Steemians, hidup itu kuat, hebat, besar. Yang sederhana itu sikapnya.
Demikian sebuah petuah yang sering saya ingat manakala memasuki alam kontemplasi, merenung akan makna kehidupan. Sesekali saja, tidak perlu dan tidak boleh terlalu sering. Soalnya hidup akan terus berjalan.
Orang bijak berkata, hidup akan mulai kehilangan rasa bahagianya bergantung kepada sikap kita sendiri. Tidak ada kaitannya dengan perbuatan atau keadaan orang lain. Kebahagiaan hidup akan memperoleh ujiannya dapat kita lihat dari tiga kondisi:
- Saat kita mulai membandingkan apa yang kita punya dengan apa yang orang lain miliki.
Boleh-boleh saja, tapi sebaiknya hanya sekedar untuk memotivasi diri. Motivasi dalam arti positif untuk berkarya dan bekerja lebih giat lagi.
- Saat kita mulai membandingkan apa yang kita punya hari ini dengan apa yang kita punya di masa lalu.
Masih boleh, selama diarahkan untuk memotivasi untuk berkarya dan berprestasi lebih giat lagi. Jadi, sebaiknya hal ini memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin. Bukankah orang yang sama saja dengan hari kemarin akan merugi dan yang lebih buruk akan celaka, sebagaimana yang diajarkan dalam agama.
- Saat kita sudah mendudukkan pencapaian duniawi di atas akhirat.
Hal ini sangat salah kaprah. Kita akan cenderung mengabaikan nilai-nilai dalam memperoleh suatu pencapaian prestasi dunia. Akibatnya, kesuksesan yang diraih pun semu. Misalnya, bersedekah dari hasil korupsi. Atau, memplagiat karya penulis lain. Mungkin kerugiannya tidak kita rasakan saat ini, namun pasti akan dirasakan cepat ataupun lambat.
Baiklah, demikianlah seulas motivasi di siang hari. Semoga bermanfaat ya Steemians.