Som: Bonk, bener nggak sih katanya dosa tertua itu adalah dosa seksual?
Bonk: Menurut aku sih bukan Som. Dosa yang paling tua itu yang dilakukan oleh iblis, bukan oleh manusia. Iblislah yang pertama kali berbuat dosa dengan tidak mau menuruti perintah Tuhan karena kesombongannya. Karena merasa lebih mulia dari manusia. Itulah dosa pertama, sombong.
Som: Oh pantes kalau dikatakan bahwa sombong hanya milik Tuhan, makhluk tidak boleh ada yang boleh sombong. Tapi kenyataannya kok manusia banyak yang sombong ya? Bahkan mereka yang belajar agamapun banyak yang bersikap sombong. Padahal agama yang mengajarkan agar manusia tidak memiliki sifat sombong. Kenapa ya?
Bonk: Ada yang bilang bahwa di dalam diri manusia itu ada setannya dan ada malaikatnya. Nah kalau ada setan di setiap manusia, berarti setiap manusia juga menyimpan sifat sombong. Karena setan kan anak buah dari iblis, yang sombong tadi. Orang yang belajar agama bukan berarti sudah terbebas dari sifat sombong. Tak jarang yang belajar agama justru malah bertambah sombong. Merasa dirinya paling mengerti, paling suci, dan terjamin masuk surga. Semakin tinggi derajat seseorang biasanya semakin canggih juga setan yang menggodanya kan?
Som: Berarti tidak ada satu manusiapun yang terbebas dari sifat sombong. Baik miskin kaya tua muda laki perempuan penjahat ulama, pokoknya semuanya ya?
Bonk: Begitulah kira-kira Som. Dan kesombongan bukan hanya individual, tapi terkadang juga kolektif. Kesombongan kolektif ini terkadang jauh lebih berbahaya karena menjadi tidak terasa atau dianggap sebagai suatu kewajaran. Kesombongan kolektif bahkan bisa menyebabkan pertempuran dan kehancuran yangluar biasa.
Som: Contohnya?
Bonk: Contoh yang paling legendaris adalah kesombongan Nazi yang menganggap bangsanya adalah bangsa aria yang paling mulia, dan bangsa lain harus dimusnahkan. Jutaan orang mati karena kesombongan ini di perang dunia kedua.
Som: Makanya agama menekankan pentingnya kesamaan derajat manusia ya Bonk? Apapun suku bangsanya, yang penting adalah derajat keimanannya.
Bonk: Teorinya begitu Som, tapi prakteknya terkadang melenceng jauh. Bahkan setiap agama pasti mengganggap agamanya yang terbaik dan agama lain salah. Dulu perang antar agama sering terjadi karena hal itu. Untunglah sekarang sudah jarang. Nah sehubungan dengan kesombongan kolektif yang berhubungan dengan agama aku pernah dengar ada yang bilang tentang kesombongan orang arab, kesombongan pribumi, dan kesombongan orang barat?
Som: Gimana tuh?
Bonk: Ada yang bilang bahwa orang arab cenderung menjadi sombong karena mereka merasa bahwa bangsa mereka adalah bangsa pilihan tempat Islam diturunkan.
Som: Mungkin juga ya. Tapi banyak kok orang arab yang nggak sombong. Terus kesombongan pribumi seperti apa?
Bonk: Pribumi menganggap bahwa agama yang tidak berasal dari tanah leluhurnya adalah agama impor yang belum tentu cocok untuk diterapkan. Mereka bersikeras bahwa orang pribumi seharusnya menganut agama lokal yang berasal dari tanah leleuhurnya sendiri. Anggapan seperti ini jelas suatu bentuk kesombongan terselubung. Ini sama saja dengan mengatur-atur Tuhan untuk menurunkan agama di setiap tempat yang berbeda. Mana mungkin manusia berhak mengatur-ngatur Tuhannya. Terserah Tuhan mau menurunkan agama di mana kan?
Som: Kalau kesombongan orang barat?
Bonk: Kesombongan orang barat lebih jelas lagi. Mereka telah menetapkan faham sekularisme. Mereka lebih meletakkan logika di atas keimanan kepada Tuhan. Jika Tuhan tidak sesuai dengan logika, maka Tuhanlah yang salah. Mereka lupa dengan teknologi komputer yang mereka telah kembangkan sendiri. Bukankah sebuah robot akan bertindak sesuai dengan program yang dimasukkan ke dalam perangkat komputernya? Demikianlah Tuhan telah menanamkan suatu logika berpikir di otak manusia sesuai dengan keinginannya. Dan dengan logika saja maka manusia akan susah memahami Tuhannya. Hanya dengan hati nuranilah manusia akan diijinkan dan sanggup mendekati Tuhannya.
Som: Wah panjang juga ceritamu Bonk. Belajar di mana kamu semua itu?
Bonk: Hasil pemikiranku sendiri lah. Aku gitu loh...
Som: Sombong juga kamu Bonk.
Bonk: Ups hehehe... ampunkan hambamu ini ya Tuhan. Nggak-nggak kok, itu semua hasil kelilling di dunia maya saja kok.
Som: Ooo... pantesan...