Renungan 20 Ramadhan ~ Hadiah Spesial ~

in life •  6 years ago  (edited)

image

Sudah berapa kali kita mengalami Ramadhan? Belasan kali? Puluhan kali?

Yang mana pun, mari cek realita ke diri masing masing: apakah yang pertama kali terpikir di benak kita saat mendengar frase “bulan Ramadhan”?

Apakah jawabannya puasa, sahur, pulang kantor lebih cepat, ngabuburit, taraweh, lebaran, kolak, lontong, opor, mudik, THR, atau baju baru?

Diakui atau tidak, disadari atau tidak, pasti kita memikirkan salah satu dari kata-kata di atas. Itu wajar. Pasalnya, kita sudah memiliki kenangan koletif tentang Ramadhan dari tahun-tahun sebelumnya, di mana kebiasaan, kewajiban, dan budaya di kala Ramadhan memang tidak jauh dari kata-kata tersebut.

Namun, ada yang kurang. Di atas segalanya, Ramadhan spesial karena satu alasan khusus: Ia adalah bulan di mana Al-Quran turun.

“Oh, cool. keren. Jadi, kenapa kalau Al-Quran turun di bulan ini? Apa aku harus bilang ‘wow’?”

Kenapa?
Oh, baiklah. Diakui atau tidak, disadari atau tidak, selama ini masih ada beberapa dari kita yang hanya menganggap Ramadhan sebagai “bulan dengan rutinitas berbeda”. Biasanya tidak puasa, sekarang puasa. Biasanya tidak ngabuburit, sekarang ngabuburit. Biasanya tidak taraweh, sekarang taraweh. Biasanya tidak ada kolak, sekarang ada. Biasanya tidak ada acara lawak di tv pas sahur, sekarang ada.

Setelah semuanya selesai, ya sudah, selesai. Kembali ke rutinitas normal. Tahun depannya terjadi lagi, ya sudah, jalani lagi. Tahun lusanya begitu lagi. Tahun lusa-lusanya begitu lagi.

Yap, Ramadhan hanya dianggap sebagai siklus tahunan yang berulang. Tidak kurang, tidak lebih.

Kamu tahu, anggapan itu harus diubah sekarang. Ini baru hari pertama. Dan selagi kita masih hidup, bernapas, masih dapat di perbaiki, sekaranglah saat yang tepat.

image

Kawan, Ramadhan bukan sekedar siklus atau “bulan dengan rutinitas berbeda”. Ia adalah hadiah paling spesial dari-Nya khusus untuk kita. Hanya untuk kita.

“Hadiah?? terang saja, ada yang tak pernah merasakan Ramadhan sebagai hadiah. Kecuali yang dirasakan maksudnya adalah THR, bisa pulang kampung, baju baru, cuti bersama yang panjang, atau makanan yang lebih bervariasi saat Ramadhan. Itu persepsi sebagian? ”

Duh, itu kan hadiah yang kecil sekali. Tak seberapa. Ada hadiah yang jauh lebih spesial daripada itu. Dan kita harus memenuhi satu syarat untuk menerimanya: kita harus memperlakukan Ramadhan secara spesial. Ya. Spesialkan Ia, maka ia akan spesialkan kamu.

Rumus yang sederhana dan mungkin terdengar tidak logis. Namun percayalah, itu terbukti. Secara pribadi, saya telah membuktikannya dan rasanya luar biasa. Ketenangan hati, lelehan air mata, berdamai dengan masa lalu, gundah dan cemas yang diretas, waktu-yang-melambat-seakan-berhenti, hingga endapan penyakit hati selama bertahun-tahun yang tersembuhkan. Andai saja bisa membagi semua sensasi luar biasa itu padamu, pasti akan ku bagi sekarang juga.

Namun sayangnya tidak. Karena semua itu kita sendiri yang harus berusaha mendapatkannya.

Tak masalah, ingat saja kata kuncinya: perlakukan Ramadhan dengan spesial.

“Perlakukan Ramadhan dengan spesial. Ya. Ok. Baiklah. Emm. Tapi, ngomong-ngomong… bagaimana caranya?”

image

Ingat saja kata kunci kedua: Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran. Kita merayakan turunnya Al-Quran di bulan ini. Maka untuk membuatnya spesial, isilah aktivitasmu dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Al-Quran.

Lakukanlah aktivitas yang bahkan tidak pernah terpikir olehmu sebelumnya, seperti membaca Al-Quran secara rutin, membaca terjemahannya, membaca tafsirnya, menambah hapalan Al-Quran, hingga mengganti hobi mendengar musik dengan mendengar murottal.

Dan ketika sepuluh malam terakhir tiba, niatkan dirimu untuk berdiam diri di masjid semalaman. Tujuannya satu: supaya kamu punya lebih banyak waktu untuk “bergaul” dengan Al-Quran.

Ya, aku tahu, itu semua terdengar berat dan membosankan, apalagi bila kamu jarang melakukannya. Namun tak apa. Pelan-pelan saja. Yakinkan saja pada dirimu bahwa kamu ingin berubah. Dan alasannya bukan karena aku menyuruhmu, bukan karena para ulama menyuruhmu, atau bukan pula karena ia wajib dikerjakan dan dosa bila ditinggalkan.

Ada alasan yang jauh lebih kuat daripada itu, yaitu karena kamu ingin mendapatkan hadiah spesial Ramadhan. Pasalnya, hadiah itu akan selalu tersembunyi kecuali kamu menganggapnya spesial.

Kamu tak akan menyesal. Sekarang atau tidak di masa yang akan datang.

Source_Image : 1, 2, 3

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

You got a 34.61% Upvote and Resteem from @ebargains, as well as upvotes from our curation trail followers!

If you are looking to earn a passive no hassle return on your Steem Power, delegate your SP to @ebargains by clicking on one of the ready to delegate links:
50SP | 100SP | 250SP | 500SP | 1000SP | 5000SP | Custom Amount

You will earn 90% of the voting service's earnings based on your delegated SP's prorated share of the service's SP pool daily! That is up to 38.5% APR! You can also undelegate at anytime.

We are also a very profitable curation trail leader on https://steemauto.com/. Follow @ebargains today and earn more on curation rewards!

Saya hanya ingin bilang wow untuk tulisan ini. Hadiahya..20180605_190140.jpg

Hahaha...menyoe lage nyan cok foto takot meruah mandum

Lam mesjid hanjet that takalak2 kamera. Nyan dari dalam ijakrong lon cok. Khsus kedroeneh

peu hanjet, lawet nyoe bet mantong ka mulai kalon bak hp, hana le buka quran