Kisah ini berawal dari sejumlah manusia yang memburunya demi mendapatkan beberapa persen uang. Lagi-lagi kebutuhan finansial kembali menjadi alasan bagi manusia untuk menjadi brutal tak beretika. Hal inilah yang mengakibatkan si Uteun mengalami kesedihan dan kesendirian karena terpisah dari keluarganya.
Sebelumnya si Uteun sedang bersenda gurau menikmati waktu bersama keluarga tercintanya. Ibu si Uteun sangat menyayanginya hampir setiap detik si Uteun selalu bersama Ibunya, waktu itu si Uteun masih berumur sekitar 1 bulanan. Haripun silih berganti ibu si Uteun dengan tanpa pamrih terus berjuang untuk menafkahi anaknya demi keselamatan dan kesehatannya.
Perjalanan panjang pun dilaluinya, dalam perjalanan tersebut sampailah ibu si Uteun di tempat dimana ia biasa mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan perutnya. Namun apadaya nasib berkata lain, saat ia sedang menikmati makanan bersama anaknya muncullah beberapa manusia dengan senjata laras panjangnya. Mereka mengejarnya, memburunya, dan juga menembakinya hingga ibu si Uteun dengan terpaksa mengendong kembali anaknya dan berlari untuk menyelamatkan diri. Sayangnya peluru telah menembus badannya dengan keadaan lemas berdarah ibu si Uteun terus berlari menyelamatkan diri hingga akhirnya tersungkurlah ibu si Uteun di suatu tempat karena pendarahan dan ia pun mati.
Si Uteun dengan lugunya ia membangunkan kembali ibunya dengan menarik-narik tangan ibunya namun tak juga bangun kembali. Si Uteun terus menunggu ibunya bangun kembali, haripun terus berganti hingga ia merasakan kekosongan dalam perutnya. Kemudian ia pergi untuk mencari makanan dengan langkahnya yang masih merangkak dan bertatih-tatih ia tetap berjalan, dalam perjalanan itulah ia ditemukan oleh seorang manusia yang baik hati yang mau merawatnya hingga ia tumbuh besar seperti sekarang. Inilah penampakannya sekarang :
Demikianlah kisah sedih si Uteun seekor monyet yang ditinggal mati oleh ibunya saat masih bayi. Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung di blog saya.
Posted by @husnulyaqien