Acehnologi Review " ANTROPOLOGI ACEH " (volume II: Bab18)

in ksi •  6 years ago 

Pada bab ini membahas tentang antropologi aceh, banyaknya sarjana
internasional atau tamu yang datang ke aceh yang ingin mengetahui
bagaimana keadaan aceh sehingga terjalinnya hubungan antara sarjana
internasional dan sarjana lokal yang berprofesi sebagai pemberian
informasi kepada sarjana internasional dan memiliki tugas untuk
menyenangkan hati sang tamu, namun para sarjana internasional selalu
beranggapan tidak banyak mendapatkan informasi tentang aceh dikarena
para sarjana tersebut tidak dapat memahami pola pikir orang aceh yang
masih tinggal diperkampungan tentu saja memiliki pola pikir yang
berbeda dengan masyrakat yang tinggal didaerah kota. Sehingga para
sarjana internasional kerap sekali melampiaskan kekesalan mereka dalam
hasil penelitiannya.

Pasca-stunami aceh warga asing yang datang keaceh mengalami
peningkatan yang cukup pesat, baik yang datang resmi atau ilegal tentu
saja dengan tujuan yang sama yaitu kekayaan alam aceh yang begitu
melimpah sehingga para warga asing ingin menguasainya. Hasil alam aceh
yang diambil oleh para warga asing dengan istilah investasi yang
sering dimunculkan diatas selimut operasi intelijen, hasil alam aceh
diangkut secara mentah dan dibawah keluar negeri tanpa sepengawasan
pemerintah dan tentunya dalam pikiran rakyat aceh bila diberikan
dengan sejumlah uang dan mereka menerima uang tersebut sambil
tersenyum mengatakan silahkan ambil hasil bumi kami, sungguh miris
acehku.

Ada beberapa modus warga asing yang datang ke aceh, pertama
mendatangkan agen tiga tau empat orang yang tentunya memiliki tugasnya
masing-masing ada yang bertugas menanyakan hal apapun tentang aceh,
ada yang tugasnya melakukan foto-foto, dan bertugas sebagai pencatat.
Kedua dinegara Asia Timur mereka telah mengeyam pendidikan wajib
militer sehingga dapat membentuk sel-sel intilijen diseluruh dunia,
dan salah satu engajaran sebelum masuk ke aceh adalah apapun bisa
diselesaikan dengan uang diprovinsi ini. Ketiga melalui jalur
diplomatik membuka peluang para agen-agen terbaik ke Aceh.
Kajian antropologi aceh ingin menarik lebih jauh lagi mengenai
kebudayaan yang dihasilkan oleh rakyat, kajian budaya aceh merupakan
suatu keharusan untuk memahami mengapa inti Aceh tidak dapat
dicabik-cabik oleh penjajah, penaklukan oleh Jawa dan dominasi budaya
Melayu. Ekspansi orang Aceh hampir dapat dikatakan berada dibeberapa
negara. Namun orang Aceh yang ke pulau Jawa menurut sejarah, para
pendakwah yang telah menghasilkan keturunan hingga memunculkan
kerajaan Islam di Pulau Jawa. Dengan kata lain, orang Jawa ke Aceh
membawa “masalah” sedangkan orang Aceh ke Jawa “menyelesaikan
masalah”.

Kajian antropologi Aceh berupa menjelaskan kebudayaan masyarakat di
pegunungan dan pesisir. Walaupun kajian tersebut diteliti oleh orang
asing namun masih belum banyak disentuh sehingga penelitti muda yang
menggunakan pendekatan antropologi sudah mulai membedah Singkil. Namun
penjelasan kebudayaan dari singkil belum banyak disentuh oleh para
peneliti, studi terhadap interaksi Jawa, Aceh, Gayo sudah mulai
dilirik oleh para peneliti Aceh, peneliti-peneliti tersebut belum
sampai pada kajian yang bersifat kontemplatif, hanya masuk pada
dataran deskripsi dan eksplansi kebudayaan saja.

Salah satu unusur terpenting dalam penelitian antropologi adalah
kajian terhadap budaya, tugas pokok sebagai penafsir budaya sudah
melekat pada seotang antropolog dengan ilmu-ilmu pengetahuan lokal.
Dapat juga dikaji konsep-konsep kebudayaaan masyarakat Aceh, dalam
bentuk abstrak maupun sudah menjadi simbul dalam kehidupan
sehari-sehari. Untuk memudahkan wilayah kerja antropolog Aceh,
dibagikan wilayah kebudayaan Aceh, pertama kebudayaan masyarakat kota
Banda Aceh yang merupakan wilayah yang urban diprovinsi Aceh, kedua
adalah wilayah persawahan-perbukitan-pegunungan yang ada di Aceh
Besar, mulai dari Saree perbatasan dengan Aceh Pidie, hingga ke Lhong,
perbatasan dengan kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan yang ketiga adalah
wilayah kebudayaan Pidie hinggs ke pegunungan yang berbatasan langsung
dengan Aceh Barat dan Bireuen, wilayah keempat adalah wilayah yang
terbentang dari Samalanga hingga ke Krueng Mane mmerupakan tempat
kontestasi kebudayaan yaitu Aceh Pidie, Aceh Tengah, dan Samudra
Pasai, wilayah kelima adalah kawasan dari Sungai Krueng Mane (Aceh
Utara) hingga ke Sungai Jambo Aye yang merupakan perbatasan antar Aceh
Utara dan Aceh Timur. Dan masih banyak wilayah lain dapat dibaca
dibuku Acehnologi Volume 2 (hlm. 582-589).

Salah satu fungsi antropologi Aceh adalah menggali sistem cara pandang
masyarakat Aceh kemudian dipantulkan pada konteks kekinian. Para
penstudi antropologi sudah harus mampu masuk pada tahapan-tahapan
teoritisasi ilmu pengetahuan.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!