Pembunuhan Seusai Jumat - Kisah Cabai China Tersungkur Tak Berdaya

in life •  7 years ago 

image

Seperti biasa Aku memilih Masjid At-Taqwa Muhammadiyah sebagai tempat menunaikan salat Jumat. Pilihan masjid ini murni bukan pilihan ideologis (karena Aku bukan warga Muhammadiyah-dan juga NU), melainkan karena dekat dengan tempat tinggal dan jamaahnya tidak begitu ramai.

Sebenarnya ada alasan lain kenapa Aku lebih memilih salat Jumat di masjid ini. Aku tak akan memberitahu alasan ini pada sembarang orang, bukan apa-apa, Aku hanya takut nasib masjid ini nanti serupa dengan surau kecil di komplek kantor Dolog di bilangan Daud Beureueh: selalu penuh tiap waktu terawih. Tiap ramadhan, lokasi salat tarawih Dolog ini jadi favorit anak muda kota (atau yang tinggal di kota).

Di masjid At-Taqwa ini, Aku selalu bertemu dengan teman yang jadi jamaah tetap. Secara umum, wajah orang yang salat Jumat di sini memang tak jauh berubah: orangnya itu-itu saja. Ada yang berwajah Turki, ada Aceh tulen, dan ada yang berwajah indo. Mereka kompak menjadi pengisi shaf tetap di masjid yang lantai duanya disulap jadi lokasi shalat.

image

Aku tak akan mengulas soal isi khutbah (padahal jadi alibi kuat untuk menunjukkan bahwa aku benar-benar pergi ke masjid), yang kontennya sangat berisi. Sebab, yang hendak Aku ceritakan ini bukan kejadian di lokasi masjid, melainkan setelah aku keluar dari lokasi masjid.

Begitu keluar dari pintu masjid, rintik hujan mulai terasa menimpa wajahku dan di kaca spidometer sepeda motor yang aku kendarai. Aku mengira bakal turun hujan lebat. Karena butuh koneksi internet, Aku tak langsung pulang ke rumah melainkan memilih mampir di ruko Bereh, milik temanku yang juga seorang Steemian (dia mengelola akun @siagamz). Sejak dua hari yang lalu, kuota internet-ku habis dan belum sempat aku isi lagi.

Baru lima menit aku berselancar ria, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Aku menggeser sepeda motor lebih ke dalam agar tidak terkena tempias, sehingga aku lebih nyaman bermain internet. Tiba-tiba aku melihat sesuatu yang membuatku risau: pertarungan yang sangat tidak seimbang. Apa yang aku lihat itu lebih mirip penindasan dan penghukuman yang sangat kejam.

Bayangkan saja, air hujan yang turun melewati sebuah corong (bahasa Aceh: nuran) dengan kejam menginjak-injak batang cabai china. Hantaman yang terus menerus itu membuat cabai yang sudah berbuah itu menjadi tak berdaya. Air hujan yang membentuk lingkaran bergigi itu dengan sadisnya menghancurkan dahan cabai yang sebenarnya tumbuh kokoh itu. Tapi, pukulan terus menerus membuatnya lemah. Aku tak sempat mengintip berapa banyak buah cabai tersungkur tak berdaya ke tanah basah.

image

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

wakaka...trok bak campli keunoeng ujeun kajeut keu SBD

Hahaha...hana buet beunoe wate preh ujuen dikeue keude Bereh. Rupajih bereh cit

Semoga Cabainya sehat tanpa kekurangan suatu apapun, dan untuk air hujan semoga debitnya dipelankan sedikit biar gk patah tu cabainya. Aminnn..

Saya hanya bisa mengaminkan saja doa di kala hujan ini. Amin

Ah bang, kamu mengarang lagi.

Hahaha...teungoh preh ujuen. Bek hana buet sagai

setelah saya baca, kayak ada rasa ngeri juga ni bg (y) hahahahaha. salam kenal bg saya dari lhokseumawe (y)

Ah, mana pula ngeri, cuma batang cabai kena hujan. Salam kenal juga dari saya di Banda Aceh.

Rupa jih pengalaman pribadi....hihi

ata ta kalon di keue mata hai tgk Ansari haha

Batang cabai yang Malang. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. AMIN

Semoga cabang nya tumbuh lagi dan berbuah lebih lebat. Amin

Iya.. Biar penerusnya si bapak cabe ada.

ini, fiksi ya mas ?

bacanya seakan-akan di tarik ke dunia khayal

Hahaha...itu cerita ringan sepulang jumat

lucu lho bang, menghibur, tapi ana harap ini kejadian nyata sih

Ini fakta dan nyata

alhamdulillah

Saya pikir tadi penganiayaan terhadap manusia, wah ga tau nya pohon cabe..
Keren banget @acehpungo, pohon cabe yang di terjang hujan aja bisa menjadi postingan yang mantap dan menarik perhatian untuk di baca, semoga maju terus ya..

Terima kasih @ami92 sudah mau mampir ke sini. Saya hanya mencoba menulis rutin biar Steemit saya ini tidak sepi :)

Sebenarnya ada alasan lain kenapa Aku lebih memilih salat Jumat di masjid ini. Aku tak akan memberitahu alasan ini pada sembarang orang ...

Jadi padup meunet khutbah jumat di meuseujid nyan? Kadang meukeunong. Bah ta tamah anggota meusidroe dua teuk. Haha

Pokokjih wate tawoe Jumat dari sinan, bak tempat laen mantong dibaca khutbah. Dan geutanyoe dipike hana tajak Jumat hahhaa

Meu keunong sang. haha

Saboh jamaah ngen bang bili. :D

awas kepedasan nanti, jika udah terlalu pedas bisa pungoooo