematis dan membuat perhitungan. Pengalaman itu akan lebih berharga dari pada mempelajari kapan Pangeran Diponegoro meninggal.
Bersikaplah skeptis dengan semua yang diajarkan di sekolah terutama yang berkaitan dengan ideology dan agama. Banyak yang diajarkan tidak masuk akal. Banyak yang nggak jadi duit.
Cara lain untuk ber IQ tinggi? Carilah pasangan yang ber IQ tinggi. Tidak ada cara lebih gampang untuk punya anak ber IQ tinggi dari pada mencari partner berkembang biak yang juga ber IQ tinggi.
Banyak orang berusaha untuk memilih pasangan yang mau menikah resmi, dan/atau masih single (belum laku), atau pasangan yang soleh rajin ke gereja/mesjid/vihara, atau yang lebih montok dll.
Itu tergantung preferensi. Anjuran saya, pilihlah partner berkembang biak yang berIQ tinggi, dan sudah mapan. Kemungkinan besar anak anda akan lebih siap menghadapi era technology bila mereka ber IQ tinggi.
Flexible
Orang Cina didiskriminasi kalau mau masuk perguruan tinggi negeri. Jadi solusinya gimana? Apa jadi tidak kaya? He he.... Nanti kita lihat faktor kedua yang lebih penting lagi dari IQ. Flexibilitas.
Kalau pemerintah memajaki apel. Siapakah yang membayar pajak tersebut? Konsumen apel atau produsen apel? Jawabannya tergantung elastisitas.
https://en.wikipedia.org/wiki/Tax_incidence
Setiap pemerintah merubah aturan yang kena shock selalu yang tidak flexible. Kalau anda petani apel lalu pemerintah import apel, matilah anda.
Tapi kalau anda pedagang yang mengangkut apel dari desa ke kota, dan pemerintah mengimport apel, ya anda tinggal angkut jeruk.
Simple kan.
Karena anda flexible uang anda tidak tergantung keputusan orang lain. Ini mengapa saya amat menganjurkan orang buat jadi pengusaha.
Jadi pengusaha ada boss nggak? Ada. Ada pemimpin nggak? Ada. Justru bossnya pengusaha banyak sekali. Namanya customer, pembeli, konsumen, pemakai jasa.
Justru kalo boss kita banyak kita happy. Mengapa? Kalo satu boss gila, sarap, minta yang aneh aneh gimana? Ya kita tinggal memberi service yang baik ke customer lain.
Contoh yang paling jelas Ahok. Coba si Ahok jadi CEO. Pasti perusahaan yang dia pimpin udah maju sekali. Udah bisa jadi konglomerat dia.
Tapi ya itu. Dia jadi politikus. Bossnya Ahok racis. Ya nasib deh. Ahok susah kepilih lagi. Kalo Ahok di dunia usaha, satu boss racist, dia tinggal cari boss lain yang nggak racist. Tapi karena Ahok politikus, kalo rakyat racist, ya dipecat deh Ahok, sampe masuk penjara lagi.
Lho tapi kalo Ahok kerja ama pihak swasta, lalu bossnya si Ahok untung, artinya yang kaya yang lebih kaya lagi dong?
Ya memang yang adil gitu. Kepada mereka yang punya, ditambahkan dan mereka berkelimpahan. Buat mereka yang tidak punya, yang sedikit yang mereka punya pun diambil. Yesus aja setuju.
Quote:
Sebab, setiap orang yang memiliki akan diberi lagi, dan ia akan berkelimpahan. Akan tetapi, dari orang yang tidak memiliki, bahkan apa yang ia miliki akan diambil.
http://alkitab.sabda.org/verse.php?c...er=25&verse=29
Saya suka hasil kerja Ahok. Tapi saya tidak setuju tujuannya. Menurut saya, terlalu berusaha menolong orang miskin, itu tidak bijaksana. Tolonglah mereka yang adil dan anda akan kaya. Orang sampe miskin, biasanya sakit jiwa. Rasis lah. Percaya takhyul lah. Sirik lah. Kalo mereka berubah, nggak ditolong pun mereka kaya sendiri. Kalo mereka tidak berubah, kita usaha juga paling kita yang rugi.
Semakin anda flexible, semakin besar kesuksesan anda tergantung keputusan anda. Kalau sukses sudah tergantung keputusan anda, menjadi lebih sukses lagi lebih gampang. Anda tinggal crank up faktor yang bikin anda sukses. Anda pun jadi lebih sukses.
Kalau anda lihat, orang cina itu flexible. Majoritas ingin pemerintah bersih dan infrastrukture yang memadai. Makanya mereka pilih Pak Dhe.
Tapi jangan anda pikir kalo mereka bakal mati kalau si Wowo menang.
Kalo negara kita korup, banyak dari mereka tetep bisa kaya, malah mungkin lebih gampang lagi.
Punya Modal
Bisnis yang bagus itu banyak jeleknya.
Kalo semua orang udah tau bisnis itu bagus, semua udah main, margin udah abis.
Dalam ekonomy, dalam "kesetimbangan", semua binis penghasilannya roughly sama dengan opportunity costs.
Ibaratnya gaji buruh pabrik baju vs gaji buruh pabrik semen vs gaji buruh pabrik sepatu.
Ya semua sama.
Kalo gaji pabrik baju lebih tinggi semua buruh pabrik semen pindah kerjaan.
Untuk kaya harus ada "sesuatu"
Anda harus punya barrier of entry. Sesuatu yang anda bisa capai yang orang lain tidak bisa. Salah satu barrier of entry itu modal. Pengusaha kecil returnnya tinggi sekali. 50%-100/% pertahun biasa. Suku bunga di jepang itu .5 persen. Nah pengusaha kecil itu memang punya akses ke pasar uang di Jepang? Tentu saja tidak. Mereka meminjam dari tengkulak atau rentenir. Akses modal mereka itu.
Bunganya bisa 30%-40% per tahun. Di banyak negara maju modal setinggi itu illegal.
Bank tidak mau meminjamkan ke UMKM. Mengapa? Bank main aman. Kalau kamu sukses bisnis dan ROI kamu 100%. Bank akan mendapat bunga 12%. Kalau kamu bangkrut, bank akan kewalahan. Dari pada minjemin ke kamu, bank lebih prefer meminjamkan ke pengusaha real estate. Return mereka cukup fix dan aman. Kalo toh ngemplang ya real estatenya bisa disita dijadikan jaminan. Sedemikian Bank happy untuk meminjamkan ke real estate mereka meminta bunga lebih rendah.
Bagaimana supaya punya modal?
Mulai dari kecil. Waktu kamu punya orang tua, apa apa masih dibayarin, belajarlah bisnis. Usaha apa lah. Beli barang dari ali express jual di tokopedia. Atau banyak bisnis anda bisa coba.
Gagal. Anda masih muda. Coba lagi coba lagi coba lagi
Sukses? Sekali saja?
Dan seumur hidup anda tidak usah khawatir anda diterima di perguruan tinggi negeri atau tidak, atau berapa GPA anda dll.
Tundalah memiliki anak. Nanti kalau sudah jadi millioinaire, boleh lah punya piaraan 10 anak 100. Sampai kaya jangan bikin anak dulu.
Untuk majoritas dari kita, saya menganjurkan untuk memilih presiden atau gubernur yang mau membagikan citizen dividend. Ini satu cara supaya majoritas warga kita punya modal awal sedikit untuk berusaha. Mungkin tidak banyak.
Mungkin tiap orang bisa punya taro lah 2 juta rupiah setahun. Sedikit sekali. Tapi 2 juta setahun bisa buat beli gerobak, mereka bisa jualan. Sesudah agak sukses ya baru dah pinjam dari bank. Begitu Bank lihat anda sudah sukses dalam sekala kecil, mereka juga akan mau memberi pinjaman dengan bunga lunak. Resiko lebih kecil soalnya.
Sampai sekarang baik Wowo, Ahok, dan Jokowi tidak punya program ini. Dan kalau toh ada belum pernah di test. Expectasi saya, Jokowi akan bangun infrastrukture dan Wowo akan support semacam indonistan. Mending Jokowi.
Tapi dua duanya tidak cukup laizes faihre buat saya.
Bertemanlah dengan banyak orang
Salah satu alasan mengapa orang cina kaya adalah karena temannya cina semua. Coba lihat. Orang Batak biasanya pengacara. Orang Cina biasanya pengusaha.
Setiap etnis seperti sudah punya "niche" masing masing. Mengapa karena teman mereka seetnis. Kalo saya orang Batak, saya kemungkinan berteman dengan sesama orang Batak. Ya mereka mungkin membicarakan masalah hukum terus dari pagi siang sore malam. Saya mungkin tidak pernah berbisnis. Taro lah satu Cina ajak ngobrol. Dan itu akan memberi anda pengetahuan bisnis secara cepat.
Bisnis nggak seperti theory. Kalo nggak pengalaman bertahun tahun, anda tidak akan tahu langkah mana yang benar.
Kalau anda hanya berteman dengan satu ethnis saja, anda tidak belajar banyak.
Banyak orang rasis itu miskin. Kenapa? Ya temennya miskin semua. Ada ethnis lain kaya dia musuhi. Kapan orang seperti itu bisa belajar kaya?
Cari teman.
Sisihkan sedikit uang anda untuk mengajak orang kaya makan. Kalo sukses, ajak orang itu makan lebih enak.
Ada pepatah cina bilang, carilah orang kaya dan bertemanlah. Itu akan mengajari anda untuk kaya lebih dari semua buku di dunia. By the way, saya rekomendasikan anda baca buku Rich Dad Poor Dad. Itu lumayan bantu saya sukses.
Kemauan
Ini sudah terlalu panjang. Sampai sini dulu lah. Tapi ada satu faktor penting yang mungkin terlewat. Itu semua cara cara untuk kaya. Tapi itu semua tidak akan menjadi apa apa kalau anda tidak mau kaya. Anda mau kaya tidak?
Saya sendiri tidak terlalu pintar politik. Tapi saya amat curiga kalau negara di dunia itu sebetulnya punya banyak aturan yang fungsinya menciptakan kemiskinan.
Idenya adalah orang kaya susah diatur lebih bagus buat pejabat kalau rakyatnya miskin.
Itu mengapa dulu kita punya subsidi bensin yang besar. Intinya adalah pemerintah memberi incentive untuk memboroskan bensin. Jadi kalau duit buat modal dagang nggak boleh. Tapi kalo dibuang buang jadi bensin boleh.
Itu mengapa banyak nasehat yang saya berikan disini akan bertolak belakang dengan nasehat yang diajarkan disekolah atau bahkan nilai nilai moral yang berlaku di masyarakat.
Karena moralitas masyarakat dibentuk oleh masyarakat supaya anda miskin.
Masalahnya bukan adanya orang yang dirugikan. Masalahnya ada banyak element politis yang memang tidak ingin anda kaya.
Contoh saya menganjurkan orang untuk menunda membuat anak. Tapi pemerintah akan menganjurkan orang untuk membuat anak justru kalo anda miskin. Jadi orang yang miskin, punya anak, disubsidi. Pemerintah bangun sekolah dan lain lain. SBY memberi bantuan tunai langsung ke orang miskin. Itu semua seolah olah untuk memberi incentive orang untuk terus miskin. Orang miskin itu nantinya akan vote untuk campur tangan negara yang lebih besar, ujung ujungnya korupsi jadi lebih tinggi. Seolah ada pola.
Majoritas pajak di negara kita adalah pajak penghasilan. Mengapa? Kok bukan pajak tanah? Kok bukan pajak barang mewah atau pajak VAT. Kok penghasilan yang dipajaki?
Kesannya negara tidak mau kita kaya, lalu kita dihukum karena punya penghasilan, supaya miskin. Orang itu sirik kalau anda kaya dan deep inside mereka mau mencegah itu.
Banyak orang tidak ingin kaya. Mereka tidak ingin orang lain kaya.
Saya pernah dengar artikel tentang orang menganjurkan orang islam berpolitik. Mengapa? Supaya kaya? Bukan. Supaya bisa mencegah orang lain minum minuman keras atau ke pelacuran. Hah?
Larangan pelacuran itu seperti pajak. Seperti biasa yang membayar pajak adalah yang tidak flexible. Siapa yang bayar pajak? Pelacur yang jual memek atau cukong pengusaha yang bisa bisnis lain? Tentu saja pelacur. Tentu saja waktu sesuatu dilarang, pajaknya tidak ke negara tetapi ke polisi. Saya dengar teman saya mau jadi polisi nyogok 60 juta.
Saya curiga itulah sebab hiburan malam selalu dilarang agama, norma, moralitas. Pejabat pejabat kita menguasai apa yang dianggap agama, norma, moralitas di masyarakat. Jadi kalau sesuatu punya nilai commercil tinggi tau tau dibilang dosa, dilarang, lalu pengusaha musti nyetor. Dan ntah bagaimana rakyat diindoktrinasi untuk "melarang" dan "mengatur" hidup orang lain.
Kayaknya banyak "kebahagiaan" sejati untuk banyak orang itu bukan memajukan diri sendiri. Kebahagiaan sejati untuk banyak orang itu mencegah orang lain bahagia, kaya, atau menikmati hidup. Dan saya melihat itu menarik meskipun aneh sekali.
Banyak orang tidak ingin sukses. Mereka hanya ingin orang lain tidak sukses juga. Saya pernah bilang berteman dengan banyak orang. Ya dengarkan saja. Tapi jaga jarak lah.
Saya dengar banyak pendukung prabowo mengeluh. Kok orang Cina lebih kaya? Mereka complain tentang Singapore. Lihat, orang melayu di sono hanya jadi sopir taksi. Pertama itu bohong. Kedua, sopir taksi di Singapore bikin 60 juta rupiah perbulan. Kalau saya lahir di Singapore, saya tidak jadi pengusaha. Saya jadi sopir taksi saja.
Banyak warga kita mengeluh mengapa orang cina lebih kaya di indonesia. Tapi mereka tidak mengeluh mengapa negara kita tidak sekaya Singapore?
Ya gimana gitu lho? Mereka sendiri mau kaya tidak? Mereka tidak mau kaya. Mereka complain orang lain kaya.
Bahkan mereka punya kesempatan untuk kaya pun, mereka tidak akan ambil. Begitu mereka punya cukup, mereka akan meluangkan waktu mereka untuk mempost artikel aneh di WA group dan kaskus. Ups. Hmm... Saya juga musti stop nih.
Mau kaya dan mau mencegah orang lain kaya itu dua hal yang beda lho. Dalam kapitalisme, anda kaya sambil memperkaya orang lain. Jadi kalau anda sirik orang lain ikut kaya, ya anda juga susah kaya. Dalam kapitalisme, pengusaha yang menyenangkan orang lain yang kaya, bukan yang terus mencoba mengurangi kebahagiaan orang lain.
Carilah pemimpin yang sukses mengurangi korupsi di negara kita dan hasilnya sudah kelihatan (untuk 2019 ini saya baru lihat Ahok, Jokowi, dan Jonan). Jokowi mempermudah perijinan dalam semua bidang. Itu artinya peluang kita kaya akan menjadi semakin besar. Asal punya modal sedikit, saya kira majoritas masyarakat kita akan bisa cepat kaya.
Either negara kita bagi citizen dividend, atau ya anda ikuti nasehat nasehat saya di bagian modal. Yang bisa bikin anda kaya adalah diri sendiri. Sebagus bagusnya negara ya yang tidak ikut campur.
Pastikan anda punya kesempatan untuk kaya (IQ, modal, waktu, peluang, pengalaman, ilmu). Anjuran saya, jangan terlalu peduli orang lain. Pasar pasti sudah mengatur semuanya kok.