Mendapatkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah memang adalah salah satu tujuan manusia menjalani pernikahan, sebagaimana firman Allah:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].
Sumber : wahdah.or.id
Kenyamanan, kedamaian dan kasih sayang dalam keluarga merupakan maksud dari sakinah, mawaddah dan rahmah, sebagiamana dijelaskan dalam ayat diatas. Namun ketika seseorang berfikir bahwa matematika dan logika adalah sumber keutuhan dan kebahagian dalam rumah tangga, maka disitulah kehancuran dan kenyamanan dalam keluarga dimulai akibat alasan alasan logika seseorang harus melakukan sesuatu. Misalnya, seorang suami harus harus bekerja mati matian demi memenuhi biaya dan gaya hidup rumah tangga, seorang istri hanya bisa melayani suami dengan baik saat suaminya mampu memberikan belanja yang banyak, begitu juga seorang anak dituntut harus bisa menjadi orang yang sukses dan mampu membalas jasa orang tua karena selama ini orang tua telah membiayai dan menyekolahkan mereka. Lalu dimanakah kebahagian dalam rumah tangga itu, jika semua harus jalan sesuai rumus matematika.
Sumber: aliexpress.com
Matematika menjawab kenapa kita mencintai seseorang, misalnya kerena dia adalah suami, istri atau anak kita, itu logikanya, lalu kita berjuang sekuat tenaga untuk memikirkan masa depan bersama mereka.Logikanya harus bekerja,memiliki ini dan itu, akibat terlalu memikirkan masa depan terkadang kita melupakan masa lalu dan masa sekarang. Masa lalu kenapa kita telah memilih mereka sebagai suami,istri atau anakmu (ingin memiliki anak), masa sekarang adalah ketika kita terlalu sibuk memikirkan masa depan sehingga tak ada waktu untuk mereka,tak mengerti hal hal kecil yang di alami mereka, misalnya menonton pertandingan bola anakmu,memberi pujian atas masakan istrimu dan lain lain.
Sumber; wordpress.com
Masa depan dibentuk dari hal hal kecil yang benar benar harus dinikmati bersama orang dicintai,karena jika ditanya apa alasan kita mencintai mereka,jawabannya adalah karena mereka masa lalu,masa sekarang dan masa depanmu. Artinya kita tidak hanya fokus pada masa depan, sementara banyak hal hal kecil saat ini yang tidak kita perhatikan. Banyangkan saja betapa bahagia seorang istri bila suami mau memuji masakan yang dihidangkannya, seorang anak yang diajak bercanda dan bermain bersama sang ayah. Hal hal kecil inilah yang terkadang sering dilupakan padahal efeknya sangat luar biasa untuk keharmonisan sebuah keluarga.
Semoga tulisan ini dapat memberikan motivasi untuk kita, haza wallahu a'lam.