Acehnologi Review "KERAK PERADABAN ACEH" (VolumeIII: Bab 22)

in ksi •  6 years ago 

Saya akan kembali mereview buku Acehnologi karya dari Bapak
Kamaruzzaman Bustamam Ahmad Ph.D, lanjutan dari volume dua yaitu tiga
tentang Kerak Peradaban Aceh pada bab 22. Suatu bangsa tidak dapat
dibangun jika masyarakat itu sendiri tidak mempunyai kesadaran
terhadap peradaban mereka sendiri. Kesadaran yang dimaksud disini
adalah kesadaran yang menyebabkan mereka berfikir siapa mereka diatas
muka bumi ini. Aceh pasca abad ke-17 selalu dihadapkan dengan konflik
yang menjadikan manusia sebagai peran utama akan tetapi hal yang
dilakukan untuk mengulangi keberhasilan peradaban ceh selalu mengalami
kegagalan, bisa dilihat ketika Aceh sudah berfikir tidak seperti dulu
lagi yang sudah tidak bertumpu pada spirit ke Acehannya, sehingga
mudah ditaklukan walaupun secara fisik tidak pernah dikalahkan oleh
penjajah namun secara mental kehilangan kesadaran akan peradaban.
Di Aceh pernah ada kemajuan peradaban yang terjadi pada abad ke 16 dan 17Pada saat itu hegel menemukan spirit dan Aceh mengalami hal yang
sama, spirit Aceh yang didasarkan kepada keislaman. Kajian keislaman
tersebut membuat Aceh menjadi maju. Aceh saat bersama dan bergabung
dengan RI diberikan gelar istimewa sama seperti Yogyakarta.

Masjid Raya Baiturrahman, favorit warga Banda Aceh dan sekitarnya untuk shalat idul fitri. foto adji k.jpg

SedangkanYogyakarta yang telah diberikan gelar tersebut semakin mengalami
kemajuan dalam peradaban dan sosok Sultan dianggap sebagai panutan.
Berbeda halnya dengan Aceh walaupun diberikan gelar istimewa tidak
cukup membuat Aceh merasakan jati diri ke-Aceh-annya. Demikian juga
pada saat Aceh diberikan gelar Nanggroe Aceh Darussalam gelar tersebut
telah menunjukkan cikal bakal Aceh seperti Kerajaan Aceh Darussalam,
gelar ini tidak memberikan jawaban yang signifikan bagi orang Aceh.

Aceh masih tetap saja tudak menampakkan keistimewaannya dan
kegemilangan. Aceh pernah memiliki sultan dan juga memiliki beberapa
kerajaan namun semua hanya tinggal sejarah saja. Kerajaan Aceh
ditopang oleh spirit keislaman, spirit kebudayaan, dan ilmu
pengetahuan, ketiga inilah yang menjadi pembentuk jati diri Aceh.
Akhirnya spirit Islam sebagai kekuatan kerajaan Aceh hilang dengan
sendirinya, itulah mengapa kekuatan politik Aceh tidak memiliki sumbu
atau pusat kosmos yang ada di Pulau Jawa.

Hubungan Aceh dengan pemerintah Indonesia memang jarang sekali nampak
mesra hinggai sampai detik ini, kecurigaan kepada Aceh oleh pemerintah
masih ada pada abdi negara. Dan memperkenalkan spirit kepada
generasi-generasi muda agar mereka memiliki kesadaran akan pemahaman
mengenai peradaban Aceh sehingga bisa membangkitkan kembali peradaban
dan dapat mempertahankan kebudayaan. Apabila dalam masyarakat sudah
adanya kesadaran maka tidak akan mustahil peradaban Aceh menjadi
berkembang kembali

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @iramaghfirah! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!