Saat Sekolah Harus Ditutup Karena Kekurangan Murid (Catatan dari Kota Marumori)

in ksi •  7 years ago  (edited)

Marumori2.jpg

Salah satu SD di kota Marumori, Miyagi, Jepang yang ditutup oleh pemerintah karena tidak ada lagi anak-anak usia sekolah di sekitar sekolah tersebut. Sejak 40 tahun terakhir Jepang mengalami defisit penduduk

Kota Marumori adalah kota yang terletak di Prefektur Miyagi dan berbatasan dengan Frefektur Fukushima, Jepang. Marumori sendiri berarti kota yang dikelilingi pohon. Jadi kota yang berpenduduk hanya 13,900 jiwa adalah kota yang sangat asri karena dikelilingi oleh bukit yang berhutan lebat.

Sebagaimana kota-kota lain di Jepang, kota Marumori mengalami penurunan jumlah penduduk sejak lebih dari 40 tahun terakhir. Di Jepang sendiri, penurunan jumlah penduduk diikuti meningkatnya usia harapan hidup telah menjadi fenomena umum dan mendapat perhatian yang besar dari pemerintah untuk memprediksi perkembangan Jepang masa depan. Sebagian ahli menyebut situasi ini sebagai twin phenomena.

Jadi tidak heran jika dalam beberapa kegiatan tur yang saya ikuti sebagai volunter, maka lazim pula dijumpai jika pesertanya kebanyakan para manula (biasanya para pensiunan yang masih memiliki kesehatan prima). Dan hal kebalikannya terjadi saat saya mengikuti kegiatan tracking menelusuri sejarah kota Marumori maka sangat jarang pula saya menjumpai anak-anak yang berkeliaran bermain-main. Padahal saat itu sedang musim semi, saat bunga-bunga sakura sedang memancarkan pesonanya, dan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

Keheranan saya itu segera terjawab saat memasuki sebuah bangunan sekolah dasar dengan halaman luas. Di pintu kiri dan kanan gerbang sekolah ditanami pohon-pohan Sakura tua yang sedang mekar, terlihat sangat indah sekali. Perhatian saya tetuju pada bunyi besi yang begesekan. Bunyi tersebut berasal dari dua buah ayunan besi yang bergerak perlahan ditiup angin. Kedua ujung pengikat ayunan tersebut bergesekan perlahan dan berirama. Ayunan itu tampak tidak terlalu terawat dan sepertinya telah lama pula tidak digunakan.


Marumori.jpg

Ayunan yang terletak di halaman sekolah di bawah pohon Sakura yang sedang mekar

Saat saya mendekati pintu utama gedung sekolah, seorang gadis yang saya perkirakan berusia 25 tahun menyambut kami dengan ramah dalam bahasa Jepang. Saya hanya menangkap beberapa kata untuk selanjutnya menyerah lalu meminta teman saya menerjemahkannya.

Gadis itu adalah alumni sekolah dasar ini. Ia menjelaskan jika sekolah ini telah ditutup sejak beberapa tahun yang lalu. Faktor utamanya adalah anak-anak usia sekolah dasar di sekitar sekolah tersebut hanya tinggal beberapa orang saja. Dengan alasan operasional dan efektifitas maka sekolah itupun disepakati ditutup. Gadis itu terlihat sedih.

Kemudian, ia membawa kami berkeliling memperlihatkan beberapa ruangan yang memiliki kenangan tersendiri baginya. Di lorong utama terlihat beberapa foto yang tak lain adalah kepala sekolah yang pernah memimpin sekolah tersebut. Di bagian didinding yang lain foto kegiatan sekolah terpampang memperlihatkan betapa meriah dan aktifnya sekolah. Namun itu hanya kenangan saja.


Foto para mantan Kepala Sekolah

Karena waktu zuhur telah tiba, saya meminta izin untuk memakai salah satu ruangan untuk Salat. Saya memilih salah satu sudut ruangan yang jendelanya terbuat dari kaca sehingga saya dapat bebas memandang bagian belakang sekolah. Dari sudut itu saya dapat melihat dengan jelas pohon Sakura yang juga sedang mekar. Merupakan tempat salat yang paling indah.


IMG_3622.jpg

Ruangan yang saya gunakan untuk tempat salat

Meskipun sekolah tersebut telah ditutup, pemerintah dan masyarakat setempat menjadikan sekolah tersebut sebagai salah satu bagian dari aset kota yang perlu dijaga. Kisah sekolah itu tetap menjadi cerita yang menarik baik bagi masyarakat sekitarnya maupun para pendatang untuk memperlihatkan perubahan kota Marumori dari masa ke masa.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Macam cerita Laskar Pelangi saja ya bang, tak ada yang daftar :D
Apa penyebabnya, karena mereka enggan menikah dan memiliki anak?

Salah satu faktornya ya mereka enggan (lupa) menikah dan jika pun menikah memilih tidak punya anak.