Pagi ini, sembari menyesap kopi dan menikmati pagi yang bermandikan cahaya, saya membaca sebuah tweet dari Kementerian Perhubungan. Isinya, tak penting-penting amat bagi hidup saya: “#KawulaModa, pada perjalanan kereta api, Deadman Device atau Deadman Pedal wajib tersedia dan berfungsi baik pada kabin masinis”.
Selain tak penting, tweet itu sebenarnya berisi sebuah ejekan, buat saya tentunya. Tak jauh dari bangku saya duduk, di antara pohon kuda-kuda dan tiang-tiang yang mengibarkan bendera 17 Agustus, ada bentangan rel yang juga sedang berjemur “menikmati” matahari pagi.
Rel-rel itu kini dipenuhi ilalang sebagiannya. Di tengahnya tumbuh semak. Sampah plastik, ampas tebu hingga potongan batang kelapa teronggok di atasnya. Di beton penyangga di bawahnya, butir-butir kotoran kambing telah mengering–aman jika dipijak. Namun, yang paling kontras dari itu hadirnya perdu-perdu kecil berbunga warna-warni.
Keponakan saya, Rara, sering bermain di rel itu. Rara yang usianya belum lagi lima tahun itu sering memetik bunga kecil warna-warni itu. “Bunga-bunga rel” itu ia petik sebanyak-banyaknya lalu dijejerkan di atas rel. Setelah itu, ia mulai “memasak” menu yang diciptakannya sendiri di kepala.
Ia tak perlu takut ada kereta api lewat. Yang perlu ia waspadai, pertama, rombongan kambing dan sapi, yang lewat pada jam-jam tertentu. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu–namanya juga rombongan–akan lewat bersama ayah, ibu, kakak, tante atau bahkan kakeknya, sambil memamah rumput yang terselip di sela-sela rel.
Suatu hari, saya dan Rara pernah iseng. Kami bermain tebakan, untuk menandai sapi mana di dalam rombongan itu yang menjadi ayah, anak, ibu, atau kakeknya. Tebakan itu akan berakhir dengan teriakan Rara yang mengusir sapi/kerbau itu menjauh dari beranda belakang rumah neneknya itu.
Yang kedua yang perlu diwaspadai adalah manusia lewat. Karena kereta tak pernah lewat, rel menjadi jalan tak resmi. Banyak orang mengambil jalan itu untuk pulang ke rumah atau sekadar melintas ke kedai depan. Jika ada orang lewat, Rara akan terganggu. Jika orang dewasa tak dikenalnya, biasanya ia hanya menatap orang itu lalu orang tersebut menyadari ada sesuatu di atas rel, yakni “menu” masakan tadi. Bila anak kecil seusianya yang lewat, biasanya juga bergerombolan, Rara akan berteriak kepada mereka agar jangan menginjak bunga-bunga itu.
Tak jauh dari rel tempat Rara menaruh bunga, sebagian rel telah dibongkar dan dijadikan jalan kampung. Jalan ini menjadi penghubung warga untuk menuju jalan besar. Saya tidak tahu pasti alasan kenapa rel itu dibongkar. Mungkin warga jenuh menanti kereta api Aceh yang tak kunjung beroperasi. Kini, sekitar delapan kilometer ke arah Barat dari rumah nenek Rara, memang ada beberapa gerbong kereta api yang beroperasi. Kereta api itu “ngepos” di Stasiun Bungkah, Aceh Utara. Namun, saban sore kereta hanya bolak-balik untuk mengantar pengunjung bertamasya dengan rute Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh sejauh 11,3 kilometer.
Mungkin bagi Rara, tak penting kereta api itu lewat atau tidak. Jika pun lewat tentu ia akan terganggu karena tak bisa lagi bermain masak-masakan. Atau, mengayuh sepeda di jalanan rel itu saban sore bersama teman-temannya. Rara tetap semangat mengayuh sepeda itu walaupun pedalnya telah rusak dan hanya menyisakan dua potong besi sebagai penumpu tapak kaki. Ia sumringah karena telah mampu menyeimbangkan sepeda tanpa bantuan dua roda kecil di kiri kanan.
Ketika membaca tweet soal pedal kereta api dari akun Twitter Kementerian Perhubungan itu, saya mencoba membayangkan seperti apa bentuk pedal itu. Mirip pedal gas mobilkah atau seperti pedal sepeda Rara yang hanya menyisakan dua bilah besi berkarat itu? Pun, ketika membayangkan itu, saya dibarengi perasaan bersalah. Kenapa harus mereka-reka bentuk pedal kereta api di Aceh yang entah tahun berapa ia ada, sedangkan pedal sepeda Rara belum juga terpasang.
dari >>> https://kicaumurai.wordpress.com/2017/08/05/pedal-kereta/
Hi. I am a volunteer bot for @resteembot that upvoted you.
Your post was chosen at random, as part of the advertisment campaign for @resteembot.
@resteembot is meant to help minnows get noticed by re-steeming their posts
To use the bot, one must follow it for at least 3 hours, and then make a transaction where the memo is the url of the post.
If you want to learn more - read the introduction post of @resteembot.
If you want help spread the word - read the advertisment program post.
Steem ON!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
thx
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @themuray! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You made your First Comment
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @themuray! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit