Wedang dongo merupakan salah satu minuman yang sangat mudah Anda jumpai ketika berkunjung ke Kota Solo. Melihatnya sekilas, sulit membedakan antara minuman ini dengan minuman sejenis, wedang rondhe. Menurut pengakuan seorang pedagang wedang dongo, perbedaan antara wedang ronde dengan wedang dongo ada pada ukuran serta jumlah ronde yang disajikan.
Ronde adalah campuran tepung beras dan gula merah yang kemudian dibentuk bulat-bulat. Di bagian dalamnya, diberi isi kacang tanah yang sudah dihancurkan. Ronde pada wedang ronde berukuran lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit dari yang terdapat pada wedang dongo. Tapi sepertinya, perbedaan itu berbeda-beda pada setiap pedagang. slah satu tempat yang menyajikan wedang dongo di solo di jalan teuku umar, no.1 keprabon, banjarsari
wedang dongo dahulunya merupakan minuman khusus keluarga kerajaan. Tapi kemudian, seiring berjalannya waktu, minuman ini menjadi salah satu sajian yang dapat dinikmati masyarakat luas.
Ada dua bahan utama dalam wedang dongo, yaitu air jahe dan ronde. Dua hal ini yang pasti ada setiap kali wedang dongo disajikan. Air jahe dibuat dengan merebus jahe yang sudah di-keprok (dipukul-pukul) bersama gula Jawa dan daun serai. Perebusan dilakukan hingga air mendidih.
Saat disajikan, kedua bahan utama tersebut ditambahkan dengan bahan-bahan lain sebagai penambah kenikmatan rasa. Bahan-bahan tersebut antara lain kolang kaling serta kacang tanah.
Satu bahan yang tidak ditemukan di wedang dongo tapi sering dijumpai di wedang ronde adalah irisan roti tawar. Wedang dongo biasanya disajikan di sebuah mangkuk kecil. Harga satu porsi wedang dongo berkisar antara Rp2.500 sampai Rp5.000.